BAB 9. Haris Sarah

Haris perlahan melangkah mendekati Sarah yang duduk diatas kasur dengan menyandarkan diri pada dinding kamar,dia biarkan pintu terbuka lebar setelah Clara,Reta dan Langit pergi.

Perlahan dirinya duduk sejajar dengan Sarah,ikut menyandar pada dinding kamar.Jujur sekarang dia sangat gugup dan serba salah, hatinya sakit melihat Sarah menangis,juga bingung ingin mulai menjelaskan dari mana.

Lama mereka saling diam,Haris mencoba mengarahkan pandangannya ke kanan dimana Sarah terlihat menunduk dan meremas jari jemarinya.

"Maafkan aku,jika apa yang Rio katakan melukai mu"

Akhirnya ada kata yang berhasil Haris keluarkan.Meskipun tidak seharusnya Haris meminta maaf.Bukan kesalahan jika kita jatuh cinta,kita tidak bisa memilih pada siapa hati memiliki rasa.

Sarah bukan marah pada Haris,bukan juga menyalahkan karena menyukai dirinya.Lidahnya kelu,bingung ingin menyikapi Haris bagaimana,dia sudah tertangkap basah menangis,tidak mungkin dia mengatakan jika mengharapkan Rio yang memiliki rasa untuknya,Sarah masih waras untuk tidak melakukan hal yang lebih membuatnya malu.

"Aku...menyukaimu Sarah"

Haris sudah yakin untuk mencoba mengatakan isi hatinya meskipun Sarah jelas sudah terlihat menolak.

"Sudah sejak lama aku memperhatikan mu".

Selama ini dirinya sering memperhatikan Sarah dari jauh.Dulu dia takut mendekati Sarah, karena mendengar semua pria yang menyatakan perasaan pada Sarah akan ditolak,dia jadi tersenyum kala mengingatnya.

Tapi lihat sekarang apa yang ia dapati,Sarah bahkan menangis karenanya.Sungguh Haris benar-benar sakit melihat Sarah dengan mata dan hidung yang memerah,bahkan wajahnya sembab dan masih ada jejak air mata di pipinya.

"Aku terlalu takut,takut jika dirimu menolak"

Haris tersenyum kecut, perasaannya campur aduk, sedih, kecewa,marah dan entah apalagi.

Wanita yang dicintainya memberi respon lebih dari pada sebuah penolakan.Rasanya butuh sesuatu untuk melampiaskan segala rasa di dalam dada.

"Sudah...jangan menangis lagi,aku bisa mengubur perasaan ku jika itu melukaimu".

Sarah tersentak mendengar kata-kata Haris,ia mengangkat kepala,menatap Haris yang sekarang juga tengah menatapnya,hingga mata mereka bertemu.

Haris tersenyum,meski tidak bisa dibohongi ada kecewa dan cinta dimata pria itu,dan Sarah dapat melihatnya.

Sarah menggeleng,air matanya kembali jatuh karena melihat luka dimata pria yang katanya menyukai dirinya,dia marasa bersalah.

Selama ini Sarah selalu punya cara untuk menolak semua pria yang menyatakan perasaan padanya,tapi sekarang dirinya buntu,Sarah malah semakin menangis hingga bahunya turun naik karena sesegukan.

Haris yang melihatnya mendekat,mengusap air mata yang sepertinya tidak bisa berhenti.

"Aku...Aku..tidak marah...padamu"

Dengan susah payah Sarah mengataknnya,dia langsung menutup matanya dengan lengannya karena tangisnya benar-benar tidak mau berhenti.

Haris segera menarik Sarah dalam pelukannya,dengan perlahan mengusap pundak Sarah yang bergetar.

"Aku...tidak marah"lagi Sarah mengataknnya.

"Iya kamu tidak marah,jangan menangis lagi"Haris hanya bisa terus mengusap pundak Sarah, membiarkan gadis itu menyelesaikan tangisnya.

Saat merasa sudah bisa mengontrol dirinya Sarah melepaskan diri dari pelukan Haris,ia mengusap wajahnya membersihkan dari sisa air mata.

"Maaf bajumu jadi basah karena aku"kata Sarah.

Haris hanya melirik bahu sebelah kirinya,lalu tersenyum kepada Sarah.

"Tidak apa.Sudah lebih baik?"tanya Haris.

Sarah sebenarnya malu, tidak bisa mengontrol dirinya didepan Haris.Jadi dia hanya mengangguk kecil.

"Jangan pikiran apa pun,kembalilah seperti biasa,jadi Sarah yang tenang dan ceria"kata Haris

"Istirahatlah,kau menangis terlalu banyak"Haris ingin beranjak pergi dari kamar Sarah,menurutnya semua sudah cukup dan sangat jelas, bagaimana perasaannya dan juga Sarah,seiring waktu lukanya pasti bisa terobati.

Sarah menahan tangan Haris,dia tidak bisa membiarkan pria itu pergi begitu saja.

"Ada yang ingin kamu katakan?"Haris memandang pada tangan Sarah yang menyentuh lengannya.

Sarah langsung tersadar,dia segera melepaskan tangan Haris.

"Emm...itu..Aku..."Sarah bingung harus berkata bagaimana.

Haris memandang, menunggu apa yang ingin dikatakan oleh Sarah.

"Aku tidak marah,aku hanya sedang tidak baik-baik saja"

Apa maksdud Sarah ini,dia menangis bukan karena tidak terima perasaan Haris.Apa ada masalah lain.Haris tetap diam menunggu penjelasan Sarah selanjutnya.

"Jangan salah paham,aku menangis bukan karena kamu mengatakan menyukaiku"terang Sarah.

Haris mengerjapkan matanya, mencerna kata kata yang Sarah ucapakan, menangis bukan karena kamu mengatakan menyukaiku.Apa itu artinya Sarah tidak masalah jika Haris menyukainya.Apa ini maksudnya memberi kesempatan untuk Haris.

"Kamu senang,Aku menyukai mu?"dengan raut wajah yang berbinar Haris bertanya,sungguh dia tidak bisa bicara jika berputar-putar,jadi dia memilih menanyakan intinya secara langsung.

Sarah yang mendengar pertanyaan Haris kaget,bingung ingin menjawab apa, apalagi melihat raut wajah Haris yang berbinar.Entah kenapa dia terjebak disituasi sulit seperti ini, semua serba salah.

Sarah akhirnya memilih mengangguk.

"Kamu menerimaku?"Haris ingin memastikan.

Sarah langsung menggelengkan kepalanya,tanganya sudah melambai didepan wajahnya.

Haris tersenyum,melihat Sarah yang menggeleng cepat.

"Baiklah,kamu ingin waktu?"Haris bertanya apakah Sarah butuh waktu untuk membalas perasaannya,karena Haris mengartikan jika tidak membenci dan tidak menerima,apa Sarah butuh waktu untuk menumbuhkan perasaan yang sama padanya.

Sekarang Sarah gelagapan,kenapa jadi seperti ini,ditamabah otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih,kenapa semua ilmunya untuk menolak para pria dengan baik malah hilang.

"Aku sudah bilang jangan dipikiran, istirahatlah,aku sudah cukup dengan melihat mu senang karena tahu aku menyukai mu"Haris menjadi lebih percaya diri dengan perasaannya,Sarah mungkin lagi syok seperti yang dikatakan Rio padanya.

Wajah Sarah memerah kenapa Haris sekarang malah menggodanya.

Haris tersenyum lebar dan berdiri, sebelum pergi Haris mengatakan agar Sarah jangan menangis lagi,karena itu membuatnya sakit.Sarah terdiam mendengarnya,apa sedalam itu perasaan Haris padanya.

"Kalian pacaran?"suara Reta menyadarkan Sarah dari lamunannya.

Reta dan Clara sudah duduk bersama Sarah diatas kasur,setelah melihat Haris kembali keruang depan,Clara dan Reta langsung masuk kedalam kamar,ingin memastikan keadaan sahabatnya baik-baik saja.

"Tidak"jawab Sarah

"Jangan seperti Clara dan Langit,Sar"entah kenapa Reta malah membawa-bawa hubungan Clara dan Langit."Kalau nyaman ya diterima,Kalau cinta bilang cinta,jangan gak bilang cinta giliran ada yang mau mepetin nangis"omel Reta

"Iss...siapa juga yang nangis"kata Clara

"Kamu pikir aku gak tau Ra,kamu mau nangis waktu tahu ada yang lamar Langit"kata Reta

Clara memanyunkan bibirnya,Reta memang seperti ini,dari mereka bertiga Reta itu yang paling suka mengomel,meskipun terlihat bar-bar,tapi Reta selalu menasehati,mengingatkan dan dia orang yang paling depan untuk membela dan melindungi teman-temannya dengan caranya sendiri,dia persis seperti emak pada anaknya,berbeda dengan Sarah,Sarah pembawaannya memang tenang dan tidak banyak bicara,jika bicarapun yang lurus-lurus saja, tapi lihat lah jika terluka dia bahkan menangis sesegukan didepan orang.

"Aku tidak pacaran dengan Haris"Sarah berusaha menjelaskan pada sahabatnya.

"Teman tapi mesra"celetuk Reta.

"Apaan,mana mungkin teman tapi mesra"Sarah tidak terima dia dituduh TTM dengan Haris.

"Jadi gak sengaja kepeluk gitu"kata Reta

Sarah melotot pada Reta, meski matanya tidak terlihat melebar karena banyak menangis.

"Kamu mengintip kami"kata Sarah.

"Jadi benar kalian berpelukan"Clara kaget jika itu benar,karena Sarah, sahabatnya ini tidak pernah terlihat dekat dengan laki-laki.

Reta yang mendengar pertanyaan Clara tersenyum,tebakannya ternyata benar kalau Sarah dan Haris berpelukan.

"Tidak..bukan seperti itu"Sarah jadi panik sendri,kepalanya benar-benar pusing.

"Sudah tidak usah mengelak lagi,aku tahu bukan karena mengintip, tapi melihat baju Haris yang basah dibagian bahunya"jelas Reta

Saat melihat Haris keluar tadi dia memperhatikan pria itu,dan dia jelas menangkap pakaian Haris basah pada bagian bahunya jadi dia berpikir bahwa itu pasti air mata Sarah,bagaimana caranya air mata itu bisa sampai disana kalau tidak melalui adegan peluk memeluk menurut Reta.

"Istirahatlah mata mu bengkak"kata Reta

Sarah yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi memilih merebahkan dirinya,benar dia butuh istirahat, banyak menangis membuat matanya bengakak ditambah kepala yang pusing.

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

kasian Haris, terima saja deh❤️❤️❤️

2024-04-10

1

Rona Risa

Rona Risa

tahu sampai sedetail itu dong 🤭🤣

2024-04-06

1

Rona Risa

Rona Risa

sifat beda tapi bisa jadi sahabat satu sama lain 😍

2024-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Mereka akan kembali
2 BAB 2. Sulit Diterima Akal Sehat.
3 BAB 3. Pengendali Air.
4 BAB 4. Memilih Tinggal Lebih Lama
5 BAB 5. Mencari Jawaban
6 BAB 6. Pemanis Buatan
7 BAB 7. Lamaran Pak Kades
8 BAB 8. Menyukaimu Tidak Menyukainya
9 BAB 9. Haris Sarah
10 BAB 10. Aroma
11 BAB 11. Ingin Membawa Pergi
12 BAB 12. Nyatakan Sudutkan Lalu Tekan.
13 BAB 13. Misi Mendekati Salma
14 BAB 14. Modus Wawancara
15 BAB 15. Yang Tak Berhati
16 BAB 16. Doubel Bucin.
17 BAB 17. Mau Permen Tidak?
18 BAB 18. Pulang
19 BAB 19. Kembali.
20 BAB 20. Kepastian Itu Penting.
21 BAB 21. Misi Di Kantor Desa.
22 BAB 22. First Kiss.
23 BAB 23. Hasil Misi.
24 BAB 24. Bantuan Sosial.
25 BAB 25. Bantuan Sosial II.
26 BAB 26. Akhir Dari Bantuan Sosial.
27 BAB 27. Pertengkaran.
28 BAB 28. Menemukan Kembali.
29 BAB 29. Musuh utama.
30 BAB 30. Masa lalu.
31 BAB 31. Masa Lalu II.
32 BAB 32. Menghapus Rasa lalu Menghadirkan Cinta.
33 BAB 33. Kembali Ke Fokus Utama.
34 Visual Pemain
35 BAB 34. Kemabli Bersama.
36 BAB 35. Pencarian
37 BAB 36. Menyelamatkan Mereka
38 BAB 37. Taktik Berperang.
39 BAB 38. Taktik Berperang II.
40 BAB 39. Taktik Berperang III.
41 BAB 40. Masih Dalam Pengaruh.
42 BAB 41. Sebut Namaku.
43 BAB 42. Cepat Menyadari.
44 BAB 43. Pemilik Cahaya.
45 BAB 44. Ingin Memiliki itu Obsesi
46 BAB 45. Luka Yang Nyata.
47 BAB 46. Membuka Mata.
48 BAB 47. Luka yang Nyata.
49 BAB 48. Tersimpan Dalam, Dihati.
50 BAB 49 Menuju Aku Yang Berbeda.
51 BAB 50. Pulang Kerumah.
52 BAB 51. Cinta Dan Persahabatan.
53 BAB 52. Rasa Yang Belum Berubah.
54 BAB 53. Teka Teki Rasa
55 BAB 54. Menulis Ulang Takdir.
56 BAB 55. Sedikit Tentang Mereka.
57 BAB 56. Desa Sureti.
58 BAB 57. Rindu, Merindukan yang Tidak Merindu.
59 BAB 58. Pemikat.
60 BAB 59. Pemikat II.
61 BAB 60. Supranatural dan Supernatural
62 BAB 61. Memilih Jujur.
63 BAB 62. Dibalik Cerita.
64 BAB 63. Sudah Tiada.
65 BAB 64. Kalahnya Pemanis.
66 BAB 65. Akhir Kebersamaan. [Ending]
Episodes

Updated 66 Episodes

1
BAB 1. Mereka akan kembali
2
BAB 2. Sulit Diterima Akal Sehat.
3
BAB 3. Pengendali Air.
4
BAB 4. Memilih Tinggal Lebih Lama
5
BAB 5. Mencari Jawaban
6
BAB 6. Pemanis Buatan
7
BAB 7. Lamaran Pak Kades
8
BAB 8. Menyukaimu Tidak Menyukainya
9
BAB 9. Haris Sarah
10
BAB 10. Aroma
11
BAB 11. Ingin Membawa Pergi
12
BAB 12. Nyatakan Sudutkan Lalu Tekan.
13
BAB 13. Misi Mendekati Salma
14
BAB 14. Modus Wawancara
15
BAB 15. Yang Tak Berhati
16
BAB 16. Doubel Bucin.
17
BAB 17. Mau Permen Tidak?
18
BAB 18. Pulang
19
BAB 19. Kembali.
20
BAB 20. Kepastian Itu Penting.
21
BAB 21. Misi Di Kantor Desa.
22
BAB 22. First Kiss.
23
BAB 23. Hasil Misi.
24
BAB 24. Bantuan Sosial.
25
BAB 25. Bantuan Sosial II.
26
BAB 26. Akhir Dari Bantuan Sosial.
27
BAB 27. Pertengkaran.
28
BAB 28. Menemukan Kembali.
29
BAB 29. Musuh utama.
30
BAB 30. Masa lalu.
31
BAB 31. Masa Lalu II.
32
BAB 32. Menghapus Rasa lalu Menghadirkan Cinta.
33
BAB 33. Kembali Ke Fokus Utama.
34
Visual Pemain
35
BAB 34. Kemabli Bersama.
36
BAB 35. Pencarian
37
BAB 36. Menyelamatkan Mereka
38
BAB 37. Taktik Berperang.
39
BAB 38. Taktik Berperang II.
40
BAB 39. Taktik Berperang III.
41
BAB 40. Masih Dalam Pengaruh.
42
BAB 41. Sebut Namaku.
43
BAB 42. Cepat Menyadari.
44
BAB 43. Pemilik Cahaya.
45
BAB 44. Ingin Memiliki itu Obsesi
46
BAB 45. Luka Yang Nyata.
47
BAB 46. Membuka Mata.
48
BAB 47. Luka yang Nyata.
49
BAB 48. Tersimpan Dalam, Dihati.
50
BAB 49 Menuju Aku Yang Berbeda.
51
BAB 50. Pulang Kerumah.
52
BAB 51. Cinta Dan Persahabatan.
53
BAB 52. Rasa Yang Belum Berubah.
54
BAB 53. Teka Teki Rasa
55
BAB 54. Menulis Ulang Takdir.
56
BAB 55. Sedikit Tentang Mereka.
57
BAB 56. Desa Sureti.
58
BAB 57. Rindu, Merindukan yang Tidak Merindu.
59
BAB 58. Pemikat.
60
BAB 59. Pemikat II.
61
BAB 60. Supranatural dan Supernatural
62
BAB 61. Memilih Jujur.
63
BAB 62. Dibalik Cerita.
64
BAB 63. Sudah Tiada.
65
BAB 64. Kalahnya Pemanis.
66
BAB 65. Akhir Kebersamaan. [Ending]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!