BAB 18

Rita, Raisa pamit pulang dulu ya. Sudah jam segini juga. Raisa ingin kasih kejutan sama Mama Papa karena Raisa gak bilang ke mereka kalau Raisa pulang rumah hehe," celetuk Raisa senang.

Ya sudah Raisa hati - hati dijalan ya. Ini ada bingkisan buat tante dan om dirumah. Jangan lupa salam kangen dari Rita untuk mereka. Kapan - kapan Rita dan mama akan maen ke rumah," jawab Rita pelan.

Makasih ya Rita buat bingkisan ini. Pasti mama papa suka, Assalamualaikum," pamit Raisa sopan. Waalaikumsalam hati - hati Raisa. Sampai rumah nanti kabari Rita ya," jawab Rita sambil melambaikan tangannya ke arah sahabatnya itu di tempat parkiran motor.

Kini lampu lalu lintas yang beberapa waktu tadi berwarna merah kini kembali menyala berwarna hijau. Raisa kembali memacukan sepeda motor matic kesayangannya itu menyusuri jalan raya menuju ke rumah masa kecilnya. Hingga Raisa berbelok ke arah kawasan perumahan elit yang berada di tanah kelahirannya tersebut.

Saat Raisa melintasi depan gardu kompleks perumahan tempat tinggal orangtuanya. Raisa sudah di sambut oleh dua orang satpam yang bertugas menjaga komples perumahannya tersebut.

Pagi Mbak Raisa, mau pulang ya," sapa salah satu satpam yang bernama Dio tersebut sopan.

Iya pak Dio. Mari pak Raisa duluan tin Raisa membunyikan klakson motornya," jawab Raisa ramah.

Kemudian Raisa melanjutkan perjalanan pulang kerumahnya. Raisa memang sengaja tidak memberikan kabar kalau Raisa mau pulang ke rumah. Raisa hanya ingin memberikan kejutan kecil untuk Mama dan Papa di rumah.

Setelah beberapa kali Raisa melewati belokan akhirnya Raisa sudah sampai di depan rumah masa kecilnya itu.

Raisa menghentikan motor kesayangannya tepat di depan sebuah rumah megah dan juga mewah itu  bergaya keeropaan klasik itu bertengger  dengan megah dan juga mewah itu.

Rumah Raisa dengan tembok menjulang tinggi menutupi depan rumah dan juga gerbang rumah yang tak kalah besar itu dengan ornamen bunga mawar besar berwarna Rose Gold itu menambah cantik dan juga elegan rumah masa kecil Raisa itu terlihat paling megah di antara rumah para tetangganya tersebut. Karena Rumah Raisa itu kalau ditaksir harganya bisa mencapai Triliunan tersebut. Pantas kalau rumah Raisa tersebut Rumah termegah di komplek perumahan elit disitu.

Raisa merupakan seorang pengusaha tambang di Indonesia yang sukses. Usaha papanya juga tidak hanya cuma berupa itu saja masih banyak usaha furniture, indekos, kontrakan, toko sembako, toko material dan beberapa usaha lainnya yang masih berjalan hingga saat ini.

Walaupun Raisa merupakan anak orang kaya. Tapi hidup Raisa selalu saja rendah hati dan juga sederhana. Tak pernah Raisa sombong lalu memamerkan kekayaan tersebut kepada oranglain. Karena Mama dan Mama Raisa selalu saja mengajarkan hidup sederhana.

Yup betul Raisa adalah salah satu penghuni perumahan elit di wilayah tersebut. Rumah mewah yang di taksir dengan harga Triliunan itu.

Rumah itu telah di tinggali Raisa dan juga keluarganya itu selama kurang lebih  empat puluh lima tahun sesuai dengan usia pernikahan Mama dan Papa Raisa.

Rumah itu merupakan salah satu hadiah pernikahan dari Kakek Raisa dari Papanya Raisa untuk menantu kesayangan kakek dan juga nenek Raisa itu yaitu Mama Raisa

Sejak kecil Raisa memang telah bergelimang harta. Tetapi Raisa tidak pernah sombong kepada siapapun yang sukanya hanya cuma memamerkan kekayaan orangtuanya tersebut. Termasuk memamerkan kekayaan orangtuanya itu kepada teman - teman Raisa.

Raisa dikenal orang dengan pribadi yang baik, periang, santun, ramah, suka berbagi, suka menolong siapapun orang yang membutuhkan bantuan dari Raisa dan juga Raisa juga selalu sederhana tak pernah sekalipun Raisa berfoya - foya dan juga memamerkan kekayaannya ke orang lain.

Raisa tidak pernah sama sekali membeda - bedakan teman - temannya itu. Dari segi ekonomi maupun dari status sosial. Raisa selalu menganggap mereka sama tidak ada bedanya dengan Raisa. Siapapun yang ingin berteman dengan Raisa. Raisa selalu menyambutnya dengan tangan terbuka.

Dulu saat mengenal Mas Iwan, Raisa memang sudah lebih dulu tinggal di rumah sendiri terpisah dengan Mama dan Papa Raisa, yang saat ini rumah tersebut Raisa tempati bersama suami dan juga Keluarga benalunya tersebut.

Saat itu Raisa ulang tahun yang ke tujuh belas tahun saat itu Raisa masih duduk dibangku SMA. Sejak saat itu Raisa menempati rumah pemberian orangtuanya tersebut sampai saat ini.

Saat Raisa membunyikan klaksonnya tiga kali itu barulah terlihat pintu gerbangnya itu terbuka otomatis dengan cara menekan remote yang berada di pos satpam rumahnya. Saat pintu gerbang terbuka lebar barulah terlihat seorang satpam menghampiri Raisa dengan berlari kecil kearah Raisa menyambutnya serta tersenyum Ramah ke arah Raisa.

Pagi Mbak Raisa, tumben mampir kesini. Mama papa Mbak Raisa kebetulan sedang di luar kota. Baru berangkat kemarin sore," sapa satpam di rumah Raisa itu Pak Bambang namanya.

Oh gitu, ya sudah gak apa - apa. Raisa cuma kangen pulang rumah saja kok Pak Bambang. Bibik adakan gak pulang kampung," jawab Raisa pelan.

Bibi ada di dalam Mbak Raisa, saya pamit ke pos lagi ya mbak. Tadi lagi asik nonton bola di ponsel hehehe...," pamit Pak Bambang sopan.

Iya pak, terimakasih sudah dibantu dibukakan pintu dan membawa koper Raisa ke dalam rumah. Pak Bambang bisa ke depan sekarang dan bisa melanjutkan menonton bola kesayangan Pak Bambang," jawab Raisa sopan.

Kalau perlu apa - apa ada Bibik di dalam dan saya jaga depan ya Mba Raisa. Bapak pamit dulu," pamit Pak Bambang sopan.

Raisa langsung di sambut Bibi yang baru saja selesai memasak di dapur. Saat melihat Raisa menggeret koper dan juga menggendong Ransel besar milik Raisa yang Raisa bawa dari rumahnya.

Eh Mbak Raisa kok sudah ada disini sih, tumben sekali lho ya. Sudah lama Mbak Raisa jarang pulang kesini sejak menikah belasan tahun yang lalu. Bibi kangen banget sama Mbak Raisa," seru Bik Roh sambil berlari kecil menuju ke arah Raisa sambil memeluk tubuh anak majikan kesayangannya tersebut dengan menitikkan airmata rasa harunya itu.

Iya Bik, Raisa juga kangen banget. Makanya ini sengaja pulang kesini rencananya mau nginep beberapa hari disini," jawab Raisa terharu. Disambut dengan orang yang benar - benar tulus menyayangi Raisa bukan karena kekayaan yang dimilikinya tersebut.

Lah suami Mbak Raisa mana," seru Bibik Roh celingukan ke arah pintu masuk.

Dia gak ikut bik, Raisa sendiri saja datang kesini," jawab Raisa malas.

Ya sudah, yuk duduk di meja makan. Bibik siapkan sarapan dulu buat Mbak Raisa," ajak Bibik Roh lembut.

Raisa hanya mengikuti Bibik Roh masuk ke meja makan untuk sarapan pagi dengan langkah gontainya tak bersemangat.

Bibik senang lihat Mbak Raisa di depan bibik dengan keadaan sehat walafiat. Bibik dari kemarin beberapa kali mimpiin Mbak Raisa sedih terus duduk di kamar. Bibik jadi kepikiran sama Mbak Raisa.

Rencananya sih nanti mau mampir ke rumah Mbak Raisa. Bibik mau ngajakin Pak Bambang kesana. Soalnya yang paham rumah Mbak Raisakan cuma Pak Bambang Bibik mah, belum begitu paham takut nyasar. Eh si Mbak Raisa sudah duluan pulang ke rumah. Mungkin Bibik yang terlalu khawatir dan juga kangen sama Mbak Raisa jadinya kebawa sampai mimpi deh," cerita Bik Roh panjang lebar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!