GODAAN

Kringg..... Kringg....

Bunyi suara telfon di ruang tamu membuat Melati yang sedang memasak sarapan segera lari mengangkatnya.

" Halo selamat pagi, dengan kediaman Brawijaya. "

" Halo Melati... " suara dari tuan Brawijaya tak asing Melati dengar.

" Selamat pagi tuan, apa kabarnya?"

" Alhamdulilah baik, Melati tolong sampaikan kepada Arjuna makan siang hari ini ada yang harus dia temui, dari tadi di telfon handphonenya tidak aktif pasti dia masih tidur. "

" Baik tuan, akan aku sampaikan kepada tuan muda. "

" Saya nitip rumah dan Arjuna ya Mel, sepertinya urusanku disini masih lama jadi saya tidak bisa pulang. "

" Baik tuan, hati-hati dan jaga kesehatan. "

Setelah berbincang-bincang beberapa menit. Akhirnya sambungan telfon tertutup. Melati Melanjutkan memasak dan menyiapkan makanan di meja makan.

Tidak lama Arjuna turun.

" Selamat pagi Melatiku." ucap Arjuna bahagia.

"Selamat pagi Arjuna, ayo sarapan dulu. "

Arjuna yang turun dari tangga segera menghampiri Melati. Dan sebelum duduk dia mengecup pipi Melati.

Membuat Melati kaget dan jadi salah tingkah. Melati memang belum terbiasa. Dia masih sangat jaim dengan Arjuna.

Dan Arjuna pun menyadari itu. Sehingga dia membiarkan Melati dan menunggu Melati senyaman mungkin.

" Kamu tidak ikut sarapan? " tanya Arjuna.

" Tidak, aku belum terlalu lapar. aku mau selesaikan pekerjaan ku dulu saja. " jawabnya.

Arjuna mengangguk dan melanjutkan makan. Sebelum Melati pergi melanjutkan pekerjaan rumahnya. Dia ingat pesan tuan Brawijaya.

" Tadi tuan telfon katanya handphonemu gak bisa dihubungi, beliau bilang saat makan siang nanti ada yang harus kamu temui. "

" Oke nanti aku telfon papa. "

Setelah selesai Arjuna segera pamit berangkat ke kantor. Mobilnya melaju menerabas hujan pagi ini. Entah tumben sekali pagi-pagi sudah diguyur hujan. Jalanan yang macet membuatnya harus berhenti beberapa saat.

Jarak kantor yang biasa hanya di tempuh 30-35menit pun ini harus di tempuhnya sekitar 1jam.

"Begini kalau pagi-pagi hujan. Selain macet karena banyak yang berangkat kekantor. Macet juga karena banjir. " gumam Arjuna sambil menuju lift di kantornya.

" Selamat pagi pak. " sapaan dari para karyawannya yang melihat Arjuna datang.

Sesaat setelah sampai ruangan Arjuna mendapat telfon dari papa nya.

"Halo pah, Arjun kangen. Masih lama disana ya pah? " ucap Arjuna.

"Iya mungkin masih 3 minggu atau paling lama 1 bulan lagi papa disini. Oh iya tadi papa nitip pesan dengan Melati sudah disampaikan?"

"Sudah pah, di resto biasakan? " tanya Arjuna.

"Iya nanti relasi papa pak Irwan yang waktu itu. Jangan telat ya Arjun. " ucap Brawijaya.

Setelah menutup telfon Arjuna bergegas menyelesaikan pekerjaannya.

Tidak terasa jam makan siang sudah semakin dekat. Arjuna bergegas berangkat ke resto tempat dia akan menemui klien nya.

Jarak dari kantor cukup dekat, hanya di tempuh waktu 15 menit dengan mobilnya.

Saat sampai di restoran ternyata pak Irwan belum sampai. Sambil menunggu kliennya Arjuna mencoba menelfon Melati.

"Kenapa gak diangkat sih, kemana dia? Tak tau kah Melati jika aku sudah sangat merindukannya. " gumam Arjuna.

"Rasanya aku seperti kembali menjadi ABG yang baru berpacaran. Karena tidak ketemu beberapa jam saja seperti sudah sangat lama berpisahnya. " ucapan Arjuna membuat Arjuna tertawa sendiri dengan tingkahnya.

Karena tak kunjung diangkat, Arjuna mengirimkan pesan kepada Melati.

"Melati sayang, aku rindu. Bagaimana jika nanti malam kita dinner di luar. Kamu tidak usah masak ya! "

Belum sempat pesannya di balas. Arjuna dikejutkan dengan wanita yang tiba-tiba berdiri didepannya.

" Halo, kamu Arjuna anak om Brawijaya kan? " tanya wanita cantik itu.

" Iya, aku Arjuna. Maaf kamu siapa ya? Apa kita saling kenal? " tanya Arjuna penuh kebingungan.

"Perkenalkan aku Laura. Anak pak Irwan. Katanya orang tua kita mengatur pertemuan ini. " ucap Laura sambil duduk di kursi depan Arjuna.

Arjuna yang masih kebingungan mencoba untuk memahami situasi.

"Oh, mungkin pak Irwan mengutus anaknya karena tidak bisa datang. " ucap Arjuna dalam hati.

Mencoba memecah kesunyian Arjuna menawarkan buku menu kepada Laura.

" Silahkan Laura, mau pesan apa? " tanyanya.

"Aku jus semangka dan nasi goreng tanpa kecap saja. " ucap Laura dengan cepat.

Dalam hati Arjuna sangat suka sikap blak-blakan Laura. Dia tidak ada jaim-jaim dalam memesan makanan. Sikapnya yang tegas dan parasnya yang cantik pasti muda membuat lelaki jatuh cinta.

"Pesanan kita sama. " ucap Arjuna sambil tersenyum.

"Wah kebetulan sekali ya. " ucap Laura.

Sambil menunggu makanan datang mereka berbincang-bincang. Kemudian Arjuna menanyakan proyek apa yang di tawarkan pak Irwan , tetapi aneh nya Laura malah bingung.

"Proyek? Aku tidak tau tentang perusahan papa ku. Aku kesini hanya disuruh oleh om Brawijaya dan papa, katanya mau mengenalkanku dengan anak om Brawijaya " ucap Laura santai.

"Aneh, papa tadi pagi bilang kalau aku harus makan siang dengan om Irwan karena mau membicarakan tentang bisnis. " jawab Arjuna kebingungan.

"Sudahlah Arjuna. Pasti ini akal-akalan papa kita untuk menjodohkan kita. Padahal aku sudah bilang kalau aku belom memikirkan pernikahan. " ucap Laura sambil menikmati makananya.

Karena terlampau bingung Arjuna hanya diam dan melanjutkan makannya.

Tanpa disadari Arjuna, ada Ferdi yang tidak sengaja melihatnya.

" Wah ternyata cowok kaya ini sama brengseknya dengan aku. Sama-sama menduakan Melati. Aku foto ah... Biar jadi bukti untuk Melati. Kesempatan untuk ku untuk bisa mengambil hati Melati. " ucap Ferdi kegirangan.

Sementara Arjuna dan Laura sudah selesai makan. Tidak banyak yang mereka bicarakan. Setelah itu mereka saling berpamitan. Arjuna mengantar sampai ke depan sekaligus menuju parkiran.

Sebelum berpisah Laura meminta untuk saling bertukar kartu nama. Karena tidak ingin membuat Laura merasa tertolak akhirnya Arjuna menyetujui untuk bertukar kartu nama sebelum mereka berpisah.

"Arjuna, kalau kamu sudah ada pacar santai saja. Tolak saja perkenalan ini. Anggap saja hari ini kita hanya makan bersama. " ucap laura.

" Ah tidak apa-apa. Itung-itung tambah pertemanan. " ucap Arjuna sedikit salah tingkah.

Rasanya Laura membaca jika perkenalan ini tidak Arjuna sukai. Laura berfikir jika Arjuna mungkin memang sudah punya pacar.

Setelah itu mereka berpisah. Laura dijemput supirnya dan Arjuna kembali kemobilnya. Dia masih gak habis fikir tentang rencana papa nya.

Karena dia begitu penasaran. Buru-buru Arjuna menelfon papanya.

"Halo pa, kenapa bukan Om Irwan yang datang. Tapi malah anaknya cewek. Dan aku tanya masalah proyek pun dia tidak tau. " cerocos Arjuna.

" Tenang dulu anakku. Maaf jika papa tidak bicara jujur. Papa hanya ingin mengenalkan kamu keanak pak Irwan. Siapa tau kalian bisa sampai menikah. Karena mau bagaimanapun juga kamu sudah dewasa dan sudah waktunya menikah. " jawab Brawijaya disambungan telfonnya.

"Papa ini bukan jaman Siti Nurbaya yang harus dijodoh-jodohkan. " ucap Arjuna dan segera dia menutup telfonnya.

Arjuna terdiam menghela nafas kasar. Rasanya sesak entah perasaan apa yang dia rasakan. Dia memikirkan Melati jika sampai tau aku dijodohkan akan seperti apa sakitnya Melati.

Arjuna, membuka ponsel miliknya. Melihat ke pesan yang dia kirimkan tak kunjung dibalas oleh Melati. Bahkan saat di telfon. Ponselnya sedang berada di luar jangkauan.

Sedangkan dirumahnya Melati sedang bersih-bersih rumah. ponselnya tergeletak di nakas. Tetapi sayang batrainya yang sudah menipis membuat ponsel itu mati saat Arjuna mencoba menelfonnya kembali.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!