Haris mengarahkan tangannya kebelakang,berusaha meraih Rio meski tubuh dan tatapannya terus mengarah kedepan ,mengawasi sosok yang kini melangkah pasti kearahnya dengan menyeret skop disebelah kiri tangannya.
Rio yang merasa kerah bajunya ditarik-tarik akhirnya membalikan badan."Apaan si...."perkataan Rio tercekat kala melihat seorang wanita dengan pakaian yang kotor,tanpa alas kaki dan jangan lupakan tangan kiri yang menyeret skop hingga menimbulkan suara berisik kala bergesekan dengan paping blok dihalaman.
Wanita itu kini berdiri didepan Haris dan Rio dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.
Tidak ada suara.Hening,baik Rio,Haris dan wanita itu sama-sama diam.Mereka saling memindai satu sama lain,saling memperhatikan penampilan dari ujung kaki sampai ujung kepala dan kembali ke kaki lagi.
"Cari siapa?"suara datar terlihat tidak bersahabat itu menyadarkan Haris.
"Ah..itu...kami mencari Salma"susah payah Haris mengatakannya.
Haris melirik sekilas pada Rio yang masih diam mematung,apa dia terpesona dengan wanita ini,pikir Haris.
Hanya anggukan kepala yang terlihat,tanpa membalas perkataan Haris,wanita itu kembali membawa langkahnya dengan tetap menyeret skop ke sisi sebelah kanan dan meletakkannya dalam tong merah,lalu mencuci kaki dan tangannya pada kran air yang ada disana.
Pandangan Haris dan Rio tak lepas dari pergerakan wanita itu,hingga dapat mereka rasakan kini wanita tersebut melangkah mendekat dan melewati mereka begitu saja,membuka pintu rumah selebar-lebarnya.
Haris dan Rio saling pandang,berusaha berkomunikasi melalui tatapan."Kita masuk?"Haris mengangkat alisnya.
Rio hanya mengangkat bahunya.
"Masuklah"tanpa membalikan badannya wanita itu mempersilahkan Haris dan Rio untuk masuk.
Haris dan Rio melangkah perlahan memasuki rumah yang didalamnya ternyata sangat luas, terdapat kursi tamu berwarna cokelat,berukiran klasik.Haris dan Rio mendaratkan diri disana,meskipun tidak dipersilahkan tapi melihat wanita tadi pergi begitu saja sepertinya tidak ada salahnya Haris dan Rio duduk.
"Aku merinding melihatnya"Rio berbisik pada Haris sesekali mengusap tengkuknya.
Haris melirik pada Rio,dia merasa risih Rio berbisik ditelinganya terlalu dekat.
"Apa kita balik saja"Rio kembali berbisik."Entah kenapa aku merasakan ada yang aneh dengan wanita tadi".
Haris mendengus,ia mendaratkan jari telunjuknya kekening Rio dan mendorong temannya itu menjauh dari telinganya.
"Berhentilah mengoceh,lama-lama kamu mirip dengan Reta"kata Haris.
"Ha..ha..Benarkah?"tanya Rio,terkekeh kecil.
Haris menggeleng melihat temannya yang malah terlihat senang dikatakan mirip perempuan.
"Ternyata kalian"
Suara itu mengambil alih fokus Haris dan Rio,mereka menatap wanita yang sedari tadi mereka cari-cari kini sudah berdiri diujung anak tangga.
"Kalian hanya berdua?"tanya Salma,yang sudah duduk bersebrangan dihadapan Haris dan Rio.Sepertinya dia mengharapkan kehadiran seseorang.
"Ya..kami hanya berdua"Rio menjawab dengan cepat,Haris mencibir dalam hati,tadi saja temannya ini mengatup rapat bibirnya kala berhadapan dengan wanita tanpa ekspresi,tapi lihatlah sekarang.
"Apa kalian perlu sesuatu?"tanya Salma.
"Kami sedikit perlu bantuan mu,menyangkut tugas kuliah"
Rio menatap Salma intens.Cantik,itu yang terbersit dalam pikiran Rio,pantas Haris selalu mengatakan gadis dihadapannya ini cantik,saat berkenalan kemarin,Rio tidak terlalu memperhatikan karena Langit sudah langsung meminta mereka kembali.
"Hanya tugas kalian berdua?"kata Salma
Rio tidak langsung menjawab,ia diam mencoba untuk mengartikan pertanyaan Salma.
"Ini tugas kami semua termasuk Langit"Haris yang menjawab,"Maaf Lang,harus menjual nama mu"kata Haris dalam benaknya.
Salma tersenyum."Apa yang kalian perlukan?
"Kami hanya perlu wawancara dengan orang asli desa ini,dan sepertinya kamu orang yang tepat"kata Haris lagi,dia bermanuver sendiri karena makhluk yang memiliki seribu alasan disampingnya itu kini hanya diam,entah kenapa.
"Baiklah,aku akan membantu kalian"kata Salma dengan terus mengembangkan senyum manisnya.
"Kapan akan dilakukan wawancaranya?"
Belum sempat Haris menjawab,Salma sudah menentukan."Setelah makan siang aku akan ketempat kalian.Bukankah semuanya akan mewawancarai ku?"
Haris menyikut lengan Rio, temannya itu terlihat melamun.Haris bingung apakah yang dilakukannya ini sudah benar.
"Tidak,sekarang saja,tunggu aku bersiap"jawab Salma sendiri,ia segera melangkah pergi,dia berubah pikiran, manurutnya sekarang saja pergi ketempat Langit dan teman-temannya.
Salma sudah menghilang diujung anak tangga atas,dan Haris segera menepuk pundak Rio,kenapa temannya ini diam saja.
"Kau baik-baik saja?"Haris sedikit khawatir.
"Aku baik-baik saja,ternyata dia benar cantik"jawab Rio
Alis Haris berkerut mendengarnya,siapa yang Rio katakan cantik? Salma?.
"Ingat,dia pakai pemanis dan berhenti mengatakan dia cantik"kata Haris.
Rio terkekeh mendengarnya"Kau selalu menyerang ku dengan kata-kataku sendiri"
"Jangan bahas itu lagi,sekarang bagaimana ,Salma akan ikut kita?"Haris merasa ragu untuk hal ini.
"Bagaimana apanya? tinggal bawa saja,disana kita lebih mudah untuk mengorek informasi, disini aku benar-benar merinding"kembali Rio mengusap tengkuknya.
"Bagaimana kalau Langit marah?"Haris khawatir jika Langit tidak terima Salma diajak ketempat mereka.
"Langit apa Sarah yang kau takutkan?"cibir Rio.
Haris nyengir mendengarnya,sebenarnya itu juga yang ia takutkan,bukankah hubungannya dengan Sarah sudah ditahap Sarah ingin membuka hati,kalu tidak karena kedatangan Rio kedapur malam tadi,mungkin sekarang dia dan Sarah sudah berstatus sepasang kekasih.
Apa jadinya jika Sarah salah menilai karena dia dan Rio membawa Salma ketempat mereka,bisa semakin berat langkahnya untuk mendapatkan hati wanita yang selama ini terus ia perhatikan dalam diam.
Haris dan Rio melihat Salma menuruni anak tangga dan sepertinya gadis itu sudah siap,dengan dres berwarna salem dibawah lutut,rambut yang tergerai dengan diberi aksen pita kecil di sebelah kanan dan riasan wajah tipis yang membuat penampilan gadis ini benar-benar terlihat manis,Haris dan Rio mengakui itu.
Mereka segera pergi meninggalkan kediaman Salma dengan kendaraan masing-masing,Salma menggunakan motor maticnya sendiri yang berwarna putih,dan Haris tetap bersama Rio memilih mengekor dibelakang kendaraan Salma.
Sepanjang jalan banyak warga yang memperhatikan mereka,mungkin karena mereka mengekori motor Salma,yang notabenenya anak Pak Kades.
Sampai dirumah, Haris dan Rio mempersilahkan Salma masuk,rumah terlihat sepi,entah dimana teman-temannya yang lain.Haris terus melangkah masuk kedalam meninggalkan Rio, biarlah Rio yang mengurus Salma ,pikir Haris.
"Duduklah"pinta Rio.
Salma hanya tersenyum dan duduk dibangku yang menghadap langsung kearah dalam rumah dimana Haris menghilang tadi
"Aku panggil yang lain dulu ya,tidak apa-apa aku tinggal sebentarkan?"kata Rio
"Pergilah."kata Salma tersenyum.
Rio sudah ingin melangkah meninggalkan Salma untuk memanggil teman-temannya,tapi ternyata mereka semua sudah melangkah keluar.
"Mana Langit dan Clara?"masih berdiri Rio menanyakan dua temannya yang tidak terlihat
"Nanti menyusul"Reta yang menjawab,dia sudah duduk dimana tempat Rio duduk tadi, disebelahnya ada Sarah.
Haris memilih duduk disebelah kanan Sarah sedikit kebelakang,dia menarik kursi tunggal yang tadi berada disudut ruangan.
Rio mengguk-mangguk sambil memutar untuk duduk disebelah kanan Salma tapi tidak bersisian.
Salma tiba-tiba berdiri,membuat yang lain heran,dan kini semua mengarah kemana Salma melihat.
Disana terlihat Langit melangkah bersisian dengan Clara disampingnya,sepintas terlihat biasa saja, Salma memandang dua makhluk tuhan dihadapannya secara bergantian dan kini tatapannya jatuh pada tangan yang saling menggenggam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Hiatus
salma jgn jadi obat nyamuk, ok
2024-06-21
0
Rona Risa
jangan ganggu orang yang lagi kasmaran, salma
2024-04-08
1
Rona Risa
yaampun udah suudzon aja aku kak 😅
2024-04-08
1