"Apa yang kalian lakukan di sini?" cahaya flash handphone datang dari arah depan bersamaan dengan suara Langit.
"Kami membuat kopi" jawab Haris.
Rio yang melihat Langit langsung mendekat dan menjelaskan jatah kekuatannya. Langit awalnya tidak percaya, sampai akhirnya Rio membuktikan langsung jika dirinya benar bisa melihat didalam kegelapan.
"Bagaimana dengan mu. Apa kekuatan yang kamu dapat?" Langit kini bertanya pada Haris.
"Aku tidak merasakan apapun"
"Sepertinya, kita semua yang terjebak didalam lumpur hisap mendapat kekuatan" Rio meresa ini semua efek setelah mereka kembali dari lumpur hisap, dan Langit juga setuju akan hal itu.
"Yakin penyebabnya lumpur hisap?"
Haris merasa sedikit ragu, karena bisa saja kekuatan berasal dari air terjun.
"Sangat yakin, tidak mungkin dari air terjun. Sebelum aku pergi bersama kalian semua, aku sudah kesana dan mengambil foto berdiri di dalam sungai. Kakiku bahkan terendam tapi tidak terjadi apapun padaku"
"Dan lagian Langit mendapat kekuatannya saat kita berada dilumpur bukan?. Itu sebelum kita mencapai air terjun"
Ketiga lelaki itu kini memiliki pemikiran yang sama, bahwa sumber kekuatan mereka berasal dari lumpur hisap.
Malam itu pembahasan mereka berakhir. Mereka memutuskan untuk membahasnya esok hari bersama Clara and the geng yang juga mengalami semua hal aneh ini.
Pagi hari disaat Reta tengah membersihkan halaman. Rio datang menghampiri, dia baru saja selesai lari pagi. Dirinya menceritakan pada Reta apa yang ia alami malam tadi.
"Benarkah? Ku rasa dirimu akan segera menjadi super hero penyelamat bumi"
"Ckk...kau tidak percaya padaku?" kesal Rio. Reta sepertinya tidak percaya padanya.
"Aku percaya. Sangat percaya"
"Tapi sebaiknya jangan membahas hal itu disini" Reta mengedarkan pandangannya pada sekeliling. Masih ada beberapa mahasiswa yang melakukan kegiatan dihalaman.
"Hm.. baiklah. Kalau begitu aku akan membersihkan diri dulu" ucap Rio seraya beranjak meninggalkan Reta untuk masuk kedalam rumah.
Selesai makan siang mereka berenam berencana untuk mencari tempat yang tepat untuk membahas hal-hal yang mereka alami, dan disinilah mereka semua berakhir. Warung bakso yang tidak jauh dari rumah yang mereka tempati. Meskipun sudah merasa kenyang setelah makan siang bersama dengan mahasiswa yang lain, tapi sepertinya akan lapar lagi. Mengingat hal yang mereka alami diluar nalar dan dirasa tidak akan mudah untuk memecahkan teka-tekinya.
"Pasti ada alasannya" Clara membuka suara pertama kali. Dirinya juga sudah mendengar jika Rio juga sudah memiliki kekuatan.
"Alasan apa?" tanya Sarah
"Ya.. Alasan kenapa kita mendapat kekuatan. Tidak mungkin kekuatan ini kita dapatkan tanpa tujuan. Bisa jadi kita akan melawan kejahatan" dengan wajah serius Clara menjelaskan isi kepalanya.
"Atau kita akan menyelamatkan bumi ini dari serangan makhluk asing" Reta menambah daftar kemungkinan alasan kenapa mereka mendapatkan kekuatan.
Para pria yang ada di sana hanya menggelengkan kepala. Bukannya serius para wanita ini malah mengatakan hal yang tidak-tidak.
"Masih ada aku. Kamu dan Sarah yang belum dapat kekuatan" Haris mengarahkan jari telunjuknya pada Reta dan Sarah bergantian.
"Kamu benar, aku belum merasakan apapun pada diriku" Reta memasang wajah sedihnya. Entah seperti apa nanti ekspresinya jika dia sudah mengetahui kekuatannya.
"Hanya belum saja, nanti kekuatan kalian juga akan diketahui" kata Rio.
Mereka terus membahas dan menebak apa. Kenapa. Dari mana dan banyak hal lagi yang mereka pertanyakan. Tapi sungguh sama sekali tidak ada jawaban yang dapat mereka temukan.
"Sebaiknya besok kita tidak kembali kekota"
Semua mata mengarah pada Langit yang dari awal pembahasan hanya diam saja, bahkan bakso mereka semua sudah habis dimakan.
"Kita masih perlu berada disini untuk mencari jawabannya" Langit menatap semua temannya satu persatu.
Hening. Semua tampak berfikir akan apa yang dikatakan oleh Langit.
Masih harus berada didesa Sureti bukanlah hal yang menyenangkan kerena mereka semua sungguh sangat merindukan kehidupan hiruk-pikuk kota. Tapi kembali dengan segudang misteri yang tanpa jawaban membuat jiwa muda mereka seketika bergejolak, terlebih Clara and the geng yang selalu ingin tahu. Tentu rasa penasaran mereka harus dituntaskan dan wajib untuk menemukan jawaban.
"Kita gunakan waktu libur satu minggu untuk berada disini, setelah itu kita bisa kembali untuk mengembangkan tugas riset selanjutnya" Clara seprtinya setuju untuk tinggal lebih lama.
"Aku setuju. Satu minggu untukku sepertinya bisa, tapi jika lebih dari itu akan sulit. Aku berada di kelompok dua" Rio memang berbeda kelompok, jadi akan sulit jika lebih dari satu minggu dirinya untuk tinggal didesa Sureti
"Kita semua akan ada dikelompok satu" Langit berencana merubah kelompoknya. Memasukkan Rio kedalam kelompoknya bukanlah hal yang sulit.
"Wah... Dirimu mulai menunjukkan kekuasaan, Lang?" ejek Reta pada Langit. Langit menghiraukannya dia hanya menatap Reta tajam.
"Setuju. Sebaiknya yang tidak ikut terjebak dilumpur jangan berada dikelompok kita, Lang" Clara merasa temannya yang tidak mengalami hal aneh berada dikelompok dua saja.
"Seperti keinginan mu, Sayang" sungguh Langit akan berubah lembut, jika itu Clara.
Langit berkuasa dikampus. Selain sebagai putra satu satunya dari pangusaha keluarga konglomerat. Dirinya juga aktif diberbagai organisasi kampus. Jadi jika hanya masalah perombakan kelompok itu hal yang kecil untuknya.
Mereka semua kembali menuju rumah. Langit segera mengurus pada dosen pembimbing untuk perombakan kelompok seperti yang dirinya dan teman-temannya bahas tadi. Langit juga memperpanjang sewa rumah yang akan mereka tempati untuk seminggu kedepan.
Keesokan paginya, para mahasiswa dan mahasiswi sudah terlihat bersiap untuk kembali kekota. Wajah semuanya tampak bahagia selain karena riset yang telah selesai, mereka semua tentu senang akan segera kembali kerumah masing-masing. Bukankah rumahku adalah surgaku.
Saat bersiap dan mengeluarkan barang-barang. Beberapa mahasiswi nampak heran melihat Clara and the geng tidak seperti ingin kembali kekota. Sama sekali tidak bersiap dan membereskan barang mereka.
"Kami akan menghabiskan satu minggu liburan kami didesa ini" Sarah yang seakan mengerti dari tatapan itu langsung menjawab.
Sebenarnya tidak masuk akal jika Clara dan teman-temannya akan tinggal didesa Sureti dengan agenda liburan. Sungguh dibagian mana dari desa ini yang bisa digunakan untuk mencuci mata atau menjadi mood booster yang bagus. Kelebihan desa ini hanya pada udaranya yang segar, mungkin bisa ditambah dengan lokasi air terjun tapi itupun jika dikelola dulu dan menjadi tempat wisata yang bagus.
Warganya bagaimana?. Jangan ditanya. Warga didesa Sureti terkesan dingin dan serius, tidak semua memang. Tapi bisa dihitung dengan jari warga yang ramah, buktinya selama mereka didesa ini yang bisa dikatakan ramah hanya pedagang bakso yang tidak jauh dari rumah yang mereka tempati.
Sombong?. Nukan sombong juga. Tapi warganya terkesan akan sulit diajak berguyon. Pokoknya dialur yang serius serius saja. Bayangkan saja jika didrama dan novel menghadapi satu manusia dingin dan terkesan selalu serius saja itu sulit. Apalagi ini satu desa?. Ya Tuhan, benar-benar tidak ingin membayangkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
®️ed 🔱hite
aku kirim bunga ya kak/Rose/
2024-04-23
0
®️ed 🔱hite
ini juga keren/Good/
2024-04-23
0
anggita
ikut dukung like👍 aja. semoga novelnya sukses, lncar jaya👌
2024-04-04
1