BAB 13. Misi Mendekati Salma

"Hentikan dulu drama romance kalian,kita berkumpul diruang depan"

Ternyata Rio kembali lagi kedapur,meminta pada Haris dan Sarah untuk berkumpul diruang depan.Langit yang meminta semua temannya untuk berkumpul, sepertinya ada hal penting untuk disampaikan.

Dan kini semua sudah berada diruang depan,menantikan apa yang ingin Langit samapaikan.

"Sulit meminta Lek Kardi membuka suara"Langit mulai bicara."Dipancing-pancing juga tidak bisa,aku yakin Lek Kardi tahu sesuatu,karena saat aku menanyakan tentang susuk hal yang biasa didesa ini raut wajahnya berubah"

Langit menjelaskan apa yang dirinya dan Rio dapat,Lek Kardi adalah pemilik warung bakso, warungnya tidak jauh dari rumah yang mereka sewa.Selama riset,Lek Kardi salah satu warga desa Sureti yang bisa dikatakan sedikit ramah,maka dari itu Langit dan Rio memulai dari sana untuk mencari petunjuk.

Tapi nyatanya mereka tidak mendapatkan apa pun,Lek Kardi mengunci rapat mulutnya jika Langit menyinggung tentang susuk,padahal jika bercerita lain hal Lek Kardi dengan semangat meladeni Langit.

"Aku pikir kampung ini pecinta ilmu hitam"tiba-tiba Rio mengeluarkan pendapatnya."Saat kamu bicara dengan Lek Kardi tadi,aku tidak sengaja mendengar dua bapak-bapak yang duduk dibelakang kita mengatakan kalau penglarisnya tidak bekerja,aku tidak sengaja mendengarnya Lang.Aku yakin praktek ilmu hitam dikampung ini sudah hal biasa,mungkin banyak pemuja setan disini"Rio bergidik ngeri mengatakannya.

Semuanya menatap Rio,sebagian dari mereka tidak mengerti,mungkin karena darah campuran,hingga teman-temannya sedikit tidak mengerti apa yang Rio katakan,contohnya saja Sarah kemarin,dia hampir mengartikan pemanis sebagai pemanis buatan yang digunakan untuk menggantikan gula alami,padahal yang dimaksud adalah susuk.

"Sepertinya kamu banyak tahu tentang hal ini?"tanya Reta,dirinya tahu apa yang Rio bahas,Reta keturunan asli Indonesia,hanya tahu tapi tidak mempercayainya,maklum saja kehidupan dikota tidak ada hal-hal magic ,yang ada hanya keruwetan hidup dan persaingan gaya kelas atas.

"Aku anak daerah,hal-hal seperti ini masih ada,ditempatku jika pedagang laris manis tanjung kimpul,dagangan laris duit kumpul pasti akan dapat selentingan menggunakan penglaris,meskipun mereka berdagang dengan jujur."

"Pemanis,penglaris, pesugihan dan banyak lagi,itu seperti bagian dari ilmu hitam,entahlah tepatnya apa aku juga tidak tahu,tapi yang jelas itu bersekutu dengan setan"panjang lebar Rio menjelaskan pada teman-temannya.

"Jadi apa sebenarnya yang kita hadapi ini?"tanya Haris,pria keturunan chindo ini sebenarnya pernah mendengar istilah-istilah yang Rio katakan tadi,tapi tidak terlalu dalam,seperti kemarin dia tahu yang dimaksud Salma pada Sarah adalah susuk kecantikan,tapi bagaimana memasang susuk,dimana bisa didapat dia tidak memahaminya sejauh itu.

"Kurasa lawan kita adalah iblis,setan atau makhluk astral lainnya"kata Rio.

"Kita akan cari tahu dimana mereka bisa mendapatkan itu semua"Langit pikir mereka harus mengetahui dari sumbernya langsung.

"Setuju,itu yang penting,jadi kita bisa langsung menyerang bosnya"semangat Rio."Dan bisa dimulai dari Salma,Langit bisa mengorek informasi dengan tampangnya itu"kata-kata ini membahayakan.

"Aku tidak ingin dekat apalagi bicara dengannya"dengan suara tegas Langit menolak.

"Kamu tidak mau?,bisa serahkan pada Haris"dengan enteng Rio mengataknnya.

"Kenapa aku?"kesal Haris.

"Kau memiliki tampang yang bisa memikat perempuan Ris,ditambah......Kau selalu mengatakan jika salma itu cantik"mode jahil Rio keluar.

Mendengar hal itu Haris dengan cepat menyerang Rio,dia mengapit leher Rio dengan lengannya,menyerang bagian perut Rio dengan jari-jarinya yang panjang,Rio gelabakan,dia tertawa karena tidak tahan perutnya diserang.Semua yang melihatnya tertawa dan menggelengkan kepala,prilaku kedua pria didepan mereka ini seperti anak remaja saja.

Haris baru melepaskan setelah Rio mengatakan ampun berkali-kali,dirinya tidak tahan lagi, jangan sampai dia buang air kecil dicelana karena banyak tertawa.

"Kenapa tidak dirimu saja?"tanya Reta,setelah melihat Rio sudah duduk dengan baik.

"Apa menurut mu wajahku memikat?"Rio mungasap-ngusap dagunya dan menampilkan wajah songongnya.

"Jika iya,aku akan melakukannya,tapi jika tidak bagaimana Salma bisa terpikat denganku".

Sungguh Reta terjebak dengan pertanyaannya sendri.Jawab iya, pasti pria somplak dihadapannya ini akan jumawa,jawab tidak dia kalah telak.

"Wajahmu memang tidak bisa memikat,tapi bukankah kau memiliki pergerakan yang cepat,bahkan memiliki jurus 3 detik"Haris mulai menyerang Rio,dia membalikkan semua kata-kata Rio didapur tadi.

"Jurus 3 detik?"tanya Reta,dia sebenarnya senang karena Haris menyelamatkannya,tapi dirinya juga penasaran dengan jurus 3 detik.

"Nyatakan,sudutkan,lalu tekan"Haris mengulangi kata kata absurd Rio.

Dan Reta yang mendengarnya langsung melotot pada Rio.pria ini benar-benar,"Dasar pria mesum"umpat Reta.

"Jangan berfikir kemana-kemana"kata Rio.

"Kalian bisa bekerja sama untuk melakukannya"entah kenapa Langit yang selalu menjadi pemisah jika 2R mulai ingin berdebat,dia menatap Haris dan Rio bergantian.

"Aku...Ada hati yang harus ku jaga"kata Langit sembari menggenggam tangan Clara.

Sontak semua temannya mendengus dan memutar bola mata,Langit jika sudah mode bucin benar-benar menyebalkan,tapi sayangnya tidak ada yang bisa menolak, semua setuju jika Haris dan Rio akan mencoba mencari informasi dari Salma.

Pagi harinya Haris dan Rio sudah bersiap untuk menjalankan misi mendekati anak Pak Kades,tapi masalahnya dimana mereka bisa menemukan gadis yang memiliki nama Salma tersebut.

"Kerumahnya saja,kita tanya pada Lek Kardi dimana alamat Pak Kades"kata Rio.

"Apa skenarionya?"tanya Haris.Haris pikir apa alasan kerumah Pak Kades,tidak mungkin mengatakan tujuan sebenarnya.

"Gampang,biar itu jadi urusanku"jawab Rio.

Mereka segera meluncur mencari kediaman Pak kades dengan sebelumnya menanyakan kepada Lek Kardi terlebih dahulu.Lek Kardi juga sempat menanyakan untuk apa kerumah Pak Kades yang pagi begini jelas ada dikantor desa,tapi Rio memiliki seribu alasan untuk itu dan Lek Kardi percaya.

Kendaraan yang Haris dan Rio tumpangi terhenti didepan pagar tinggi berwarna hitam,didalamnya terdapat rumah yang cukup bisa dikatakan mewah,bisa dibilang rumah dihadapan mereka ini rumah yang paling mewah didesa ini,terdiri dari dua lantai dan halaman yang cukup luas.

"Ini rumahnya?kok sepi?"kata Rio,entah pada siapa dia bertanya,karena jelas Haris tidak akan tahu jawabannya.

"Tidak ada bel"Rio meraba-raba area pagar,karena biasanya rumah dengan pagar tinggi seperti ini terdapat bel .

"Gak kekunci"kata Rio,karena meraba sana sini akibatnya pintu pagar yang memang tidak terkunci itu terbuka.

"Teriak aja dulu,gak enak kalau main masuk aja"Haris memberi saran.

Berkali-kali Rio dan Haris berteriak apa ada orang,tetapi tidak ada jawaban,rumah ini benar-benar sepi,jalanan didepannya juga jarang dilalui kendaraan.

"Masuk aja lah,mana tau si Salma gak dengar"Rio mengajak Haris untuk masuk dan mencoba mengetuk pintu rumah saja.

Dan akhirnya dua pria tersebut membawa langkah untuk masuk kedalam melewati pagar hitam yang menjulang tinggi,kendaraannya mereka tinggal diluar pagar.

"Sepi amat,kayak gak ada penghuninya"celetuk Rio disela langkahnya menuju teras.

Sampai didepan pintu yang berukir dan berwarna cokelat tua,Rio mulai mengetuk pintu,memanggil-manggil nama pemilik rumah namun tak kunjung mendapat jawaban.Haris sampai mencoba mengintip kedalam rumah dari kaca jendela depan,mungkin ada asisten rumah atau siapa pun,karena tidak mungkin rumah sebesar ini istri Pak Kades membersihkannya sendri.

Hingga Haris membalikkan badannya membelakangi Rio yang masih mengetuk pintu sembari terus memanggil nama Salma.Niat hati ingin mengedarakan pandangan kehalaman depan yang luas tapi matanya malah menangkap sosok wanita yang menyeret skop dengan mata yang terus menatapnya sembari melangkah pasti mendekati Haris yang diam mematung.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***