Tiga cangkir kopi panas Rio letakkan diatas meja, dihadapannya terlihat Langit yang duduk dengan ponsel dalam genggamannya.
"Kopi Ris"
Rio menawarkan kopi pada Haris,Haris merebahkan dirinya dilantai tidak jauh dari Rio dan Langit,menutupi wajah dengan lengannya.Haris sudah terlihat baik-baik saja, tidak lagi tegang seperti saat mendengar Sarah menangis dikamar tadi, mungkin masalah mereka sudah selesai pikir Rio.
"Apa kita akan kembali Lang?"Rio membuka pembicaraan.
Mendengar suara Rio, Langit menyimpan ponselnya diatas meja, dirinya memilih meraih cangkir kopi dan menikmatinya sembari melirik sekilas pada Haris yang tidak bergerak, apa dia tidur, setelahnya barulah Langit menjawab pertanyaan Rio.
"Nanti dulu,kita lihat apa yang terjadi hari ini.Kita selalu mengalami hal-hal aneh, tapi hari ini belum ada.Mungkin akan ada petunjuk nanti"kata Langit.
"Siapa bilang tidak ada?,bukannya kamu baru dilamar Pak Kades"kata Rio,dirinya mengangkat sebelah alisnya dan menatap jahil pada Langit.
Langit mendengus kesal karena kata-kata Rio,dan itu membuat Rio tersenyum puas.
"Kalian mencium sesuatu?"Haris bangun dari posisinya, berjalan menuju kursi dan mendarat tapat disebelah Rio.
"Apa?"tanya Rio.
Sebelum menjawab, Haris meraih cangkir kopi, menghirup aromanya lalu menikmati sedikit demi sedikit, kopi itu panas terbukti dari kepulan asapnya.
"Aku seperti mencium aroma yang tajam,tapi terkadang juga tidak"kata Haris.
Dirinya merasa mencium atau lebih tepatnya merasakan sesuatu yang tajam,tapi terkadang itu semua hilang,entahlah Haris sulit mendefinisikannya seperti apa.
"Barusan aku mencium aroma itu lagi,tapi sampai disini hilang.Apa tenggelam karena aroma kopi"kata Haris.
Langit dan Rio seketika memasang mode serius,apa yang dikatakan Haris ini bisa jadi petunjuk baru untuk mereka.
"Aroma seperti apa?,lebih signifikan menjelaskannya Ris"kata Rio.
"Aroma... Entahlah,aromanya tajam dan menyengat ada harumnya tapi kadang juga anyir"jelas Haris,dia masih bingung untuk menjelaskan apa yang dirinya rasa,mungkin karena masih ada efek dengan kejadian Sarah tadi.
"Dan ada manis-manisnya"Rio menimpali,dirinya tidak dapat mengerti dengan penjelasan Haris jadi dengan spontan mengatakan hal itu.
"Benar,terkadang ada aroma manisnya"lah malah benar yang dikatakan Rio tadi."Jadi kamu juga menciumnya.Aku kira hanya diriku,bahkan aku sudah berharap itu kekuatan ku, mencium aroma makhluk astral mungkin"Haris terlihat kecewa.
"Kamu menciumnya juga?"tanya Langit pada Rio.
Rio menggeleng,tadi itu dia hanya spontan mengatakannya.
"Mencium siapa?"suara Reta menyeruak memecah konsentrasi ketiga pria itu.
Reta terlihat datang dengan Clara,bergabung duduk bersama Langit dan yang lainnya.
"Siapa yang kamu cium?"tanya Reta pada Rio.
"K...A...M...U maunya"Rio tersenyum,memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
"Dasar"wajah Reta terlihat masam,Rio ini tidak bisa diajak serius, selalu saja membuatnya kesal.
"Mungkin itu kekuatan mu"Langit mengatakannya sembari menatap Haris,jangan pedulikan Rio dan Reta, bisa subuh baru selesai pembahasan mereka.
"Haris sudah tau kekuatannya Lang?"tanya Clara yang berada disamping Langit.
"Sepertinya sayang,tadi dia bilang mencium aroma yang tajam,aku dan Rio tidak merasakannya"terang Langit.
Wajah Clara memerah karena panggilan Langit,semakin kesini semakin sulit melarang panggilan yang Langit gunakan,tapi dirinya juga malu dengan teman-temannya.
"Aku sendri juga tidak tahu,kadang aku menciumnya,tapi terkadang hilang"kata Haris
"Kalau Haris sudah dapat kekuatannya setelah itu Sarah dan berikutnya aku kan"kata Reta
Clara menganggukan kepalanya.
"Sarah dimana?"tanya Haris,selagi Reta menyebut nama Sarah, sekalian saja dirinya menanyakan, sungguh dia masih mengkhwatirkan gadis itu.
"Dia tidur dikamar"terang Clara.
Haris lega mendengar jika Sarah sudah tertidur,gadis itu memang perlu istirahat, karena dapat Haris lihat Sarah tidak sedang baik baik saja.
"Jadi selanjutnya bagaimana,apa yang akan kita lakukan?"tanya Clara.
"Kita tetap disini satu minggu seperti rencana awal,kalau itu benar kekuatan Haris berarti tidak lama lagi Sarah dan Reta juga akan mendapat kekuatan"terang Langit.
"Apa sebaiknya kita lebih berbaur dengan warga,bisa jadi kita dapat petunjuk dari sana"
Rio menyarankan agar mereka dapat berbaur dengan warga sekitar,mereka bisa mendapatkan beberapa informasi dari warga,mungkin saja ada yang pernah melihat lumpur misteri itu.
"Kita bisa coba itu,tapi tidak untuk para wanita,kalian dirumah saja jangan terlalu banyak berinteraksi dengan warga"ultimatum Langit.
"Please,jangan posesif disaat seperti ini"kata Reta,dia jengah dengan kebucinan Langit.Ultimatum itu pasti hanya untuk Clara,jika dia terlihat dekat dan berbaur dengan warga pasti Langit akan membiarkannya saja.
"Akkhhh..."
Suara teriakan yang kuat mengagetkan mereka semua, belum sempat saling pandang atau berkomunikasi melalui mata,mereka sudah melihat Haris yang melesat berlari kencang kearah kamar.
Mereka semua segera menyusul,teriakan siapa tadi?apa Sarah?hingga Haris dengan sangat cepat berlari seperti tadi.
Sampai didalam kamar, mereka melihat Haris memeluk Sarah yang sedang menangis,terlihat dari bahunya yang bergetar,rambut sarah sedikit berantakan, banyak keringat mengalir dari pelipisnya.
Clara dan Reta segera menghampiri Sarah membantu menenangkan dan merapikan rambut sahabatnya, mereka merasa khawatir,ada apa dengan Sarah,apa dirinya mimpi buruk,karena Sarah tadi tertidur saat mereka meninggalkan kamar.
"Sudah,disini ada aku,yang lainnya juga ada,buka mata mu"Haris dengan lembut berbisik pada Sarah.
Saat dirinya masuk kedalam kamar,dia mendapati Sarah yg berbaring tidak diatas kasur, tapi dilantai dengan kepala yang terus menggeleng dan kata-kata jangan..jangan..jangan bawa aku.
Haris juga mencium sesuatu dikamar ini,tapi aroma itu hilang saat semua temannya datang.
Sarah berusaha membuka matanya,masih dalam posisi memeluk Haris,tubuhnya masih bergetar.Dia pandang semua teman temannya.
"A..ku ta..kut"gumam Sarah, semuanya bisa mendengar,karena kamar ini hening,hanya ada suara Sarah yang sesegukan.
"Disini sudah ada aku dan yang lainnya,jangan takut"Haris mendekap erat Sarah, dapat dia rasakan gadis ini benar-benar ketakutan.
"Aku ingin pulang"kata Sarah.
Semua saling pandang,Sarah ingin kembali, bagaimana ini.
"Minum dulu"Clara memberikan botol air kecil yang sebelumnya ada diatas meja disudut kamar.
Karena tangannya yang gemetar,Haris membantu Sarah memegang botol minumnya,perlahan Sarah melerai pelukannya pada Haris,dirinya sudah lebih tenang.
"Kamu mimpi buruk?"dengan hati-hati Reta bertanya,sungguh sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja,hari ini Sarah banyak menangis.
Sarah menggeleng."Dia ada dikamar ini,dia menarik ku,ingin membawa ku pergi"kembali Sarah menangis menjelaskannya.
Haris kembali memeluknya,dia menatap semua temannya,memberi kode untuk tidak bertanya apa pun dulu.
Semua diam,mereka memilih membiarkan Sarah,nanti saja setelah gadis itu keadaanya membaik,baru mereka cari tahu apa sebenarnya yang dialami Sarah.
Langit membisikan sesuatu pada Clara hingga kemudian mereka melangkah keluar,Rio yang melihatnya segera menarik tangan Reta untuk menyusul Langit dan Clara,meninggalkan Haris yang masih menenangkan Sarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Amelia
semangat terus ❤️❤️❤️❤️
2024-04-12
1
Rona Risa
nah lhoo... setannya nyari sarah ya? 😨
2024-04-06
1
Rona Risa
haahaha bisa aja rio 😂
2024-04-06
1