BAB 19

Raisa hanya mengikuti Bibik Roh masuk ke meja makan untuk sarapan pagi dengan langkah gontainya tak bersemangat.

Bibik senang lihat Mbak Raisa di depan bibik sekarang ini, dengan keadaan sehat walafiat. Tanpa ada kekurangan satupun. Bibik senang banget bisa bertemu lagi dengan Mbak Raisa saat ini.

Bibik dari kemarin beberapa kali mimpiin Mbak Raisa sedih terus duduk di kamar. Bibik jadi kepikiran sama Mbak Raisa.

Rencananya sih nanti mau mampir ke rumah Mbak Raisa. Bibik mau ngajakin Pak Bambang kesana. Soalnya yang paham rumah Mbak Raisakan cuma Pak Bambang Bibik mah, belum begitu paham takut nyasar. Eh si Mbak Raisa sudah duluan pulang ke rumah. Mungkin Bibik yang terlalu khawatir dan juga kangen sama Mbak Raisa jadinya kebawa sampai mimpi deh," cerita Bik Roh panjang lebar.

Degh...

Seperti dihantam dentuman yang sangat besar. Mendengar penuturan dari seseorang pembantu di rumah ini. Yang Raisa sudah menganggap Bik Roh seperti Budhe Raisa sendiri. Karena Bik Roh sudah bekerja di rumah ini dan bekerja dengan Mama sudah lama sejak Mama menempati rumah ini.

Mungkin ini yang dinamakan ikatan batin dengan orang - orang tulus yang sudah menyayangi Raisa. Raisa sampai terharu mendapatkan perhatian dari orang - orang yang menyayangi Raisa.

Lho Mbak Raisa kenapa menangis," tanya Bik Roh lembut.

Raisa hanya mengusap wajahnya sambil memeluk Bibik Roh penu kasih sayang.

Terimakasih ya Bik, Bibik selalu perhatian sama Raisa ini. Padahal Raisa sudah besar dan nikah juga. Tetapi Bibik masih saja Bibik selalu saja perhatian sama Raisa. Raisa sayang sama Bibik," jawab Raisa dengan suaranya yang parau.

Ya Mbak Raisa. Bibik itu sudah menganggap Mbak Raisa itu anak kandung sendiri. Mbak Raisakan tahu anak dan suami Bibik sudah meninggal tiga puluh tahun yang lalu.

Cuma Mbak Raisa dan juga orangtua Mbak Raisa keluarga Bibik saat ini. Karena dulu Bibik cuma anak yatim piatu yang ada di panti asuhan. Entah siapa orangtua Bibik yang sebenarnya Bibik juga tidak tahu. Karena saat bayi bibi sudah di taruh di depan panti asuhan," cerita Bibik Roh sambil mengingat - ngingat masa lalunya yang kelam.

Hidup sebatang kara setelah menikah tiga tahun kemudian ditinggal selamanya dengan suami dan juga anak semata wayangnya itu karena kecelakaan bus yang mereka tumpangi saat mau mudik ke kampung halamannya saat lebaran saat itu.

Sejak ditinggal suami dan juga anaknya Bibik Roh tidak pernah menikah lagi. Dan sejak itu Bik Roh selalu setia dengan Mama dan juga Papa di rumah ini.  Padahal Mama dan Papa Raisa tidak pernah melarang maupun menghalangi Bibi Roh untuk berumah tangga lagi. Tapi Bibik Roh itu orangnya sangat setia kepada pasangannya.

Katanya Bibik, biar nanti saat Bibik meninggal bisa berkumpul kembali dengan sang pujaan hatinya itu. Suami dan juga anaknya itu. Memang so sweet banget kisah percintaan Bibik Roh ini.

Bibik juga jarang sekali pulang ke kampung halamannya karena kata Bibik. Setiap Bibik Roh pulang kampung Bibik akan selalu sedih mengingat kecelakaan saat itu. Yang telah merenggut suami dan juga anak kesayangan Bibik Roh itu.

Padahal Mama dan Papa Raisa selalu menyuruh Bibik Roh pulang ke kampung halamannya  itu. Malah beberapa kali Mama dan Papa Raisa yang akan mengantarkannya langsung untuk pulang. Agar Bibik bisa mengunjungi makam suami dan juga anak Bibik Roh tersebut. Tapi Bibik Roh selalu saja menolak niat baik dari Mama dan Papa Raisa itu.

Mbak Raisa makan dulu sarapannya itu. Habis itu Mbak Raisa bisa cerita ke Bibik tentang masalah yang sedang melanda Mbak Raisa.

Bibik tahu Mbak Raisa sedang ada masalah saat ini, makanya Mbak Raisa sekarang pulang ke rumah dengan membawa barang - barang berharga milik Mbak Raisa tersebut.

Tanpa Mbak Raisa bilang apa - apa ke Bibik. Bibik sudah paham Mbak. Wajah Mbak Raisa tidak secerah biasa, wajah Mbak Raisa murung kelihatannya Mbak Raisa sedang memendam masalah yang sangat besar seorang diri.

Bibik mau kok mendengar semua cerita dari Mbak Raisa. Walaupun Bibik tidak bisa membantu masalah apa yang sedang Mbak Raisa hadapi saat ini, setidaknya Bibik bisa mendengarkan cerita Mbak Raisa. Siapa tahu dengan bercerita dengan Bibik beban yang sedang Mbak Raisa pendam sendiri dan yang ada dipikiran Mbak Raisa saat ini bisa sedikit berkurang," seru Bibik Roh panjang lebar sambil mengelus kepala Raisa dengan lembut.

Ya Bik, Raisa mau cerita sama Bibik. Raisa habiskan dulu ya sarapan Raisa. Habis itu, Raisa akan ceritakan semua ke Bibik," jawab Raisa sambil menyelesaikan sarapan pagi Raisa.

Bibi buatkan dulu jus alpukat sama cemilan sebentar di dapur ya Mbak Raisa. Habis itu Bibik akan menghampiri Mbak Raisa di ruang televisi dengan membawa jus alpukat dan juga cemilan kesukaan Mbak Raisa," ujar Bibik Roh meninggalkan Raisa di ruang makan seorang diri.

Kini Raisa sudah menyelesaikan sarapannya setelah merapikan meja makan. Raisa beranjak memasukkan tas dan juga koper miliknya ke dalam kamarnya. Setelah itu Raisa beranjak menuju ruang televisi. Raisa ingin melepaskan kepenatannya selama ini dengan bercerita dengan Bibik Roh.

Saat Raisa berjalan ke arah televisi ternyata Bik Roh telah lebih dulu di ruang televisi dengan menata beberapa cemilan di atas meja dan juga dua gelas jus alpukat yang sangat menggugah selera itu.

Wah sudah lama gak bersantai seperti ini sambil ditemani bolu buatan Bibik yang lezat ini.

Yang diet bakalan kalap makannya Bik, soalnya lupa kalau dia lagi diet soalnya seenak itu dan gak kalah rasanya sama bolu - bolu yang terkenal yang dijual di Mal - Mal besar di Kota Besar Bik," seru Raisa yang menikmati bolu bikinan Bibik Roh dua potong.

Ah Mbak Raisa ini sukanya berlebihan gitu memuji Bibik. Bibik masih belajar juga kok Mbak Raisa bikin bolunya. Sebenarnya itu masakan Bibik masih jauh rasanya dibandingkan masakan Mbak Raisa. Masakan Mbak Raisa itu lebih enak dibandingkan dengan masakan rumahan kayak Bibik ini MbaK Raisa," jawab Bibik Roh merendah.

Seriusan Bik, masakan Bibik itu enak. Pak Bambang apa sudah sarapan Bik," tanya Raisa penasaran.

Pak Bambang sudah dari tadi sebelum Mbak Raisa kesini. Sudah bibik bikinkan kopi dan juga singkong rebus kesukaan Pak Bambang kalau di pagi hari.

Pak Bambang itu kalau pagi sarapannya singkong rebus sama segelas kopi panas Mbak Raisa. Mana mau Pak Bambang pagi - pagi sarapan nasi.

Yang ada katanya Pak Bambang badannya bisa masuk angin. Ada - ada saja alasannya. Padahalkan sarapankan buat tenaga buat melaksanakan aktivitas seharian. Kalau bibik mah, kalau sarapan harus makan nasi dulu setelah itu mau makan apa saja hayuk hajar saja," seru Bik Roh semangat.

Hehehe Raisa terus tertawa terpingkal - pingkal saat mendengarkan Bik Roh bercerita menggebu - gebu. Badannya yang gemuk akan bergerak kesana kesini sangat lucu juga melihat ekspresi wajah Bibik Roh yang sedang bercerita.

Bik, Raisa boleh cerita sama Bibik," tanya Raisa dengan wajah seriusnya.

Bibik yang mulai menyadari suasana hati Raisa saat ini dan perubahan sikap dari Mbak Raisa itu, langsung mendekat duduk di samping Raisa.

Raisa sebenarnya ada masalah apa. Pasti ini semua ada hubungannya dengan rumahtangga Mbak Raisakan.

Bibik boleh bilang sesuatu gak Mbak Raisa. Sebelum Mbak Raisa bercerita kepada bibik. Tapi Bibik harap Mbak Raisa jangan marah ya sama Bibik. Karena apa yang Bibik omongkan ke Mbak Raisa ini. Akan melukai hati Mbak Raisa nantinya," ujar Bibik Roh sambil mengeluarkan sebuah amplop coklat panjang dari kantong dasternya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!