Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial

"Kami sudah menyelesaikan misinya." Ucap Leon sambil meletakkan sekantung taring Wild wolf di atas meja resepsionis.

"Su-sungguh? Bukankah ini terlalu cepat? Ini misi rank D lho?!" Wanita resepsionis itu terheran-heran.

"Tentu saja cepat, karena kemampuan kami sudah melebihi rank E!" Leon berkata dengan percaya diri sambil tersenyum lebar.

Aku sama sekali tidak menyangkal kalimat itu, kemampuan mereka memang benar-benar melebihi seorang rank E, bahkan seorang rank D sekalipun tidak sehebat mereka.

Sementara itu aku yang lemah ini hanya bisa melemparkan bola api, kalau bukan karena mereka berdua mungkin aku akan diterkam oleh Wild wolf yang selamat dari serangan ku.

"Juga Amelia, apa kau tahu? Livia itu sangat hebat lho! Baru kali ini aku melihat sihir yang sangat hebat seperti yang digunakan olehnya!" Ujar Leon secara tiba-tiba yang membuatku hampir terjatuh karena terkejut.

"Benar sekali! Saat pertama kali melihatnya aku juga terkejut sampai tidak bisa memalingkan pandanganku!" Anne yang pendiam juga terlihat senang saat menceritakan pengalamannya.

Juga, aku baru tahu kalau nama dari wanita itu adalah Amelia. Selama ini aku tidak pernah menanyakan hal itu kepadanya padahal sudah hampir satu bulan kami sering bertemu.

"Ehm! Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Bukankah yang paling berkontribusi disini itu adalah kalian?" Ujarku dengan malu karena mereka terus memuji sihirku saat berbincang dengan Amelia.

"Justru yang anda katakan itulah omong kosong yang sebenarnya! Anda yang paling berkontribusi dalam kelompok ini, jadi jangan terlalu merendah dan berbanggalah!" Leon berkata dengan semangat. Anehnya pemuda ini langsung menggunakan bahasa formal saat sedang berbicara denganku.

"Begitu kata mereka, Nona. Sebaiknya anda terima saja karena mereka berdua ini benar-benar keras kepala." Amelia terlihat canggung saat mengatakannya.

"Um.. baiklah." Jawabku dengan pasrah.

"Begitulah seharusnya! Amelia, pembagiannya adalah 30:70. Kami 30 dan Livia 70!" Ucap Leon secara tiba-tiba yang membuat alis mataku sedikit berkedut.

"Baik, Tuan Leon!" Amelia menjawab dengan sopan kemudian berlari ke ruangan dibelakang meja resepsionis.

Beberapa saat kemudian Amelia kembali dengan 2 kantong yang ukurannya cukup berbeda. Amelia memberikan kantung kecil kepada Leon dan Amelia sementara yang besar diberikan kepadaku.

"Apa kalian tidak masalah dengan pembagian seperti ini?" Aku bertanya karena penasaran.

"Tidak apa-apa, Nona. Sebagai gantinya jika lain kali anda mengambil misi yang membutuhkan kelompok, silahkan undang kami untuk berpartisipasi." Leon berkata sambil tersenyum tipis. Dari tingkahnya itu aku mulai yakin kalau pemuda dihadapanku ini adalah seorang bangsawan.

Kemudian aku kembali ke penginapan sambil membawa sebuah kantung sebesar kepalaku. Isinya adalah 10 Koin emas, 95 Koin perak, dan 500 koin perunggu. Untuk saat ini aku sudah memiliki uang yang cukup untuk bertahan hidup selama beberapa tahun tanpa bekerja. Aku menabung banyak di dalam kamar penginapanku.

Meski begitu aku cukup khawatir menyimpannya di tempat ini, karena penginapan ini merupakan tempat umum dan kunci kamarku bukanlah satu-satunya cara untuk masuk ke dalam sini.

"Andai saja aku bisa membawa semua uang ini agar lebih aman." Aku menghela nafas.

"Ah, benar juga! Mungkin saja ada sihir yang berguna di Menara itu!"

Tanpa membuang lebih banyak waktu untuk berpikir, aku pun langsung beranjak dan pergi menuju menara sihir.

Sesampainya aku disana, suasana di tempat itu benar-benar berbeda dari sejak terakhir kali aku berkunjung. Ada banyak orang yang keluar dan masuk dari pintu kembar itu, dan mereka semua menggunakan jubah dengan warna yang berbeda-beda.

Ketika aku masuk ke dalam, tempat itu benar-benar ramai dengan penyihir. Aku sampai berpikir kalau mereka akan segera mengadakan festival khusus untuk para penyihir.

"Ah, selamat datang Nona! Apa anda sudah berniat untuk bergabung dengan Menara Sihir?" Gadis itu bertanya dengan antusias. Benar-benar tidak ada yang berubah darinya sejak terakhir kali kami bertemu.

"Masih belum, tapi aku ingin bertanya tentang suatu."

Gadis itu berkedip beberapa kali kemudian tersenyum. "Apa yang ingin anda tanyakan?"

"Apa ada sihir yang dapat digunakan untuk menyimpan barang?" Aku bertanya langsung pada intinya.

"Tentu ada." Jawab gadis itu dengan cepat.

"Sungguh?!"

"Ya, semua penyihir menggunakan sihir itu untuk menyimpan barang mereka, Nona. Contohnya seperti ini–" Gadis itu mengangkat tongkat sihirnya kemudian bertindak seakan mengambil sesuatu dari udara.

Saat gadis itu menarik tangannya, sebuah buku sihir berwarna ungu gelap secara tiba-tiba sudah berada dalam genggamannya.

"Benar-benar bisa!" Aku terkejut sekaligus penasaran dengan cara kerja sihir yang digunakannya.

"Hehe, itu bukan hal yang sulit selama dipelajari, Nona. Jika anda ingin mengetahui seluk beluk tentang sihir ini, anda dapat membeli buku sihirnya seharga 5 Koin emas! Namun, jika anda adalah anggota menara sihir anda hanya perlu membayar sebesar 50 koin perak!" Jelas gadis itu.

Sungguh perbedaan yang sangat drastis, apa ini yang dinamakan diskriminasi dan hak khusus? Menara ini benar-benar memanjakan anggotanya ya.

"Aku akan membelinya." Ucapku sambil menaruh 5 Koin emas di atas meja. Aku tahu kenapa gadis itu mengucapkan kalimat tersebut, dia ingin aku bergabung dengan menara ini. Tapi sayang sekali, sebelum aku berusia 17 Tahun aku tidak ada niat untuk mendaftar sebagai anggota!

"Silahkan, Nona." Gadis itu memberikan buku yang dipegangnya kepadaku.

Buku itu cukup tipis, namun kertasnya sama sekali tidak usang. Apa karena hanya membahas satu jenis sihir saja? Entahlah, aku tidak mengerti dengan hal-hal seperti itu.

"Aku akan berkunjung lain kali jika ada perlu." Ucapku sambil berjalan ke pintu keluar.

"Eh, apa anda benar-benar tidak berniat untuk bergabung, Nona? Padahal saya benar-benar mengharapkan kehadiran anda di tempat ini!" Gadis itu menggembungkan pipinya.

"Aku sudah bilang bukan? Sebelum berusia 17 tahun aku tidak ada niat sama sekali." Kemudian aku menutup pintu kembar itu dengan pelan.

"Huh, benar-benar orang yang merepotkan." Aku sama sekali tidak terbiasa dengan sifatnya yang blak-blakan.

Sebelum kembali ke penginapan, aku membeli beberapa makanan di sebuah toko yang cukup ramai.

"Sihir Spasial." Judul besar itu tertulis pada sampulnya.

Saat aku membuka halaman pertama, aku dapat menemukan lukisan wajah seorang pria tua berjanggut yang mengenakan seragam penyihir dengan jubah berwarna ungu. Pada ujung halaman bagian kiri bawah, tertulis sebuah nama. "Leonardo Darkvile."

Pada halaman kedua dan seterusnya, ada banyak sekali penjelasan tentang apa itu sihir Spasial, apa kegunaannya, siapa penemunya, bagaimana strukturnya, cara mengaktifkan nya, dan syarat pengaktifan.

Aku membacanya dengan seksama sambil memperhatikan beberapa bagian penting seperti kegunaannya. Kemudian pada halaman terakhir, tertulis lah cara menggunakan sihir Spasial dan teori dasarnya.

Saat aku membaca bagian tersebut, aku pun bersyukur karena memiliki kecocokan empat elemen dasar.

Terpopuler

Comments

Zeils

Zeils

Entah mengapa aku semakin sibuk setiap harinya. Aku sangat ingin bersantai dirumah sambil membuat diriku nyaman dengan suasana yang tenang. Namun dunia sepertinya tidak menginginkan aku mendapatkan semua kemudahan itu.
Bagaimana dengan chapter terbaru ini? Tolong berikan kritik dan saran kalian. Aku membutuhkannya.
Jangan lupa follow IG ku! aku butuh banyak followers, aku jujur tentang hal ini.
IG: zeils_evanescent

2024-04-17

6

Chaos Endless

Chaos Endless

Chapter ini cukup bagus, tapi tidak ada hal menarik yang membuat tertarik untuk membaca chapter ini.
Aku menantikan chapter selanjutnya. /Smile/

2024-04-19

0

Manusia lewat

Manusia lewat

Perkembangan yang lambat ya, tapi aku suka kok:)
Lanjut thor

2024-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2 Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3 Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4 Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5 Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6 Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7 Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8 Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9 Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10 Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11 Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12 Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13 Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14 Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15 Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16 Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17 Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18 Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19 Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20 Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21 Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22 Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23 Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24 Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25 Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26 Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27 Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28 Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29 Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30 Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31 Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32 Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33 Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34 Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35 Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36 Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37 Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38 Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39 Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40 Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41 Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2
Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3
Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4
Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5
Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6
Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7
Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8
Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9
Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10
Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11
Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12
Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13
Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14
Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15
Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16
Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17
Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18
Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19
Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20
Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21
Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22
Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23
Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24
Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25
Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26
Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27
Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28
Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29
Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30
Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31
Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32
Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33
Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34
Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35
Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36
Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37
Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38
Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39
Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40
Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41
Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!