Merajut asa

Dreeerrtt....dreeet ...

Lia terlihat sangat serius menghubungi seseorang, aku hanya diam dan tidak mau mengganggunya, walaupun sebenarnya aku penasaran apa yang hendak dilakukannya dan siapa yang sedang dihubunginya.

"Hallo", sapa lia di telpon.

"Apa kabar?", sahut lia lagi

yang membuat aku jadi penasaran dan mendekatinya.

"Ingat gak samaku?",

Lia membuat suara manja yang terkesan menggoda, aku memberi isyarat pada Lia siapa yang dihubunginya.

Melihat aku penasaran akhirnya Lia membuat speaker on agar aku mendengar suara diseberang telpon.

"Apa kabar?",

sapa suara pria disebrang.

Mendengar suara pria itu membuatku terkejut karena suara itu tak asing , suara Aan.

Lia ternyata menghubungi Aan yang membuat jantungku berdetak kencang.

" Kupikir Kamu tidak akan pernah menghubungi setelah pertemuan kita yang terakhir kali, aku selalu menunggu kabarmu tapi sepertinya kami lupakan aku begitu saja, kamu ternyata bisa menghindariku....", sahut Aan.

Lia memberikan handphone kepadaku dan menyuruhku untuk berbicara langsung kepada Aan, membuat aku jadi panik karena tidak tahu harus bagaimana mengatakannya.

"Aku sungguh merindukanmu", ucap Aan,

"trus kenapa tidak menemuiku jika kamu rindu?", jawabku begitu saja.

"Aku takut kehadiranku tidak disambut, apalagi mengingat kamu sudah punya pacar...", balas Aan.

Lia mengkodeku untuk terus mengajaknya bercerita, entah apa tujuannya aku pun tidak mengerti.

"Bagaimana mungkin tidak kusambut, mengingat hubungan yang begitu jelas tertinggal padaku, aku..",

Lia menahanku untuk tidak memberitahu tentang kehamilanku dulu.

"Semenjak malam itu, aku sudah tidak menjalin hubungan lagi dengan pacarku, karena aku merasa itu sudah tidak mungkin, mengingat apa yang telah kita lakukan", terangku padanya.

" Benarkah? aku tidak tau harus bagaimana menanggapinya, tetapi aku merasa senang mendengar suaramu lagi....", ucap Aan.

sejenak hening, karena aku tidak tau membahas apalagi dengannya.

" Apakah aku bisa menemuimu?, aku ingin sekali bertemu denganmu, aku datang ya...", imbuh Aan lagi.

Lia memberiku kode untuk menyuruh datang malam ini.

" Boleh, kalau perlu sekarang juga...", jawabku

" Benarkah?, tunggu aku ya, sebentar lagi aku akan sampai disana sayang...", Aan memberi sinyal.

" Aku akan mengirim alamatku via sms ya...", terangku padanya,

Namun ia bilang tidak usah karena ia sudah tau. aku pun agak heran darimana ia tau alamat kostku, namun itu bukan hal yang penting untuk dipikirkan.

Aku dan Lia sibuk berpikir bagaimana kita menjelaskan nantinya, Lia menyuruhku untuk santai saja dulu, biar berjalan secara alami saja nantinya.

Tok...tok...

Suara pintu kamarku diketok,

Lia membukakan dan ternyata cowoknya datang.

Erik adalah cowok lia dan lumayan dekat juga samaku.

"Gak sangka juga aku Mil, kamu sampai hamil gini, ternyata diam - diam makan tai juga rupanya", celetuk erik padaku, yang langsung dijewer sama lia.

Aku tidak menggubris celetukan erik. Lia dan Erik merencanakan bagaimana baiknya, namun Erik meminta untuk membiarkan ia merasa leluasa saja dulu. Jika memungkinkan baru akan dibahas.

Menjelang malam terdengar seseorang, mengetuk pintu lagi.

Dan iya..yang ditunggu sudah tiba, Aan tersenyum sambil memberi salam pada yang lain.

Aan kemudian mendekatiku dan duduk di sampingku, aku berusaha santai. Aan ternyata memiliki mata yang cukup jeli juga.Aan mengkhawatirkan ku yang terlihat sangat pucat dan lemas. Aan segera meraih tangan aku dan menggenggamnya, dia bahkan tidak malu mencium di depan Lia dan Erik.

"Mili tidak baik - baik saja", Lia sepertinya akan memulai pembicaraan.

"Iya, aku merasakannya", jawab Aan sembari memperhatikanku.

" Tadinya kami berpikir akan menghubungi pacarnya, tetapi Mili bilang tidak, maka kami menghubungimu", Lia berusaha agar fokus.

Aan memandangiku dan kembali mencium tanganku, entah apa maknanya aku tidak paham. Ia selalu menatapku.

" Mili hamil", ucap Lia

semua melihat ke arah Aan. aku sungguh sangat takut jika Aan akan menyangkalnya.

Aan hanya melihatku, seakan meminta penjelasan. Aku hanya mengangguk.

"Kenapa tidak mengabariku?", tanya Aan padaku,

" Aku masih ragu, baru tadi pagi kuperiksa dan memang benar - benar hamil, trus kamu seakan menghilang begitu saja", jawabku menahan getir yang terselip begitu saja .

" Berarti kami tidak salah orang kan?, melihat dari caramu menyikapi kabar ini, sepertinya sudah tepat memang kami menghubungimu", ucap Lia lagi.

" Iya kami memang sudah melakukannya, tetapi agak kaget juga ternyata langsung hamil...," jawab Aan,

entah mengapa kalimat terakhirnya membuat aku tersinggung.

"Maksudnya apa?, ragu ?", serangku begitu saja padanya.

" Tidak...tidak...sayang, jangan marah dulu, maksudnya aku hanya sedikit terkejut.. .", Aan berusaha menjelaskan.

"Terus gimana dong", tanya lia pada Aan.

" Aku tanggung jawab, aku akan menikahi Mili", Aan menyakinkan.

" Trus gimana dengan kuliahnya? tanggung loh...udah tinggal skripsi", kata Lia lagi

" Aku akan membicarakannya dengan keluarga besar dulu", jawab Aan.

" Emang sudah siap berkeluarga? ", cecar Lia pada Aan.

" Oh...jelas dong, ketika aku berani melakukan berarti aku berani bertanggung jawab", balas Aan.

" Apa gak lebih baik aborsi saja?",

aku dan Aan terkejut .

Episodes
1 Kenikmatan Sesaat
2 Diluar nalar
3 Nikmat yang terlarang
4 Tak terbendung
5 Tersadar akan nikmat
6 Merajut asa
7 Godaan
8 Harus menikah
9 pertentangan
10 Ijin Paksa
11 Ijin yang tak bertepi
12 Muallaf
13 Menikah pasrah
14 Perangkap cinta
15 Mengurai Takdir
16 Mengurai takdir selanjutnya
17 Bahagia yang menyakitkan
18 Muallafku kupertanyakan
19 Muallaf karena suami
20 Menguji diri
21 Mencoba yang terbaik
22 Sandiwara tak terduga
23 Jebakan
24 Harapan
25 Awal yang baik, menyakitkan.
26 Perlawanan
27 Mencoba lebih baik
28 Kehangatan ditengah kesakitan
29 Perlakuan berbeda
30 Bersama yang terpaksa
31 Salah yang benar
32 Terpaksa karena harus
33 Uji coba yang tragis
34 Salah tempat
35 Merangkak
36 Refleksi diri
37 Suasana berbeda
38 Membuka mata
39 Terpuruk, Harus berdiri
40 Sandiwara terkadang dibutuhkan
41 Pelarian
42 Sebab Akibat
43 Kendali diri
44 Kerapuhan
45 Niat yang salah
46 Buah Simalakama
47 Kebutuhankah atau keinginan
48 Kenyataan pahit
49 Proses berliku
50 Usaha yang kemelut
51 Jalan terbaik
52 Berusaha Saling Melupakan
53 Sakit Tetapi Harus
54 Melawan Rasa
55 Pindah Kembali
56 Fokus pada karir
57 Terlahir kembali
58 Titik Baru Harapan
59 Kerikil Kehidupan
60 Bantuan dadakan
61 Demi Uang
62 Tidak Seperti Yang Terlihat
63 Tidak tertakar dan Tertukar
64 Dilema batin
65 Agama Turunan
66 Diam tidak didengar, maka bicaralah
67 Kerja keras tidak selalu tentang Uang
68 Penulis Skenario Terbaik
69 Jodoh main - main
70 Ujian Kesetiaan
71 Badai yang menguatkan
72 Menilai rasa
73 Perasaan Atau Kenyamanan?
74 Modus atau Tulus
75 Perjodohan
76 Misteri mertua
77 Misteri Mulai Terungkap
78 Pernikahan tersembunyj
79 Topeng Dan Luka
80 Harapan Tetap Ada
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Kenikmatan Sesaat
2
Diluar nalar
3
Nikmat yang terlarang
4
Tak terbendung
5
Tersadar akan nikmat
6
Merajut asa
7
Godaan
8
Harus menikah
9
pertentangan
10
Ijin Paksa
11
Ijin yang tak bertepi
12
Muallaf
13
Menikah pasrah
14
Perangkap cinta
15
Mengurai Takdir
16
Mengurai takdir selanjutnya
17
Bahagia yang menyakitkan
18
Muallafku kupertanyakan
19
Muallaf karena suami
20
Menguji diri
21
Mencoba yang terbaik
22
Sandiwara tak terduga
23
Jebakan
24
Harapan
25
Awal yang baik, menyakitkan.
26
Perlawanan
27
Mencoba lebih baik
28
Kehangatan ditengah kesakitan
29
Perlakuan berbeda
30
Bersama yang terpaksa
31
Salah yang benar
32
Terpaksa karena harus
33
Uji coba yang tragis
34
Salah tempat
35
Merangkak
36
Refleksi diri
37
Suasana berbeda
38
Membuka mata
39
Terpuruk, Harus berdiri
40
Sandiwara terkadang dibutuhkan
41
Pelarian
42
Sebab Akibat
43
Kendali diri
44
Kerapuhan
45
Niat yang salah
46
Buah Simalakama
47
Kebutuhankah atau keinginan
48
Kenyataan pahit
49
Proses berliku
50
Usaha yang kemelut
51
Jalan terbaik
52
Berusaha Saling Melupakan
53
Sakit Tetapi Harus
54
Melawan Rasa
55
Pindah Kembali
56
Fokus pada karir
57
Terlahir kembali
58
Titik Baru Harapan
59
Kerikil Kehidupan
60
Bantuan dadakan
61
Demi Uang
62
Tidak Seperti Yang Terlihat
63
Tidak tertakar dan Tertukar
64
Dilema batin
65
Agama Turunan
66
Diam tidak didengar, maka bicaralah
67
Kerja keras tidak selalu tentang Uang
68
Penulis Skenario Terbaik
69
Jodoh main - main
70
Ujian Kesetiaan
71
Badai yang menguatkan
72
Menilai rasa
73
Perasaan Atau Kenyamanan?
74
Modus atau Tulus
75
Perjodohan
76
Misteri mertua
77
Misteri Mulai Terungkap
78
Pernikahan tersembunyj
79
Topeng Dan Luka
80
Harapan Tetap Ada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!