Malam terlihat semakin larut dan semuanya sudah berada di peraduan, mengistirahatkan diri baik raga maupun rasa.Tapi tidak dengan satu anak manusia yang duduk bersandar pada dinding.Wajah yang ia tutupi dengan tangan bertumpu pada ujung lutut yang ia tekuk,ada kala ia menengadah keatas dan membentur kecil kepalanya kedinding.
"Tidak bisa tidur?"
Suara Langit tak menyadarkannya hingga Langit memilih bangkit dari pembaringan,duduk dan momposisikan diri sama dengannya.
"Mengkhwatirkan Sarah?" lagi Langit bertanya.
"Hmm..."
"Kau ingin mengantarnya pulang?" kata Langit.
Haris membuka mata,melepas tangan yang menutupi wajahnya.Pandangannya lurus kedepan,mendengar pertanyaan Langit sebenarnya ia gamang,dia mengkhwatirkan Sarah tapi dirinya juga ingin tetap tinggal dan tetap bersama untuk memecah semua misteri yang luar biasa ini.
"Kau bisa kembali bersama Sarah" sesaat Langit menatap pada Haris sebelum ia kembali mengarahkan pandangannya lurus kedepan menatap dinding pembatas kamar.
"Juga Rio dan Reta" lanjut Langit.
Haris menatap Langit.Apa maksudnya.
"Kalian bisa kembali" pandangan Langit terus lurus kedepan meski ekor matanya bisa menangkap Haris yang sekarang mengarah padanya.
"Aku dan Clara akan tetap tinggal"
Haris tentu kaget mendengarnya.Apa ini.Tadi siang mereka hampir bertengkar karena hal ini, tapi sekarang Langit mengatakan dirinya dan tiga temannya kembali,hanya meninggalkan Langit dan Clara.Apa Langit hanya ingin berduan dengan Clara,dia ingin menggunakan kesempatan untuk mendekati Clara.Haris rasa Langit bukan orang yang seperti itu.
"Clara mengatakan padaku jika kalian ingin kembali tidak apa,dia juga khawatir pada Sarah dan Reta"
Haris terus diam,dia memberi ruang untuk Langit menyelesaikan semua yang ingin ia katakan.
"Aku menghubungi orang-orang ayahku untuk berjaga-jaga"
"Kenapa kita semua tidak kembali saja?" akhirnya Haris bersuara.
"Clara ingin tinggal,dia yakin semua memikiki alasan" Langit tersenyum mengataknnya.
"Kau pasti ingin mentertawakan ku?" ucap Langit lagi
Haris mengangkat alisnya,dia tidak mengerti dengan apa yang Langit katakan.Mentertawakan dirinya.Untuk apa.
"Clara memilih tinggal, sepertinya dia sudah sangat penasaran dengan semua hal yang sudah kita alami.Aku juga,tidak ada kebetulan didunia ini,semua pasti memiliki alasan" terang Langit.
"Aku tinggal karena Clara?.Iya.Aku ingin bersamanya,aku akan tenang jika memastikan langsung keselamatannya" Langit kembali tersenyum.
"Jika Clara yang mengalaminya,aku jelas akan mengatakan pulang,bahkan jika dia menolak aku akan membawa paksa dirinya untuk pulang"
Langit mengatakan itu karena merasa bersalah atas kejadian siang tadi,ia seperti tak memahami Haris yang mengkhwatirkan Sarah,hingga Haris mengatakan andai semuanya terjadi pada Clara.
"Besok orang ayahku akan ada yang datang,siang mungkin kalian sudah bisa kembali kekota" Langit memang meminta dua kendaraan dikirim untuk menjemput teman-temannya.
"Aku tinggal" suara serak Rio terdengar.
Langit dan Haris sontak menatap pada tubuh yang berbaring dengan posisi tengkurap dengan wajah membelakangi mereka.
"Aku tetap tinggal" ulang Rio,kini ia sudah memutar kepalanya mengarah pada Langit dan Haris dengan mata masih terpejam,sepertinya tidur Rio terusik karena obrolan dou bucin.
"Aku akan mengantar Sarah pulang,dan kembali lagi kedesa" mendengar Rio sudah memutuskan untuk tetap tinggal maka Haris pun sama, apalagi dia sudah memiliki kekuatan.
"Baiklah,besok kau bisa mengantar Sarah dan Reta" kata Langit,kaputusan akhirnya diambil.
"Dia tidak akan mau" kembali suara serak Rio terdengar.
Langit dan Haris merasa heran siapa yang dimaksud Rio.
"Siapa?" tanya Langit.
"Si manis" kata Rio lemah,entah dia sadar atau tidak sudah mengatakannya karena matanya dari tadi senantiasa tertutup.
Langit dan Haris tidak ambil pusing perkataan Rio,mereka pikir Rio hanya mengigau dalam tidurnya.
Pagi harinya.Rumah yang terlihat asri tersebut mengalami kegaduhan,hal itu dikarnakan Reta yang menolak keras untuk dipulangkan,memangnya dia barang bisa dipulangkan sesuka hati.
"Haris akan mengantar mu dan Sarah kembali" kata Langit.
"Aku tidak mau!!" tolak Reta.
"Sarah bisa kembali bersama Haris,aku akan tetap tinggal" lanjut Reta,raut wajahnya sudah nampak tidak bersahabat.
"Kau belum mendapatkan kekuatan mu,jadi kembali kekota adalah pilihan yang terbaik.Siang jemputan akan datang,jadi bersiaplah" kata Langit.
"Jangan mencoba mengaturku Lang.Aku punya hak atas diriku sendiri.Ingin kembali atau tidak,itu bukan urusan mu!!" sarkas Reta.
Dirinya langsung beranjak pergi meninggalkan teman-temannya yang terdiam karena penolakan Reta.
"Sudah aku katakan dia tidak akan mau" kata Rio tiba-tiba."Jangan paksa dirinya,itu akan membuatnya semakin meledak-ledak"
Clara terlihat beranjak dari duduknya,dia ingin menyusul Reta, tapi langkahnya dihentikan oleh Rio.
"Biar aku saja,jika dia melihat mu maka dia sama saja melihat Langit"
Rio seakan mengatakan semua ini karena kekasihmu itu.Hingga dia melihat Langit yang mendapatkan tatapan mematikan dari Clara,membuat Rio tergelak puas.
Rio bersandar pada daun pintu dapur dengan tangan terlipat didada.Memperhatikan gadis yang tengah duduk beralas batu krikil,tak jauh dari jemuran.Matahari mulai terlihat terik dan jika bukan karena bayang kain-kain pada jemuran, sudah dipastikan gadis itu akan semakin terbakar amarahnya karena panas terik matahari.
Rio menggeleng tak habis pikir,kenapa Reta memilih menjemur dirinya.Meski terlihat teduh karena bayangan,tetap saja ini panas.Dan lihat lah apa yang dilakukan gadis itu,melampiaskan amarahnya pada krikil dengan menendang dan menginjak-injaknya padahal dia hanya mengenakan alas kaki sejuta umat.
"Kaki mu akan kalah dengan krikilnya" Rio melangkah menghampiri Reta.
Reta hanya melirik malas pada Rio yang kini sudah berdiri tidak jauh darinya.Lihatlah sisomplak ini berdiri dengan satu tangan yang ia tenggelamkan dalam saku celananya,Reta mendengus,sok keren pikirnya.
"Mereka tidak mengatur mu,hanya khawatir.Bukankah wajar jika teman bahkan sahabat khawatir pada kita" Rio berusaha menjelaskan pada Reta maksud dari teman-temannya tadi.
Reta diam,dia malas meladeni Rio.Pokoknya dirinya tidak akan pulang jika tidak dia inginkan TITIK
"Jangan ngambek kayak anak kecil,aku punya permen,mau?" karena melihat Reta yang diam saja,jiwa jahil Rio jadi keluar.
"Dasar..siapa juga yang ngambek" wajah Reta bertambah masam.
Rio tertawa "Jadi itu apa?" Rio menunjuk pada wajah Reta. "Gak mungkinkan itu wajah jatuh cinta" kembali Rio tertawa.
"Sebaiknya pergi deh.Kamu ngapain kesini?,kalau cuman mau bikin aku tambah kesal" kata Reta.
"Aku kesini mau bujuk kamu" jawab Rio.
"Bujuk apanya,yang ada malah ngejek,kamu" kesal Reta
"Iya...Iya... .Udah jangan marah-marah lagi,nanti manisnya hilang" Rio nyengir saat mengatakannya.
Dan itu semakin membuat Reta kesal,ia ambil ranting dan melemparnya kearah Rio.
Rio dengan mudah menangkapnya."Udah jangan marah,mau permen tidak?" tanya Rio sembari melempar jauh ranting yang ia tangkap.
"Mana?" tangan Reta menadah menanti permen dari Rio,mungkin dengan memakan permen,moodnya bisa menjadi lebih baik.
"Ini" kata Rio.
Merasa tidak ada yang mendarat ditangannya,Reta mengangkat pandang, dapat ia lihat Rio yang tersenyum kecil,kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan tangan yang membentuk LOVE.Makin mekarlah senyum Rio.
Sontak itu membuat Reta berang,dia bersiap untuk menerjang Rio, tapi terlambat.Rio sudah lari dengan jurus seribu bayangan.
"Riioooooooo!!!" suara Reta menggelegar dihalaman kecil belakang rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Amelia
❤️❤️❤️❤️👍👍
2024-04-18
1
Rona Risa
🌹untuk kaum bucin 😂
2024-04-08
1
Rona Risa
haahahha 🤭😂
2024-04-08
1