KAMU YANG AKU CARI

Hari ini Arjuna rasanya tidak enak badan. Seluruh badannya terasa sakit. Bahkan sepertinya dia demam. Ingin turun dari tempat tidur aja rasanya tidak bisa.

Melihat jam masih pukul 05.30, Arjuna berusaha tertidur lagi tapi demam dan rasa sakit dibadannya membuatnya tidak bisa terlelap tidur.

Dia meraih telfon di meja nakasnya. Mencoba menelfon ke dapur.

"Halo Melati, aku sepertinya tidak enak badan. Panas sekali badanku dan boleh aku minta tolong teh panas, kalau ada obat di kotak tolong bawa kan ya Mel. " Ucap Arjuna ditelfon.

"Baik tuan, Melati segera keatas. " Jawab Melati.

Buru-buru Melati membuatkan minum dan mencari obat di kotak. Mang Ujang yang melihat melati begitu khawatir terheran-heran ada apakah anaknya memasang wajah tegang seperti itu.

"Melati kenapa? " Tanya mang Ujang.

" Tuan Arjuna sepertinya demam ayah, tapi obat demam ini sudah tidak bisa diminum. " Jawab Melati khawatir.

"Yasudah ayah belikan dulu ke warung, kamu segera naik saja bawakan teh panas dulu! " Perintah mang Ujang.

Melati buru-buru naik ke atas membawakan teh panas dan air untuk kompres.

Memasuki kamar Arjuna dengan terburu-buru.

Melati melihat Arjuna memejamkan mata. Tapi ternyata dia tidak terlelap tidur.

"Tuan, ini teh panasnya, saya kompres dulu sekalian ya, obatnya sedang ayah belikan karena di kotak sudah tidak layak minum. " Ucap Melati.

Dari raut wajahnya terlihat Melati yang sangat khawatir dan cemas melihat keadaan Arjuna.

"Kamu kenapa Melati? Tidak usah cemas saya cuma kecapekan mungkin dan hanya butuh istrahat. "

Melati tidak menjawab apapun, dia membantu Arjuna untuk sedikit duduk agar bisa minum teh panas yang dia bikinkan.

"Tuan minum dulu saja! Setelah itu coba untuk istirahat, nanti saya akan bikin kan bubur untuk tuan. "

Arjuna meminum teh nya, kemudian Melati membantu Arjuna untuk posisi tidur agar bisa mengompresnya.

Melati sangat telaten merawat Arjuna. Tidak lama terdengar bunyi diketuk dan suara mang Ujang membawakan obat.

Mang Ujang yang masuk kekamar melihat tuan nya yang hanya bisa terkulai lemah.

"Ini obatnya, apa perlu dibawa kerumah sakit saja tuan? Sepertinya tuan sangat lemah sekali. " Tanya mang Ujang.

"Tidak perlu mang. Saya minum obat saja dulu. Dan nanti jika tidak enakan boleh panggil Dokter Ardian saja suruh kesini ya! "

"Baik tuan akan saya hubungin Dokter Aridan. Melati jaga tuan Arjuna ya! " Ucap mang Ujang sambil pamit ke luar kamar.

Melati hanya menjawab dengan anggukan dan tangannya lihai memeras waslap untuk mengompres Arjuna.

"Tuan, apa perlu aku hubungi kak Lila untuk memberitahukan jika tuan sakit. " Ucapan Melati memecah keheningan pagi itu.

"Tidak usah Melati, kamu kan juga bisa merawatku. " Ucap Arjuna sedikit tersenyum ke arah Melati.

"Iya tuan tetapikan lebih enak dirawat dengan orang terdekat. Takut juga kalau kak Lila marah jika ada apa-apa dengan tuan tapi aku tidak mengabarinya. "

"Kamu itu orang terdekatku saat ini Melati. "

Mendengar kalimat Arjuna barusan hati Melati makin berdetak kencang. Entah apa yang di maksud tuannya dengan orang terdekat. Tapi dia menepis pikiranya karena memang kan Melati orang terdekat saat ini, karena Melati tinggal di rumah yang sama dengan Arjuna.

"Tuan aku bikin kan bubur dulu ya sebentar saja saya tinggal, tuan coba istirahat. " Pamit Melati.

Melati dengan tergesa-gesa segera kedapur dan memasak bubur untuk Arjuna. Setelah selesai memasak Melati datang lagi kekamar tuannya. Dan ternyata badan Arjuna sudah sedikit turun panasnya.

"Alhamdulilah tuan sudah sedikit turun panasnya, makan dulu ya tuan. "

Melati segera menyuapin Arjuna.

"Kamu memang pandai memasak Melati, semua masakanmu terasa enak bahkan ketika aku sedang sakit pun rasa makananmu terasa istimewa. Pasti setelah ini aku akan cepat sembuh Melati. " Puji Arjuna sambil menatap indah mata Melati.

"Tuan bisa aja, semua masakan orang enak. Tergantung selera kita tuan. " Jawab Melati sambil terus menyuapi Arjuna.

"Melati boleh kah hari ini kau temani aku dikamar? Pekerjaanmu tidak usah kamu kerjakan, kalau perlu kamu laundry saja dan pesan makanan untuk kita makan. Aku cuma ingin ditemani. " Ucap Arjuna memohon kepada Melati.

"Tidak apa-apa tuan semua pekerjaan sudah selesai. Tinggal menjemur baju tapi bisa nanti. Sementara saya rawat tuan dulu. "

Hari ini Melati sengaja menyelesaikan pekerjaannya lebih awal karena Melati berniat ingin ke sekolahan darurat tempat dia membantu guru-guru mengajarkan baca tulis, tapi melihat keadaan Arjuna dia mengurungkan niatnya.

"Kalau begitu aku tidur dulu ya Melati, jangan tinggalkan aku karena aku tidak mau sendirian. " Ucap Arjuna sambil memejamkan mata.

Melati merasa kasian dengan Arjuna, karena meskipun dia menjadi anak tunggal di keluarga Brawijaya dan segala macam kebutuhanya di cukupi tetapi nyatanya dia masih kesepian dan kekurangan kasih sayang.

Saat Arjuna terlelap tidur Melati buru-buru turun ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaanya.

Kemudian dia kembali lagi ke kamar Arjuna. Betapa terkejutnya Melati saat menempelkan telapak tangan nya di dahi Arjuna.

"Ya allah, demamnya mulai lagi, sepertinya ini lebih panas dari yang tadi pagi. " Ucap Melati khawatir.

Buru-buru Melati mengecek suhu Arjuna, dan benar saya suhu nya mencapai 39° c. Saking panasnya badan Arjuna sampai mengigau memanggil-manggil nama Nando.

Melati heran, siapa Nando. Nama yang belum pernah dia dengar selama di rumah ini.

Melati dengan telaten mengompres Arjuna. Menyingkap selimut Arjuna agar dia tidak semakin panas.

Karena sudah 30 menit dikompres Arjuna tidak kunjung membaik. Segera Melati menelpon ayahnya agar memanggil dokter keluarga Brawijaya.

40 menit setelah ditelfon dokter datang dan memeriksa Arjuna diantarkan oleh mang Ujang.

Dokter memberikan obat yang harus diminum setiap 3 kali sehari.

Sepanjang hari hingga malam Melati hanya berada disamping Arjuna. Dia sangat tidak tega meninggalkan tuanya sendirian. Bahkan Melati sampai tidak sempat makan.

Saking lelahnya Melati tertidur duduk disebelah tempat tidur Arjuna.

Dan saat pagi hampir datang Arjuna terbangun dan melihat wajah lelah Melati yang menjaganya.

"Melati kau begitu baik. Terimakasih karena kamu menjagaku sepanjang hari dan malam. " Ucap Arjuna sambil membelai kepala Melati.

Melati yang tertidur pulas tiba-tiba terbangun saat sadar kepalanya dibelai.

"Tuan, maafkan saya ketiduran. Apa tuan butuh sesuatu? " Tanya Melati sambil mencoba mengumpulkan nyawanya.

Tetapi Arjuna tidak menjawab apapun. Malah segera duduk dari tidurnya dan memeluk Melati.

Melati yang kebingungan hanya mampu terdiam terpaku oleh sikap yang dilakukan tuannya.

"Melati, terimakasih susah merawatku, kamu memang orangnya. Jangan pernah menjauh dari aku Melati. " Ucap Arjuna.

Melati semakin kebingungan dengan ucapan Arjuna. Tetapi tidak dipungkiri jika dia merasa nyaman dipelukan Arjuna. Bahkan sekarang rasanya detak jantungnya berdetak sangat cepat. Melati bingung harus melepaskan pelukan Arjuna atau diam dengan pasrah. Karena rasanya saat ingin menghindar pun dan melepaskan nya tubuh Melati serasa mati rasa tak bisa bergerak.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!