Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak

"Huh–?"

Aku menatap gadis itu dengan heran. Kakak? Kenapa dia ingin memanggilku kakak? Seingatku aku sama sekali tidak pernah melakukan hal yang membuatnya tertarik kepadaku.

"A-anda mungkin tidak mengingat nya tetapi, Nona Livia sudah beberapa kali menyelamatkan saya dari maut, saat kita sedang melakukan misi bersama saya selalu menjadi target dari monster, dan hal itu selalu membuat saya berada dalam bahaya."

"Meski saya bisa menghindar dengan berpindah tempat secara berkala, sebagai pemanah energi sihir saya itu terbatas. Pada saat-saat seperti itu anda selalu menyelamatkan saya, dan cara anda melakukannya benar-benar membuat saya tersentuh." Anne menjelaskan alasannya dengan senyum kecil.

"Tapi, bukankah terlalu aneh jika kau memanggilku, kakak?" Aku menatapnya dengan heran, menurutku kami itu seumuran jika membandingkan tinggi dan sikap–

Tunggu, tinggi?

Jika diperhatikan tinggi kami itu hanya beda beberapa mili meter, dan melihat reaksi semua orang yang menganggap ku masih anak kecil–

"A-anne, ngomong-ngomong berapa usiamu?" Aku harus memastikan hal ini terlebih dahulu.

"Hm? Usiaku 14 Tahun."

Sudah tentu begitu! Normalnya hanya anak berusia 14 tahun yang sependek diriku! Sungguh, ku pikir selama ini kami seumuran!

"Begitu ya–" Karena Anne masih dalam masa pertumbuhan pasti dia akan terus bertambah tinggi. Sementara aku mungkin akan tetap seperti ini, gadis pendek yang menyedihkan.

"Kalau kau bisa menjelaskan alasan terbesarmu ingin memanggilku Kakak. Aku akan mempertimbangkannya." Ujarku yang membuat gadis itu tersenyum lebar.

"Aku menyukai nona Livia sejak pandangan pertama!"

"Jangan mengatakan hal yang ambigu semudah itu!"

"Ambigu?" Gadis itu memiringkan kepalanya. Sepertinya dia tidak mengerti arti dari kata 'ambigu'.

"Ehm! Bukan apa-apa."

Sepertinya aku menjadi terlalu sensitif mengingat perbedaan usia kami.

"Yah, terserahlah..." Kalau dia memang sebegitu menyukai diriku, maka biarkan dia melakukan apa yang dia mau.

"Apa boleh?" Gadis itu bertanya.

"Ya, tapi aku punya syarat."

"Syarat?"

"Kau tidak boleh berbicara secara formal kepadaku. Hal itu membuatku sangat tidak nyaman."

"Tentu, sesuai keinginan kakak!" Gadis itu langsung setuju tanpa memikirkannya lebih dahulu, terlebih dia langsung memanggilku kakak.

Setelah itu Anne membicarakan banyak hal denganku, ia terlihat sangat senang ketika menceritakan tentang dirinya sendiri. Kemudian ketika ia bertanya tentang diriku, aku hanya menceritakan pengalaman hidupku setelah keluar dari kurungan saja. Gadis itu sangat terkejut ketika mendengar bahwa aku belum genap satu tahun mempelajari sihir.

Sore harinya aku kembali menuju penginapan dengan perasaan yang baru, meski sedikit merepotkan memiliki adik ternyata bukan hal yang buruk. Apakah ini yang dirasakan Grace saat aku banyak bertanya kepadanya?

Lain kali mungkin aku harus minta maaf karena sudah merepotkan nya atas segala pertanyaan yang ku lontarkan.

"Permisi."

Seorang pria dengan wajah yang ditutupi topeng aneh menyapaku. Entah mengapa aku merasa bahwa orang ini mencurigakan.

"Siapa?"

"Ah, saya tidak ingin berbasa-basi. Anda Livia Void, bukan?"

Aku sama sekali tidak menggubris pertanyaannya, dilihat dari sisi mana pun orang ini terlihat mencurigakan.

"Tidak, kau salah orang. Namaku Lisa Violetta."

Pria itu tidak bergeming. Ia mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya kemudian mengalihkan perhatiannya dari kertas itu kepadaku secara bergantian.

"Ehm! Maaf, Nona. Sepertinya saya memang salah orang. Kalau begitu, permisi." Pria itu memasukkan kertas tersebut ke sakunya dan berjalan melewatiku. Sesaat aku dapat mendengarnya yang berdecak kesal sambil bergumam tidak jelas.

Orang yang aneh, aku penasaran dengan apa yang akan dilakukannya jika mengetahui bahwa diriku adalah Livia Void. Namun, demi keselamatanku aku tidak boleh sembarangan membocorkan informasi pribadi.

Setelah sampai di penginapan, aku langsung menyantap makan malamku dan kembali ke kamar sambil mewaspadai sekitar. Aku punya firasat buruk tentang pria yang mendatangiku hari ini.

Tok* tok* tok*

"..." Entah kenapa aku selalu merinding saat mendengar suara ketukan pintu, apa ini yang dinamakan trauma?

Selain itu...

Tok* tok* tok*

Adegan ini benar-benar persis dengan yang terjadi di masa lalu. Kalau sudah begini, aku tidak punya pilihan lain selain menghadapi sesuatu yang akan muncul dari balik pintu itu.

"Tenebris."

Aku menggunakan elemen kegelapan tingkat pertama untuk melindungi tubuhku, setelahnya aku memanifestasikan elemen kegelapan menjadi beberapa bilah pedang yang melayang di sekitarku.

Elemen kegelapan tingkat pertama memiliki sifat yang korosif, hanya bersentuhan saja dapat membuat segala sesuatu lenyap tanpa sisa. Ini adalah kartu terkuat yang aku miliki, meskipun aku memiliki kendali atas elemen kegelapan tingkat kedua, dengan kemampuanku saat ini aku belum cukup kuat untuk mengendalikannya!

Datanglah! Siapapun itu, aku akan membuatnya menghilang dari dunia ini tanpa bekas!

BAMM!!

Pintu kamarku di dobrak dengan sangat kasar, di luar sana terlihat sebuah siluet yang tampak familiar. Dia adalah pria bertopeng yang sebelumnya menanyakan namaku.

"Selamat malam, Nona Lisa. Karena beberapa hal mengganjal pikiran, saya pun datang untuk meminta saran dari anda." Pria itu berjalan memasuki ruangan.

"Apa kau tidak pernah diajari jika memasuki kamar gadis dimalam hari adalah hal tabu?"

"Tentu saja pernah, tapi apakah anda seorang gadis?"

"Ck.." Pria ini sedang menyinggung tinggi badanku!

"Yah, mari kita kesampingkan semua masalah sepele itu. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan kepada anda secara langsung, dan saya janji tidak akan lama."

"..." Karena dia memakai topeng, aku sama sekali tidak dapat membaca ekspresinya.

"Apakah nama Anda benar-benar Lisa Violetta?" Pria itu bertanya dengan nada rendah.

"Aku sudah mengatakannya kepadamu tadi sore." Jawabku dengan singkat.

"Hm.." Pria itu tampak meragukan ku.

"Kalau begitu, apakah anda pernah melihat orang di dalam gambar ini?" Pria itu mengambil secarik kertas dari sakunya dan menunjukkannya kepadaku.

Saat melihat gambar sepasang kekasih di dalam gambar itu, jantungku sempat berhenti berdetak sesaat. Beruntung aku dapat dengan mudah mengendalikan ekspresi wajahku.

Sambil memasang wajah tidak tertarik, aku berkata kepadanya. "Huh? Kau datang malam-malam mengunjungiku dan membuat semua keributan ini hanya untuk menunjukkan gambar sepasang kekasih kepadaku? Apa kau sedang bercanda?" Ujarku dengan tatapan tajam.

Pria itu tersentak kemudian melipat kertas itu dan memasukkannya lagi kedalam saku. "Begitu ya, anda tidak mengenal mereka." Pria itu tampak kecewa.

"Maaf mengganggu, saya yang akan menanggung biaya perbaikannya anda tidak perlu mengkhawatirkannya." Pria itu berkata sambil berjalan keluar dari ruangan.

Setelah pria itu menunjukkan gambar tersebut, aku sangat yakin bahwa dia ada kaitannya dengan pelaku pembakaran rumahku! Gambar yang ditunjukkannya adalah gambar kedua orang tuaku semasa muda, aku pernah melihatnya terpajang di kamar mereka.

Dengan ini aku sudah menemukan sepotong jejak dari pelaku atas kejadian itu. Pria itu, aku sudah menandainya dengan sihir kegelapan.

Dia tidak akan pernah bisa lari dari pandanganku. Sebelum dia membongkar semua rahasia dari penyergapan itu, aku tidak akan pernah melepaskannya!

Terpopuler

Comments

Zeils

Zeils

Penulisnya terlihat buru-buru bukan? Maaf saja, aku tidak punya banyak waktu untuk menulis.

2024-04-23

7

Chaos Endless

Chaos Endless

Pengennya Livia nabok pala si topeng, tapi setelah baca detailnya aku sadar kalau sintopeng lebih kuat dari Liv.

2024-04-23

1

Shara Erdyna

Shara Erdyna

rajin" up Thor meski agak aneh

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2 Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3 Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4 Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5 Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6 Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7 Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8 Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9 Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10 Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11 Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12 Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13 Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14 Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15 Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16 Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17 Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18 Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19 Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20 Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21 Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22 Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23 Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24 Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25 Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26 Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27 Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28 Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29 Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30 Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31 Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32 Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33 Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34 Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35 Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36 Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37 Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38 Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39 Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40 Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41 Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink
Episodes

Updated 41 Episodes

1
Arc 1: SUFFERING; Chapter 1: Buku Harian Livia
2
Arc 1: SUFFERING; Chapter 2: Rasa Takut
3
Arc 1: SUFFERING; Chapter 3: Budak
4
Arc 1: SUFFERING; Chapter 4: Berharap
5
Arc 1: SUFFERING; Chapter 5: Bala Bantuan
6
Arc 1: SUFFERING; Chapter 6: Bakat
7
Arc 1: SUFFERING; Chapter 7: Serikat
8
Arc 1: SUFFERING; Chapter 8: Sihir
9
Arc 1: SUFFERING; Chapter 9: Misi pertama
10
Arc 1: SUFFERING; Chapter 10: Rekan
11
Arc 1: SUFFERING; Chapter 11: Sihir Spasial
12
Arc 1: SUFFERING; Chapter 12: Elemen Kegelapan
13
Arc 1: SUFFERING; Chapter 13: Kristal Hitam
14
Arc 1: SUFFERING; Chapter 14: Lagi dan lagi
15
Arc 1: SUFFERING; Chapter 15: Teman Baik
16
Arc 1: SUFFERING; Chapter 16: Kota Ollin
17
Arc 1: SUFFERING; Chapter 17: Pembunuh
18
Arc 1: SUFFERING; Chapter 18: Anne Avantie
19
Arc 1: SUFFERING; Chapter 19: Sepotong Jejak
20
Arc 1: SUFFERING; Chapter 20: Orge
21
Arc 1: SUFFERING; Chapter 21: Orge Leader
22
Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan
23
Arc 1: SUFFERING; Chapter 23: Pakaian baru
24
Arc 1: SUFFERING; Chapter 24: Ethelyne
25
Arc 1: SUFFERING; Chapter 25: Latihan
26
Arc 1: SUFFERING; Chapter 26: Pertempuran singkat
27
Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari
28
Arc 1: SUFFERING; Chapter 28: Dean
29
Arc1: SUFFERING; Chapter 29: Kasmaran
30
Arc 1: SUFFERING; Chapter 30: Sepotong Jejak Lainnya
31
Arc 1: SUFFERING; Chapter 31: Pedagang Angkuh
32
Arc 1: SUFFERING; Chapter 32: Bandit
33
Arc 1: SUFFERING; Chapter 33: Kota Ureia
34
Arc 1: SUFFERING; Chapter 34: Penginapan Malam Kelam
35
Arc 1: SUFFERING; Chapter 35: Beruntung!
36
Arc 1: SUFFERING; Chapter 36: Serikat Dagang
37
Arc 1: SUFFERING; Chapter 37: Reruntuhan
38
Arc 1: SUFFERING; Chapter 38: Sergapan
39
Arc 1: SUFFERING; Chapter 39: Sangat Gigih
40
Arc 1: SUFFERING; Chapter 40: Kembali
41
Arc 1: SUFFERING; Chapter 41: Blink

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!