Aku ini predator

Dering telpon genggam yang mendengking ke arahnya dari atas meja disebelah tempat tidur menarik Akira dari lamunan. Setelah terbiasa dengan teknologi terbaru di tahun 2024, dering monophonic hp-nya jadi terdengar sedikit lucu. Meskipun di tahun ini, apa yang ia miliki sudah cukup membuat iri banyak orang. Melihat nama yang muncul di layar, mau tak mau Akira bingung hendak tertawa atau menangis karenanya.

"Lon*** Sayang"

Sungguh kepribadian yang sangat unik, batin Akira geli. Ia tahu itu dari siapa.

Asih, ART yang sudah menjadi pelampiasan Anton sejak hampir 2 tahun lalu, calon ibu dari anaknya.

Akira belum sempat bertemu dengannya. Ia bahkan tak menginap ketika ia kembali ke rumah. Meski ingatan Anton jelas tentangnya, Akira tak berencana untuk mendasarkan setiap tindakannya atas itu. Sudah jelas cara pandang Anton terhadap apapun sangat menyimpang.

"Pagi. Ada apa Sih?"

Sejenak hening dari ujung seberang ketika salam Akira terdengar. Wanita itu terlalu sering menerima kata kasar dari Anton. Mungkin ia tak mengharapkan salam yang sopan seperti ini sebelumnya.

"Anu, maaf, Den. Raden dimana?" bisik suara ujung sana tanpa mampu menyembunyikan rasa takut kalau-kalau orang yang ditelponnya meradang.

"Aku nggak pulang, Sih. Sekarang aku kos. Apakah ada hal penting yang mau kamu bicarakan?" jawab Akira sambil sedikit mengernyitkan dahinya.

Raden? Ada apa dengan bocah ini??!

"Anu, enggak, Den. Anu, ehm... Aduh, saya takut ngomongnya, Den. Anu..."

Akira menghela nafas dalam. Dari ingatan Anton, perilaku yang sering diberikannya pada Asih memang seringkali terbilang sangat merendahkan. Wajar bila orang berperilaku seperti ini setelah dilecehkan fisik dan mental dalam waktu lama.

"Aku kos di apartment sejahtera, Sih. Datanglah kesini. Bilang ke resepsionis kau mencari Akira. Kita bicara disini saja."

"Baik Raden." dan panggilan terputus.

Hebat... Beneran monster kau ini, Bocah!

Wanita itu bahkan tak menanyakan apapun. Ia cuma mengiyakan perintah tanpa embel-embel apapun. Tampaknya rasa takutnya jelas mengalahkan apapun, termasuk ketidaktahuan Asih akan kota Yogya.

Gadis itu datang dari desa jauh di ujung selatan kota ini, berbatasan dengan kota Klaten, dimana batu lebih mudah ditemukan dimana-mana ketimbang tanah. Dengan kondisi tanah yang sulit, warga yang tinggal disana bahkan harus berjuang untuk mencari air. Bercocok tanam hampir bisa dibilang pekerjaan yang mengerikan, mengingat mayoritas orang hanya bisa mengharapkan hujan ketika datang ke masalah tanaman pangan. Ini pula yang memaksa mayoritas warga memilih untuk merantau demi hidup mereka. Asih adalah salah satunya.

Hanya lulus SD karena tak ada biaya, gadis itu diajak oleh tetangganya untuk bekerja pada majikannya, pasangan suami istri pengusaha yang baik, yang kebetulan memiliki anak laki-laki dengan usia yang tak terpaut jauh darinya. Menganggap itu sebagai sebuah kesempatan, orang tuanya mendorong bocah itu untuk setuju.

Sebelumnya, semuanya memang baik-baik saja. Hanya saja, 2 tahun setelah Asih bekerja disana, tetangganya meninggal karena usia tua. Dan setahun kemudian, semuanya menjadi berantakan...

Anak laki-laki majikannya, memaksanya untuk melakukan hubungan suami-istri ketika rumah sepi.

Asih terlalu takut untuk melawan. Uang yang ia kirimkan ke rumah terlalu penting bagi keluarganya. Adik-adiknya butuh sekolah. Sementara ancaman yang ia terima tidak hanya pemecatan. Anton bahkan bilang akan menuduhnya mencuri barang dari rumah dan melaporkannya ke Polisi jika ia berhenti kerja. Baginya yang bahkan tak pernah beranjak lebih dari 3 km dari rumah majikannya kecuali untuk pulang ke rumah setiap Lebaran, ancaman itu sangat tak tertahankan. Seiring waktu, Asih mengembangkan ketakutan khusus pada Anton dan menerima saja setiap perlakuan yang diberikan, sebejat apapun itu.

Mengetahui hal ini, Akira menghela nafas berat. Dia sendiri adalah seorang pecinta ulung, yang menikmati hubungan berdasarkan sinergi perasaan timbal balik, dan benar-benar mengecam hubungan atas dasar rasa takut atau ketergantungan antar pasangan. Meski kata mengecam hampir bisa dibilang terlalu lembut, sebenarnya Akira bahkan membencinya.

Alasan konyol tentang bertahan dalam sebuah hubungan yang menyiksa hanya karena tak mampu hidup sendiri itu menyedihkan baginya. Hal yang seringkali ia bilang pada setiap wanita yang berhubungan dengannya dulu selalu sama.

"Kembangkan dirimu sebesar dan seterang matahari, yang tak membutuhkan pengakuan dari siapapun. Hubungan setara cuma bisa muncul ketika derajat setara."

Dan sekarang, ia menempati tubuh seorang predator yang memiliki semua kapasitas sifat yang ia benci. Sungguh lelucon yang hambar...

Mau tak mau, Akira sedikit mengutuk keberadaan bocah tolol ini. Memiliki nyaris setiap hal yang diimpikan banyak orang dan kelakuannya benar-benar membuat orang menghela nafas. Meski kemudian suara kecil penuh nada pemberontakan muncul di hatinya.

Bukankah ia sendiri juga tak terlalu jauh berbeda?

Sial kau hati nurani. Spare me a bit, won't you?, gerutu batin Akira sambil tersenyum kecut pada dirinya sendiri.

Hanya saja dering panggilan yang terdengar dari telpon kamarnya segera memutus perdebatan dalam dirinya. Ternyata Asih jauh lebih cepat dari yang ia perkirakan. Telpon dari reception tadi bilang kalau ada seorang gadis yang menunggunya di lobby.

Wuih, hebat juga gadis ini...

Sedikit rasa kagum muncul di pikiran Akira. Ia tahu dengan pasti kalau Asih nyaris tak pernah meninggalkan rumah. Jika itu di tahun tempat ia berasal, ia tak akan heran. Hanya saja, Google Maps belum akrab bagi banyak orang di masa ini. Tak akan mudah bagi seseorang di tahun ini untuk menemukan suatu lokasi khusus tanpa kemampuan yang baik. Minimal orang butuh punya ketahanan mental yang cukup untuk menanyakan lokasi itu. Apalagi rumah Anton terbilang jauh dari area tempatnya berada saat ini.

Hmmm, mari kita lihat kejutan apa lagi yang akan dibawa gadis ini, batin Akira sambil beranjak turun. Meski dibilang tak membutuhkan apapun untuk bertahan hidup, memiliki seorang sekutu akan lebih baik daripada tidak sama sekali.

Setelah memastikan kerapiannya, Akira melangkah menuju lift yang terletak jauh dari kamarnya. Antisipasi muncul dihatinya. Sedikit rasa tertarik muncul ketika membayangkan cerita apa yang akan ia torehkan di masa depan predator kadaluarsa ini.

Ya, predator kadaluarsa!

Anton sudah mati hari itu. Ia adalah Akira...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!