BAB 6

Gaji Raisa kan mas tabungkan sayang. Buat masa depan kita nanti sayang," jawab Mas Iwan yang langsung melunak melembutkan nada bicaranya saat menjawab sang Istri Raisa.

Memangnya tabungan Raisa sudah dapat berapa Mas," tanya Raisa penasaran.

Mas belum cek saldonya sayang. Besok deh, Mas cekkan saldonya," kilah Mas Iwan.

Raisa semakin penasaran. Sebenarnya gaji milik Raisa ditabung sama Mas Iwan dimana. Coba nantilah Raisa tanya Mas Iwan lagi. Uangnya ditabung dimana sama Mas Iwan," batin Raisa sambil menyelesaikan makanannya yang tinggal sedikit itu.

Setelah selesai makan malam Raisa langsung ke dapur. Raisa mau siapin dulu jualan buat pesanan besok ah. Daripada lama - lama Raisa di meja makan, Raisa pusing sama Ibu Mertuanya yang minta uang terus sama Raisa. Padahal semua gaji Raisa dibawa sama Mas Iwan suaminya," batin Raisa lirih.

Mbak Raisa, kunci motor sama stnk motornya mana aku mau pakai," tanya Dea adik ipar Raisa yang sudah rapi mau berangkat ke sekolah.

Kok minta kunci motor sama mbak Raisa. Memangnya kamu punya motor," cibik Raisa kesal.

Ini anak pagi - pagi sudah rese banget. Bukannya bantuin siapin sarapan, ini malah pagi - pagi jadi preman pasar. Mau jadi jagoan apa," batin Raisa dongkol.

Minta sama mbak Raisalah. Kan yang bawa motornya Dea mbak Raisa.

Hah, gak salah apa. Itu bocah ngomong begitu. Apa to bocah masih nglindur kali ya," gumam Raisa heran.

Malah bengong buruan ambil mau tak pakai motor aku," bentak Dea adek ipar Raisa songong.

Heh bocah gila. Pagi - pagi salah tidur atau bagaimana. Udah ngelantur aja. Bangun woy," cibik Raisa menatap Dea dengan tatapan tak suka.

Lah emang itu motor Dea. Mbak Raisa selama ini pinjam karena Dea kemarin kan masih smp belum punya Sim C. Sekarang Dea mau lulus SMA motornya Dea minta lagi. Paham mbak Raisa," ujar Dea ketus.

Wah nih bocah otaknya gak beres. Gesrek rupanya. Perlu disiram pake kuah soup yang panas ini. Biar langsung sadar," Raisa geram menghadapi bocah tengil kayak Dea ini.

Kenapa to ini pagi - pagi kok ribut di meja makan," tanya Mas Iwan yang baru saja bangun dan keluar kamar karena mendengar bising di luar. Karena Raisa istrinya dan juga Dea adiknya sedang ribut. Entahlah apa yang mereka ributkan di pagi - pagi buta ini. Mengganggu waktu tidur Iwan saja.

Tanya saja sono sama adek kesayangan Mas Iwan yang terhormat," jawab Raisa marah.

Kenapa sih Dea," tanya Mas Iwan gak suka karena tidurnya terganggu kebisingan orang - orang dari luar kamarnya.

Dea cuma mau minta motor Dea sama Mbak Raisa mas. Itukan motornya Dea yang dipinjam sama Mbak Raisa Mas. Inget ya Mas cuma PINJAM!!!," jawab Dea songong..

Heh bocah ingusan. Itu motor saya. Hadiah ulangtahun Raisa dari Papa Raisa. Gimana urusannya jadi motor bocah ingusan kayak kamu. Hah," bentak Raisa dongkol.

Mas Iwan lihat toh istri Mas Iwan, Mbak Raisa gak mau kasih motornya buat Dea. Itukan hadiah buat Dea bukan buat Mb Raisa," rengek Dea.

Raisa yang melihat drama pagi ini, merasa jijik dan juga jengah melihat kelakuan Adik iparnya yang benalu itu.

Raisa, sudahlah kasih motornya buat Dea. Itu memang motor Dea," jawab Mas Iwan enteng.

Kamu bilang apa Mas!!!?," tanya Raisa geram.

Itu motornya Dea. Kasih saja itu motor punyanya Dea," ulang Mas Iwan lagi.

Iwan ingat ya. Itu motor hadiah ulangtahun dari papa kandung aku. Dea, mama kamu ataupun kamu Iwan gak berhak atas motor milik aku. Camkan itu!!! Ujar Raisa menunjuk - nunjuk ke arah Suaminya. Mata Raisa langsung melotot tajam menatap benci ke arah dua orang benalu yang saat ini ada di hadapannya.

Dan buat kamu Dea yang sopan sama orang yang lebih tua. Ingat, aku ini yang menyekolahkan kamu. Jangan gak tau terimakasih kamu hah!!!

Mas lihat itu Mbak Raisa," rengek Dea adiknya Mas Iwan suami Raisa.

Raisa langsung menyambar kunci motornya dan membawa pesanan dari teman - temannya itu. Raisa naikan ke atas motor miliknya. Dan langsung meninggalkan dua orang benalu yang telah merusak mood Raisa pagi ini.

Mas lihat to motornya Dea malah dibawa kabur sama istri mas. Cepetan ambil sih kuncinya buat Dea itu. Huhuhu...," rengek Dea.

Raisa yang melewati mereka masih mendengar percakapan kakak adik benalu yang gak tahu terimakasih.

Benalu Itu Kamu!!!!," Argh Dasar Brengsek. Keluarga gak tahu diuntung. Ternyata selama ini aku hanya kalian manfaatin saja. Argh," umpat Raisa dongkol

Ah Brengsek. Dasar keluarga gak tahu malu. Gak tahu terimakasih. Mulai besok bakalan aku stop Gaji aku untuk mereka biar mereka kelabakan. Awas aja tar!!!! Bakalan aku selidiki kemana uang - uang  aku selama ini yang dipegang Iwan. Argh Dasar Para Benalu Brengsek," umpat Raisa.

Sepanjang perjalanan menuju ke tempat kerja Raisa terus mengumpat sendiri di atas sepeda motor. Walaupun sedang marah dan dongkol sama Iwan suaminya dan Dea adik iparnya itu. Raisa masih tetap melajukan sepeda motornya miliknya itu dengan sangat hati - hati di jalan raya.

Raisa gak mau, akibat kecerobohannya nanti. Raisa akan merugikan dirinya sendiri. Raisa masih sadar. Raisa masih pingin hidup.

Mukanya asem banget bu pagi - pagi gini. Ini nanti makanan yang aku makan bakalan jadi ikutan asem gak nih," ledek Rio teman kerjanya. Saat Rio mengambil pesanan miliknya

Apaan sih Rio," jawab Raisa pelan.

Kamu kenapa sih Raisa sayang. Kalau pingin cerita. Boleh kok. Nanti aku dengerin," ujar Rio sambil mengelap airmata Raisa yang tiba - tiba saja membasahi pipinya.

Raisa hanya menggelengkan kepalanya saja menanggapi Rio.

Aku siap kok. Dengerin semua cerita kamu. Kalau kamu kesel boleh kok pukul atau cubit aku," jawab Rio sambil menenangkan Raisa.

Tiba - tiba Raisa mencubit lengan tangan Rio.

Haduh, sakit Raisa. Kalau mau cubit kasih aba - aba gitu dan jangan kenceng - kenceng," ujar Rio meringis kesakitan sambil mengusap - usap tangannya bekas cubitan Raisa yang meninggalkan bekas berwarna merah itu.

Lah tadi katanya boleh cubit Rio," jawab Raisa dengan suara parau sambil tertawa terbahak - bahak karena saat Raisa melihat mimik wajah Rio yang sangat lucu dan menggemaskan itu.

Iya boleh Raisa, tapi kan Rio jadi kaget hehehe...

Loh Raisa kenapa kok matanya sembab gitu," tanya teman - temannya saat mengambil pesanan makanan mereka.

Raisa hanya menyunggingkan senyumannya, yang Raisa paksakan itu dan sangat terlihat jelas sekali di wajah Raisa itu, yang  biasanya periang.

Raisa nebeng ya sampai dalam. Motor aku masih dibengkel," seru Rio sambil nyengir kuda.

Boleh, tapi gak gratis ya. Kamu harus bayar aku," jawab Raisa sambil meledek.

Gampang itu, entar aku transfer saja ya. Gak bawa uang cash soalnya hehehe...

Heleh, alasan aja kamu. Buruan kalau mau nebeng," titah Raisa.

Bentar tak ambil helm dulu tadi tak taruh atas meja situ," jawab Rio sambil berlari kecil mengambil helm miliknya yang Rio taruh tadi di meja. Saat melihat Raisa menangis saat dia datang naik ojek. Rio langsung saja menghampiri Raisa yang lagi menangis itu.

Terpopuler

Comments

aulia khairin nisa

aulia khairin nisa

Siap kak. semoga suka ya karya - karya dari saya

2024-02-28

0

Kevin Wowor

Kevin Wowor

karyamu keren banget thor, aku merasa jadi bagian dari ceritanya. Lanjutkan ya!

2024-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!