terlihat

"Hani, aku pun sangat bersyukur bisa mengenal mu sampai sekarang, aku sangat senang" Dina yang juga memuji sahabatnya.

Ddrrtt ddrrtt ddrrtt ddrrtt

Pesan dari Yoongi

"Baiklah aku akan menunggu kabar dari mu"

Balasan dari pesan Dina tadi.

"Sudah dibalas. Ini" Dina menunjuk kan kembali handphone nya ke Hani.

"Ah bagus, besok kau bisa tanya padanya. Untuk weekend ini saja jika dia bisa" Hani memberikan ide nya.

"Hmm baik lah. Terimakasih Hani. Kau selalu bisa aku andalkan.." jawab Dina.

Ddrrtt ddrrtt ddrrtt ddrrtt

"Bagaimana jika Weekend ini? Apa kau bisa?"

Pesan dari Yoongi lagi.

"Hani." Dina dengan mulut yang sedikit menganga. Seperti tidak percaya.

Hani buru buru melihat apa yang di tunjukkan Dina.

"Wah dia seperti cenayang. Dina. Bagaimana kalau kau temui saja. Aku akan menemani mu. Tapi aku hanya melihat mu dari jauh" Hani memberi saran.

"Haniiiiii" Dina memeluk gemas sahabat nya.

"Terimakasih" Dina senang

"Apa kau tidak terlalu sibuk untuk bertemu dengan ku? Tapi aku takut mengganggu kegiatan mu" Dina membalas pesan Yoongi.

"Aku tidak akan sibuk jika itu untuk mu, kau boleh beri tahu aku tempatnya dimana nanti. Atau kau mau aku rekomendasikan tempat yang bagus?"

Yoongi membalas pesan dengan cepat.

"Ah baik. Oiya Jika nanti kau tidak bisa datang, tolong kabari aku" Dina

"Aku pasti akan datang, terimakasih sudah mau bertemu dengan ku Dina" Yoongi

"Sama sama Oppa. Oh apa kah kau sudah lebih baik?" Dina menanyakan keadaan tenggorokan Yoongi.

"Ya aku baik baik saja. Sudah jauh lebih baik"

Yoongi memberi tahu keadaannya.

"A syukurlah" Dina yang senang mendapatkan pesan kondisi Yoongi.

"Sampai bertemu nanti Dina"

"Iya Oppa" Dina mengakhiri pesan dengan Yoongi.

Di seberang Dina. Hani dengan wajah yang penuh rasa penasaran.

"Kau berjanji akan menamani ku ya Hani" Dina yang merengek ke Hani.

"Aku tidak mau terlalu percaya diri dan beranggapan bahwa Yoongi menyukai ku atau semacamnya. walaupun dia sudah bilang bahwa dulu dia tertarik pada ku. Bisa jadi sekarang sudah berubah kan" Dina mencoba menenangkan dirinya.

"Aku akan mendukung apapun. Aku pun tidak akan memberikan saran atau respon yang berlebihan untuk mu" Hani yang bijak kembali lagi..

Mereka menyelesaikan makan malamnya disana. Dan kembali pulang.

Dina mengantarkan Hani kerumahnya.

Di perjalanan pulang, Dina berusaha tidak memikirkan bagaimana nanti.

Dina berencana untuk menjadi Dina apa adanya. Dina juga bukan penggemar Yoongi atau BTS. Tidak perlu ada yang di khawatirkan.

Tidak terasa sudah masuk hari Jum'at.

Beberapa hari kebelakang. Dina menjalani hari hari seperti biasa, menyibukkan kan diri dengan bekerja.

"Dokter, maaf ternyata masih ada pasien jadwal khusus untuk jam 3 sore nanti. Saya baru mendapatkan info dari pendaftaran. Bagaimana Dokter? pasien hanya mau di periksa dengan dokter Dina. Tidak mau dengan dokter yang lain." Suster Indah yang memberi kabar tiba tiba.

"Tidak apa apa suster. Untung nya hari ini aku tidak ada jadwal di klinik." Jawab Dina dengan menunjukkan senyumnya. Agar Suster Indah tidak merasa bersalah. Karena ini bukan kesalahan suster Indah.

"Bagaimana sambil menunggu pasien datang. Kita makan siang di kantin" suster Indah sambil menarik lembut tangan Dina..

"Baik lah ayoo" Dina menyetujui nya. Bangkit dari kursi dan berjalan menuju kantin.

Sepanjang jalan menuju kantin. Pasti banyak mata yang tertuju kepada Dina. Dari para pasien dan sesama staff.

Tidak heran karena Dina memang secantik itu.

Untuk Dina. Itu hal yang biasa terjadi selama ini. Di sekolah. Di kampus bahkan sekarang di tempatnya bekerja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!