Selama 3 hari perjalanan yang sulit, rombongan kereta kuda akhirnya sampai di depan gerbang masuk kota Ollin yang sangat besar. Awalnya saat melihat rombongan kami, sekelompok prajurit langsung berbondong-bondong mengelilingi seluruh barisan kereta kuda dari Gerbang Masuk.
Beruntung setelah seorang petualang rank B menjelaskan keadaannya, para prajurit itu segera menurunkan senjata mereka dan membantu warga untuk mengungsi ke dalam kota.
Aku masuk kedalam kota tanpa mengikuti rombongan pengungsi. Aku bukanlah warga yang tidak memiliki apapun dan hanya dapat bergantung pada bantuan orang lain. Aku bertahan hidup dengan kemampuanku sendiri.
Tujuanku berpisah dengan rombongan adalah untuk mencari penginapan, sementara itu Ethelyne ingin pergi menuju menara sihir. Kami berpisah di sebuah persimpangan jalan karena arah penginapan dan menara sihir itu berbeda.
Setelah berjalan selama beberapa menit, aku akhirnya menemukan sebuah penginapan biasa.
Disana terdapat sebuah papan bertuliskan. "Penginapan Matahari." Nama yang terdengar mencolok.
"Aku ingin menginap selama satu bulan, berapa harganya?" Aku bertanya pada wanita resepsionis dihadapanku.
"Kalau anda ingin menginap selama satu bulan maka, total tagihannya adalah 4 Koin emas dan 20 Koin perak!"
Tanpa berbasa-basi aku langsung memberikan jumlah yang sesuai dan mengambil kunci kamarku yang terletak di lantai tiga.
Ruangan itu cukup luas, mungkin dua kali lipat dari kamarku di penginapan kota sebelumnya. Yah, harganya juga dua kali lipatnya jadi tidak masalah.
Seusai menyusun semua barang-barang bawaanku, aku langsung bergegas menuju gedung serikat di kota ini. Letaknya tepat ditengah kota dan berseberangan dengan Menara Sinir. Sungguh suatu kebetulan yang sangat menyenangkan.
Ketika aku masuk kedalam gedung serikat, tempat itu bahkan lebih ramai dari serikat di kota sebelumnya. Tanpa memperdulikan sekitar aku pergi ke papan misi dan mengambil selembar kertas misi rank D.
"No-nona, bisa saya lihat kartu petualang anda?" Wanita resepsionis itu terlihat meragukan diriku. Yah, karena ini pertama kalinya kami bertemu aku tidak terlalu mempermasalahkannya.
"Benar-benar seorang rank D! Bagaimana bisa? Padahal gadis itu sangat imut?!" Wanita itu berkata dengan suara yang sangat pelan.
Ada apa dengannya? Apa dia tidak tahu kalau aku bisa mendengar perkataannya dengan jelas? Meski dia memujiku seperti itu aku tidak akan tergoda!
Wanita itu mengembalikan kartu petualangku kemudian memberikan stempel pada kertas misi yang ku ambil. "Kontraknya sudah dibuat, Nona! Selamat bekerja!" Ujarnya sambil tersenyum cerah. Sungguh aku tidak mengerti kenapa dia bersikap seperti itu.
"Jangan terlalu memaksakan diri, Nona!" Terdengar sahutan dari belakang saat aku berjalan menuju pintu keluar.
Aku menoleh ke belakang dan menemukan wanita itu sedang melambai-lambaikan tangannya kepadaku dengan wajah tersenyum.
"Huh.." Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Bahkan setelah aku menyelesaikan misiku, wanita itu melakukan hal yang sama dan dia selalu tersenyum lebar ke arahku.
"Ugh..." Aku entah mengapa aku selalu merinding saat melihat senyuman lebar itu. Rasanya sangat tidak nyaman saat dia memandangku dengan cara yang aneh, apa ada yang salah dengan ku?
Selama setengah jam penuh aku berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun selain memikirkan hal tersebut diatas ranjang. Ujung-ujungnya aku menjadi kesal sendiri dan pergi keluar untuk mencari udara segar selagi waktu masih siang.
"Ah, benar juga. Sebaiknya aku berkunjung ke menara itu!" Dengan semangat yang menggebu-gebu aku berlari menuju menara sihir dengan wajah yang ceria.
Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Ethelyne, aku ingin mendiskusikan tentang wanita itu kepadanya!
Setibanya di menara sihir aku membuka pintu kembar itu dan melihat ke dalam dengan penuh selidik. Tempat itu sedikit lebih ramai daripada menara sihir di kota sebelumnya. Yang membedakan adalah, meja resepsionis menara sihir ini terletak di pojok kanan lantai satu dari sudut pandang pintu masuk.
"Aku ingin mencari buku yang memuat tentang sihir api, apakah ada?" Tanyaku kepada pria resepsionis itu.
"Kebetulan sekali kami baru saja menerima pasokan buku sihir dari menara pusat, Nona. Anda sangat beruntung datang di hari ini karena biasanya buku seperti itu sudah habis terjual dalam beberapa hari!" Jelas pria itu dengan panjang lebar, aku hanya tersenyum kecil sebagai balasan.
"Kami punya lima jenis buku sihir yang memuat sihir api, kebetulan penulisnya merupakan 5 Penyihir Jubah hitam yang terkenal di setiap benua!" Ujar pria itu terlihat menyombongkan karya-karya tersebut.
"Ngomong-ngomong sampai sihir tingkat berapa yang ada pada buku-buku tersebut?" Aku bertanya dengan penasaran.
"Buku-buku ini hanya memuat sampai sihir tingkat 5, Nona. Untuk sihir tingkat 6 ke atas biasanya hanya dimiliki oleh menara sihir pusat." Pria itu menjawab dengan jujur, aku bisa tahu dari raut wajahnya karena Ayah pernah mengajariku untuk melihat apakah seseorang berbohong atau tidak.
"Jadi, berapa harga satu buku itu?" Aku bertanya kepadanya.
"Setiap buku ini memiliki harga yang sama, Nona. Satu buku seharga 100 Koin emas." Jawabnya yang membuatku hampir muntah darah.
Pria itu ingin memeras tabungan selama 3 bulan milikku! Bagaimana bisa dia tahu kalau aku hanya memiliki 150 koin emas di sakuku?
Meski aku terlihat panik, raut wajahku tetap biasa saja diluar. Aku tidak ingin identitasku sebagai orang miskin terbongkar.
"Harganya sama ya, berarti buku-buku ini hampir tidak berbeda satu sama lain." Aku berusaha untuk tetap tenang meski kantongku sedang berteriak minta tolong.
Setelah aku melihat kelima buku itu dengan seksama, pada akhirnya aku memilih buku di tengah dan memberikan 100 Koin emas kepada pria itu dengan berat hati.
"Terima kasih atas pembeliannya, Nona." Pria itu berkata dengan sopan sambil tersenyum, sepertinya dia senang karena aku benar-benar membeli buku itu.
"Ah, ngomong-ngomong apakah seseorang bernama Ethelyne pernah berkunjung kemari?" Aku langsung menyampaikan niat asliku kepadanya.
"Ethelyne? Gadis berjubah jingga yang berasal dari kota tetangga itu? Kalau nona mencarinya, dia sedang melakukan sebuah penelitian di lantai tiga. Kalau berkenan sebaiknya anda tidak mengganggunya, karena saat sedang melakukan penelitian seorang penyihir sama sekali tidak suka jika diganggu!" Ujar pria itu sambil mendongak ke atas.
"Begitu ya, padahal aku ingin bertemu dengannya. Sayang sekali." Suasana hatiku langsung jatuh seketika.
"Saya mohon maaf, Nona. Memang sudah sewajarnya seorang penyihir tidak mengganggu penelitian penyihir lain. Saya harap anda dapat mengerti."
"Tidak masalah, aku hanya ingin mengobrol sebentar dengannya. Aku tidak datang dengan tujuan menyampaikan hal yang sangat penting sampai perlu mengganggu penelitiannya." Jawabku dengan lesu.
"Kalau begitu sampai jumpa." Aku berjalan menuju pintu keluar tanpa memperdulikan sekitar.
Setelah sampai di penginapan, aku langsung berbaring sambil membenamkan wajah di antara bantal dan guling. Aku tidak memiliki semangat untuk melakukan hal lain saat suasana hatiku sedang buruk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Zeils
Halo, mood ku masih kurang baik.
Simple aja, kasih kritik dan saran, trus follow IG ku.
IG: zeils_evanescent
2024-04-20
4
Chaos Endless
Chapter kali ini agak boring ya, tapi tetap saja chapter seperti ini dibutuhkan demi perkembangan cerita suatu karya. Tidak mungkin fight di setiap scene:b
2024-04-20
1
『Minecraft』
Darimana duitnya? Perasaan misi dari serikat hadiahnya gak sampe 100 keping emas
2024-04-20
1