Tersadar akan nikmat

Semua yang terjadi setelah itu berlalu begitu saja.

Beberapa minggu kemudian aku mulai merasakan keanehan pada diriku, aku sering pusing dan mual.

Aku merasa sangat tidak nyaman.

Suatu pagi aku berencana untuk berangkat kuliah, aku sudah janjian bertemu dengan Lia salah satu teman terdekatku di kampus untuk mencari sumber-sumber buku yang akan digunakan dalam mengerjakan skripsi.

Namun ketika aku hendak bersiap tiba-tiba aku merasa pusing dan mual sampai muntah.

Tok...tok...

pada saat yang bersamaan pintu terbuka.

Lia muncul dan langsung terperanjat melihat aku duduk lemah di bawah meja. Lia mendekatiku dan langsung memapahku ke kasur.

"Kamu sakit ya?", tanya Lia padaku

Aku hanya menggelengkan kepala, aku mulai menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan diriku dan aku curiga kemungkinan bahwa aku sedang hamil, dari tanda-tanda yang kurasakan dan kualami aku jadi makin sangat yakin bahwa aku hamil.

Otakku berputar dan berpikir terus-menerus. Apakah aku harus jujur kepada Lia? kalau tidak kepada Lia lalu kepada siapa lagi aku akan bercerita tentang apa yang telah kuhadapi saat ini.

Aku memang memiliki banyak teman tetapi hanya beberapa orang yang dekat dan Lia termasuk orang yang paling dekat saat ini denganku, karena kami sering bertemu untuk mengerjakan skripsi yang telah kami hadapi bersama, dan memiliki dosen pembimbing yang sama.

Ketika aku masih bimbang untuk menceritakan keadaanku yang sebenarnya tiba-tiba Lia mempertanyakan keadaanku, yang membuat aku semakin bingung dan panik tentang apa yang harus aku lakukan saat itu juga.

"Li, aku ingin cerita", ucapku padanya

sembari mengumpulkan tenaga berusaha menyakinkan diri untuk menceritakan yang sebenarnya terjadi padaku.

" Ceritalah, ada apa? ini tentang sakit mu kan ?", tanya lia .

" Tapi janji ya untuk menjaganya, rahasia soalnya", tekanku.

Aku berusaha untuk mendapatkan persetujuan dari Lia.

Aku terkejut dibuat Lia karena dia langsung menolak dengan alasan jika tidak yakin mempercayainya maka tidak usah cerita karena itu adalah hal yang sia-sia menurut Lia.

Aku menyadari kalau dia telah tersinggung dengan kalimatku yang terakhir. Aku minta maaf dan kemudian aku menceritakan apa yang telah terjadi terutama tentang kecurigaanku bahwa aku sedang hamil.

Lia memberi respon yang sangat di luar dugaanku. Dia tidak mempercayai semua ceritaku karena dia merasa itu bukan aku.

Bahkan ia mengatakan bahwa aku sedang bersandiwara mengarang cerita, pada akhirnya aku bersumpah dan betul-betul meyakinkannya bahwa itu benar-benar terjadi.

Lia terplongo dengan ceritaku, dia tetap masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku bisa melakukan hal gila itu.

Dan hal itu membuat aku semakin bingung dan semakin tidak tahu harus berbuat apalagi. Yang bisa kulakukan hanyalah menangis, menyesali segala kebodohan dan tindakan liarku.

Pada akhirnya membuat aku terjerat ke dalam lubang masalah yang semakin dalam dan kehidupan yang semakin rumit.

Beberapa saat kemudian, Lia seakan tersadar dengan keadaan dan kemudian berinisiatif untuk ke apotek membeli tes alat kehamilan, aku pun merasa bahwa itu hal yang paling penting sekarang untuk kulakukan agar aku tahu kebenarannya. Lia menyuruhku untuk istirahat saja dan dia akan segera datang kembali setelah membeli alat tes itu.

Lia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membelinya, karena dia adalah pengendara yang handal. Dia segera menyuruhku untuk mengambil alat tes itu dan membawanya ke kamar mandi.

Setelah beberapa saat kemudian aku keluar dari kamar mandi dan kami bersama-sama menunggu hasilnya, terlihat garis dua yang artinya positif hamil.

Aku terduduk lemas dan menangis, menyesali semua yang telah kulakukan dan dia hanya bisa diam tak bergerak.

Lia kembali menyuruhku untuk mencoba tes yang lain, karena dia belum yakin dan tidak percaya dengan kenyataan yang telah terjadi padaku saat itu. aku pun menuruti sarannya, kuambil tespek yang belum terpakai dan kembali ke kamar mandi sembari berharap bahwa yang sebelumnya adalah salah, namun tetap saja tes itu menunjukkan garis dua yang artinya positif.

"Gimana dong Li?", tanyaku pada lia dengan tangisan yang sudah meledak.

"Tenang Mili, kita harus tenang dulu, mari kita pikirkan bersama, aku akan membantu dan akan tetap bersamamu, maka tenanglah dulu, jangan menangis nanti menimbulkan kecurigaan pada penghuni yang lain", ucap Lia.

Tiba-tiba dia menyuruhku untuk menelpon Daniel, pria yang secara resmi kukenalkan kepada teman-temanku bahwa dia adalah pacarku ,dia menyuruhku untuk mengabarinya tentang kehamilanku ini.

Tentu saja itu membuatku semakin panik.

Lia pun bingung mengapa aku tidak mau memberitahu Bang Daniel, dengan nada protes Lia tetap memaksaku untuk memberitahunya karena itu adalah tanggung jawab kami bersama.

Mendengar semua kata-katanya aku merasa bahwa dia sudah salah duga, dia berpikir aku hamil karena Daniel adalah pelakunya, karena memang dia hanya tahu bahwa aku menjalin hubungan hanya dengan Daniel saja.

Lia semakin terkejut ketika aku mengatakan bahwa itu bukanlah ulah Dani. Lia betul-betul tidak menyangka bahwa aku bisa bermain api dengan orang lain selain Dani.

" Jika bukan Dani terus siapa orangnya?", tanya lia padaku mulai terlihat kesal.

" Aku pun tidak begitu mengenalnya, aku hanya tau namanya dan pernah menemuinya dirumahnya dan itu pun untuk yang pertama dan terakhir, setelah itu tidak ada lagi", jawabku

jawabanku membuat Lia semakin jadi stress.

" gila ya kamu, bahkan kamu tidak tau apakah ia bekerja atau mahasiswa?!!", nada lia makin meninggi.

"Bagaimana bisa kamu melakukan itu dengan orang yang bahkan kamu tidak kenal? kamu hanya tau nama, itupun nama panggilan doang...bahkan nama aslinya kamu tidak pernah tau..tolol!!!!", pekik lia.

Aku hanya bisa menangis mendengar semua ocehan Lia.

Lia pada akhirnya berusaha tenang, berusaha untuk mencari cara. Kemudian ia meminta hp dan mulai sibuk mengotak - atiknya.

Aku hanya pasrah dengan semua ulahnya.

Lia terlihat sangat kesal dan menanyakan nama pria itu, setelah memberitahu, Lia pun kembali sibuk dengan hpku.

" Dapat kau bajingan!!", umpat lia

seketika membuat aku terkejut dengan ulahnya. Aku tidak tau apa yang sedang direncanakannya, tapi aku percaya pada Lia sepenuhnya.

Episodes
1 Kenikmatan Sesaat
2 Diluar nalar
3 Nikmat yang terlarang
4 Tak terbendung
5 Tersadar akan nikmat
6 Merajut asa
7 Godaan
8 Harus menikah
9 pertentangan
10 Ijin Paksa
11 Ijin yang tak bertepi
12 Muallaf
13 Menikah pasrah
14 Perangkap cinta
15 Mengurai Takdir
16 Mengurai takdir selanjutnya
17 Bahagia yang menyakitkan
18 Muallafku kupertanyakan
19 Muallaf karena suami
20 Menguji diri
21 Mencoba yang terbaik
22 Sandiwara tak terduga
23 Jebakan
24 Harapan
25 Awal yang baik, menyakitkan.
26 Perlawanan
27 Mencoba lebih baik
28 Kehangatan ditengah kesakitan
29 Perlakuan berbeda
30 Bersama yang terpaksa
31 Salah yang benar
32 Terpaksa karena harus
33 Uji coba yang tragis
34 Salah tempat
35 Merangkak
36 Refleksi diri
37 Suasana berbeda
38 Membuka mata
39 Terpuruk, Harus berdiri
40 Sandiwara terkadang dibutuhkan
41 Pelarian
42 Sebab Akibat
43 Kendali diri
44 Kerapuhan
45 Niat yang salah
46 Buah Simalakama
47 Kebutuhankah atau keinginan
48 Kenyataan pahit
49 Proses berliku
50 Usaha yang kemelut
51 Jalan terbaik
52 Berusaha Saling Melupakan
53 Sakit Tetapi Harus
54 Melawan Rasa
55 Pindah Kembali
56 Fokus pada karir
57 Terlahir kembali
58 Titik Baru Harapan
59 Kerikil Kehidupan
60 Bantuan dadakan
61 Demi Uang
62 Tidak Seperti Yang Terlihat
63 Tidak tertakar dan Tertukar
64 Dilema batin
65 Agama Turunan
66 Diam tidak didengar, maka bicaralah
67 Kerja keras tidak selalu tentang Uang
68 Penulis Skenario Terbaik
69 Jodoh main - main
70 Ujian Kesetiaan
71 Badai yang menguatkan
72 Menilai rasa
73 Perasaan Atau Kenyamanan?
74 Modus atau Tulus
75 Perjodohan
76 Misteri mertua
77 Misteri Mulai Terungkap
78 Pernikahan tersembunyj
79 Topeng Dan Luka
80 Harapan Tetap Ada
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Kenikmatan Sesaat
2
Diluar nalar
3
Nikmat yang terlarang
4
Tak terbendung
5
Tersadar akan nikmat
6
Merajut asa
7
Godaan
8
Harus menikah
9
pertentangan
10
Ijin Paksa
11
Ijin yang tak bertepi
12
Muallaf
13
Menikah pasrah
14
Perangkap cinta
15
Mengurai Takdir
16
Mengurai takdir selanjutnya
17
Bahagia yang menyakitkan
18
Muallafku kupertanyakan
19
Muallaf karena suami
20
Menguji diri
21
Mencoba yang terbaik
22
Sandiwara tak terduga
23
Jebakan
24
Harapan
25
Awal yang baik, menyakitkan.
26
Perlawanan
27
Mencoba lebih baik
28
Kehangatan ditengah kesakitan
29
Perlakuan berbeda
30
Bersama yang terpaksa
31
Salah yang benar
32
Terpaksa karena harus
33
Uji coba yang tragis
34
Salah tempat
35
Merangkak
36
Refleksi diri
37
Suasana berbeda
38
Membuka mata
39
Terpuruk, Harus berdiri
40
Sandiwara terkadang dibutuhkan
41
Pelarian
42
Sebab Akibat
43
Kendali diri
44
Kerapuhan
45
Niat yang salah
46
Buah Simalakama
47
Kebutuhankah atau keinginan
48
Kenyataan pahit
49
Proses berliku
50
Usaha yang kemelut
51
Jalan terbaik
52
Berusaha Saling Melupakan
53
Sakit Tetapi Harus
54
Melawan Rasa
55
Pindah Kembali
56
Fokus pada karir
57
Terlahir kembali
58
Titik Baru Harapan
59
Kerikil Kehidupan
60
Bantuan dadakan
61
Demi Uang
62
Tidak Seperti Yang Terlihat
63
Tidak tertakar dan Tertukar
64
Dilema batin
65
Agama Turunan
66
Diam tidak didengar, maka bicaralah
67
Kerja keras tidak selalu tentang Uang
68
Penulis Skenario Terbaik
69
Jodoh main - main
70
Ujian Kesetiaan
71
Badai yang menguatkan
72
Menilai rasa
73
Perasaan Atau Kenyamanan?
74
Modus atau Tulus
75
Perjodohan
76
Misteri mertua
77
Misteri Mulai Terungkap
78
Pernikahan tersembunyj
79
Topeng Dan Luka
80
Harapan Tetap Ada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!