AWAL KEDEKATAN

Waktu menunjukan pukul 18.30 Wib. Setelah selesai sholat magrib, Melati bergegas menyiapkan meja makan.

Menata piring dan menyiapakan jus kesukaan tuan muda.

"Tuan muda ini ternyata kalau di lihat-lihat kesukaanya pun sama denganku, jus semangka. " ucap Melati sambil tersenyum.

Tampa disadari Arjuna sudah ada didepannya.

""Kenapa melati belum pulang, kan harusnya sampai jam 17.30 saja kan .""

ucap Arjuna sambil duduk didepan mini bar tempat Melati membuat jus.

" Tuan, ya allah, aku kaget tiba-tiba tuan di depanku. Aku kira tuan hantu tak dengar suara mobil dan langkah kaki. " jawab Melati sambil menghela nafasnya.

""Kamu aja Melati yang dari tadi bengong tak tau aku kau memikirkan apa, sambil tersenyum-senyum kamu dari tadi aku perhatikan, apakah buah semangka ini sedang melucu sampai kamu tersenyum terus. "" goda Arjuna.

Melati tersipu malu, tidak berani menjawab apapun, dia segera meletakan jus semangkanya di meja makan.

" Tuan, makanan sudah siap dan jus juga sudah siap, ganti baju dan bersih-bersih badan dulu tuan segera makan, tuan pasti lelah. " ucap Melati sambil membereskan blendernya.

Kemudian, Arjuna segera bergegas ke kamar, setelah merapikan alat kantornya dan berganti baju, Arjuna turun keruang makan.

Dia melihat keliling tak ada Melati, dia berfikir mungkin Melati sudah pulang.

Dia berharap Melati menginap saja dirumah ini.

" Kalo saja dia menginap, jadi setiap malam bisa kulihat dia kalau aku mulai kesepian. " gumam Arjuna sambil duduk dimeja makan.

Belum sempat dia duduk mang Ujang masuk dari arah belakang.

"Tuan muda, saya menyampaikan pesan dari tuan Brawijaya, kalau mulai hari ini anak saya Melati tidur disini sampai bi Menik datang kembali " ucap mang Ujang.

Arjuna terdiam sejenak, dia memikirkan apakah yang dia dengar ini tidak salah.

"" mang Ujang bilang apa?Jadi Melati tinggal disini selama bi Menik belum kembali?, kemudian mang Ujang juga tinggal disini sementara waktu kan? " tanya Arjuna sambil menyiapkan berbagai lauk yang di masak Melati.

" Tidak tuan, saya pamit pulang, saya juga sudah meminta ijin kepada tuan Brawijaya kalau yang bisa tinggal hanya Melati, jadi saya nitip Melati ya tuan, insyaallah dia tidak akan merepotkan tuan. " ucap mang Ujang sambil tersenyum.

""Oh... Baik mang akan kujaga Melati, paling aku gangguin tiap malam aku minta bikinkan mie instan rasa kari ayam. "" jawab Arjuna sambil tersenyum meledek mang Ujang.

" Tidak apa-apa tuan, itu tugas Melati. Kalau begitu saya pamit pulang dulu tuan ya, Melati tidur dikamar bi Menik."

Tanpa disadari oleh arjuna ternyata Melati sudah berdiri dibelakang mang Ujang. Dia tersipu malu menarik garis senyumannya.

"Ayah pulang hati-hati, dan bekal makan malam ayah sudah kusiapkan." Melati menyodorkan rantang yang berisi nasi dan sayuran yang dia masak.

Setelah mang Ujang pergi, Melati pamit kebelakang untuk mencuci pakaian.

Tetapi Arjuna melarangnya.

"" Tidak usah kemana-mana, duduklah dulu di depanku Melati. ""

Melati pun duduk tepat di depan Arjuna,

Dalam hati Melati bertanya, apakah tuan muda tidak suka denganku karena pasti dikira saya merebut posisi bi Menik, padahal bi Menik disini sudah puluhan tahun dari tuan Arjuna belum lahir.

"" Melati... "" suara Arjuna yang khas membangunkannya dari lamunan

"Iya tuan muda. "

""Kau belum makankan, mumpung ada kamu sekarang tugasmu selain memasak kau juga harus menemaniku makan. Ini perintah ya, selama aku dirumah hanya sendirian kamu harus menemaniku makan. ""

" Tapi tuan saya tidak enak makan disini bersama tuan, saya sungkan kalau ada yang melihat malah nanti saya dikira kurang aja sama tuan. " ucap Melati dengan raut wajah yang bingung.

""Siapa yang akan melihat kita hanya berdua, ada satpam juga didepan jauh Melati, lagian tiap malam saja temanin aku makan, kalau pagi kamu kan banyak kerjaan tidak apa-apa aku makan sendirian, kamu tidak kasihan melihatku makan sendirian? ""

"Baik tuan. " jawab Melati sambil mengambil piring.

Saat makan malam berdua, Arjuna banyak mencari tau tentang kepribadian Melati, bahkan Arjuna sangat kaget dengan pemikiran Melati yang sangat mandiri dan pintar.

Gadis itu memang pandai karena ternyata dia harus DO dari perkuliahan dia saat semester 4, sejak ibunya sakit-sakitan dan akhirnya ibunya meninggal 1 tahun yang lalu.

Meskipun mang Ujang sudah bekerja lama dirumah ini, tetapi tak banyak Arjuna tau tentang kehidupan keluarga para pegawainya.

Karena memang Arjuna adalah tipe anak yang sangat cuek dengan sekitarnya.

Arjuna lebih banyak menghabiskan waktu luangnya dikamar untuk main game daripada pergi bermain dengan teman-temannya.

Maka dari itu tak heran jika Arjuna memiliki sedikit teman.

Setelah selesai makan malam, Melati membereskan pekerjaannya dan Arjuna pamit naik ke kamarnya.

"Melati, aku ke kamar. Kalau kamu ada apa-apa lari aja kekamarku ya, atau kamu tak bisa tidur ketok saja kamarku, barang kali kamu takut di rumah ini karena kan ini pertama kali kamu menginap disini. "

""Baik tuan, semoga saja saya tidak mengganggu tuan malam ini dengan kekonyolan saya. "" canda Melati sambil tersenyum.

Setelah Arjuna kekamar, dia memikirkan jika Melati anak yang sangat cerdas.

" Tak heran dari awal aku jumpa dia dijalan komplek seperti ada sesuatu yang beda yang kulihat darinya, makin hari akupun makin nyaman dengannya. " gumam Arjuna.

Sedangkan Melati dibawah, tak bisa tidur. Entah apa yang membuatnya risau.

"Ada apalah ini, kenapa mau tidur aja mata susah terpejam, kepalaku rasanya penuh dengan tuan arjuna, jantungku yang berdetak kencang dari tadi membuatku semakin nerves dan tak bisa tidur. " ucap Melati sambil mondar mandir di dalam kamarnya.

Karena terus tidak bisa tidur, akhirnya Melati keluar kamar. Dia menuju taman belakang. Duduk sambil menatap bintang di langit

Saat menatap langit dia merasa agak tenang. Karena Melati memang sangat suka dengan langit. Entah langit biru atau langit malam rasanya begitu tenang memandangnya.

Dari langit kita belajar menunggu.

Menunggu senja yang datang meskipun hanya sekejap. Menunggu bulan yang datang setelah matahari lelah bersinar. Menunggu mendung yang datang meskipun dengan badainya, tetapi langit tetap setia menunggu mereka.

Begitu juga Melati, dia sabar menunggu pangeran yang menjemputnya, pangeran yang senantiasa mencintai dan menyayanginya, melindunginya. Dan pangeran yang dengan kebaikannya bisa menjadi tempatnya beristirahat dari lelahnya kehidupan yang dia jalanin.

Saat memikirkan itu, tiba-tiba matanya tertuju ke balkon kamar tuan Arjuna.

Dilihatnya sesosok lelaki bertubuh tinggi dan berbadan kekar, berparas tampan, dan harum tubuhnya rasanya masih melekat dihidung Melati.

"Apakah tuan Arjuna pangeranku, atau aku yang terlalu bermimpi dan kepedean? tapi mana mungkin seorang anak tunggal keluarga Brawijaya menjadi pangeranku. "

"Sudah-sudah Melati kamu terlalu berkhayal tinggi. " ucap Melati membuyarkan lamunannya sendiri.

Setelah di rasa tenang dan mulai mengantuk, Melati segera masuk kekamarnya.

"Tapi kenapa ya, tuan Arjuna tadi di balkon duduk menatap langit, kenapa dia tidak tidur malah nongkrong di balkon, harusnya dia keluar sama teman-temannya malah duduk dibalkon sendirian, pantas saja lah teman dia tidak banyak, sudah lah ku tidur biar besok tidak kesiangan. " ucap Melati sambil mematikan lampu kamarnya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!