KENANGAN INDAH

Pagi ini Melati melakukan rutinitasnya seperti biasa. Tetapi Melati bangun lebih awal. Karena dia ingin ijin kepada tuan Arjuna untuk libur setengah hari karena ingin berkunjung ke sekolah darurat yang sering dia mengajar disana.

Sekolah darurat itu tidak berada jauh dari pemukimannya. Bahkan dari rumah tuan Brawijaya dapat di tempuh 15-20 menit jika berjalan kaki.

Saat makanan sudah siap dimeja makan. Tiba-tiba tuan Arjuna sudah turun dengan pakaian rapi.

"Selamat pagi tuan, tumben gercep sekali turun ke meja makan. " ucap Melati.

" Iya ni sekali-sekali gercep tanpa harus kamu panggil dulu keatas ya Mel. " jawab Arjuna sambil tertawa ringan.

" Sudah siap bekerja lagi hari ini tuan? "

" Iya Melati, udah 3 hari gak masuk kantor kerjaan pasti numpuk, dan kalau papa tau aku gak kerja 3 hari, mati lah aku kena ceramah sehari semalam. " ucap Arjuna sambil tertawa lepas.

Melati hanya ikut tersenyum sambil menyiapkan makanan dipiring Arjuna.

" Kamu jangan lupa nanti ya sore atau habis magrib kita pergi ketemu Lila. " ucap Arjuna menginggatkan.

" Baik tuan, tapi mohon maaf hari ini saya boleh ijin tidak, nanti sore sebelum tuan datang pasti saya sudah di rumah. " tanya Melati.

" Boleh-boleh aja tapi kamu mau kemana Melati? "

"Saya dulu sebelum bekerja sering ikut mengajar sekolah darurat di deket rumahku tuan. "

"Wah keren, kamu memang gak ada tandingannya Mel " ucap Arjuna bangga.

"Ah tidak tuan, banyak wanita yang lebih hebat dari aku. " ucap Melati merendah.

" Tapi kamu dan Lila itu hampir sama, kalian sama-sama pekerja keras. "

Melati hanya tersenyum karena nyatanya memang lah Lila yang menjadi pemenang hati Arjuna.

Setelah selesai sarapan Arjuna berangkat ke kantor. Melati membereskan meja makan dan pekerjaanya yang belum selesai.

Tidak terasa waktu menujukan pukul 09.30 Wib. Melati sudah menyelesaikan pekerjaanya dan berdandan. Sebelum berangkat kesekolah daruratnya Melati pamit kepada mang Ujang.

"Ayah, aku pamit dulu mau ke sekolah darurat. Tadi aku sudah ijin tuan Arjuna. " pamit Melati.

" Ya sudah, tapi kamu harus hati- hati dan segera pulang kalau sudah selesai ya nak! " jawab mang Ujang.

"Baik ayah, Melati berangkat dulu. " dia mencium tangan ayahnya dan berlalu pergi.

Melati terlihat sangat cantik dan modis mengunakan celana jeans panjang dan kemeja warna cream. Rambutnya yang panjang dia ikat kebelakang. Menambah aura kecantikanya.

Setelah tidak lama berjalan, Melati sampai di sekolah darurat dimana tempat dia membantu mengajar. Melati di sambut bahagia oleh anak-anak disana yang merindukannya. Melati pun juga merindukan mereka, bahkan di tempat ini lah Melati pertama kali bertemu dengan Ferdi. Bahkan Kenanga teman Melati pun sering bertandang kesekolahan ini untuk membantu mengajar bergantian. Mereka bertiga sama-sama menyukai kegiatan sosial.

Bahkan jika diingat Melati dan Ferdi menjadi sepasang kekasih karena terlalu sering bertemu di sekolahan ini.

"Ah, apa-apaan sih.. Ngapain masih mikiri pria yang tega menyakiti seperti itu. " gumam Melati.

Melati beranjak membaur membantu Nina guru yang saat ini bertugas mengajarkan anak-anak baca tulis. Disekolahan ini memang tidak digaji jadi mereka mengajar bergantian sesuai waktu luang mereka masing-masing.

Dulu Melati menjadi salah satu guru yang aktif karena dia tidak mempunyai kesibukan di rumah jadi sebisa mungkin setiap hari dia selalu dapat kesekolahan ini. Tetapi sejak bekerja di keluarga Brawijaya, Melati tidak bisa lagi ikut bergabung dengan mereka.

Kenangan-kenangan indah itu terus berjalan dipikiran Melati. Bahkan Melati terkadang sangat merindukan mengajar anak-anak bersama Ferdi atau Kenanga. Tetapi jika diingat lagi semua ini terlalu sakit membuat Melati menyesal sudah mengenalkan mereka.

Waktu terasa semakin siang dan kegiatan belajar-mengajar dihentikan. Sebagian anak ada yang langsung pulang tetapi ada pula yang tinggal diarea sekolah darurat untuk bermain.

"Melati, apa kabar Kenanga ya? Dia sama sekali tidak pernah kesini lagi setelah kamu mengetahui perselingkuhannya. " ucap Nina sambil membereskan alat mengajarnya.

"Aku sendiri juga tidak tau, sejak saat itu Kenanga seperti di telat bumi. Aku beneran tak pernah berkomunikasi lagi. " jawab Melati.

"Oh iya tempo hari Ferdi kesini, mungkin ada dua kali kesini, dia mencarimu, katanya dia menyesal mengkhianati mu. "

"Lalu kamu bilang apa sama Ferdi Nin? "

"Tidak ada, aku aku hanya bilang tidak tau Melati dimana, seperti di telan bumi. " jawab Nina mengoda.

Melati hanya tersenyum getir. Melanjutkan membantu Nina membereskan alat mengajarnya.

"Melati..... " terdengar sapaan dari jauh.

Setelah mendekat seperti Melati duga, pasti Ferdi yang memanggilnya.

"Halo Nina apa kabarnya, maaf ya aku bawa Melati sebentar aku ingin ngbrol sama dia. " ucap Ferdi sambil menarik tangan Melati.

Nina hanya diam, sedangkan Melati berjalan menuruti Ferdi. Menurut Melati semua masalahnya sudah selesai, tetapi entah apa. Yang ingin Ferdi sampaikan lagi

" Mau apa lagi Ferdi, urusan kita kan sudah selesai. " ucap Melati.

"Melati aku hanya ingin meminta maaf dan ayo kita mulai lagi semuanya dari awal, aku masih sangat mencintaimu. " ucap Ferdi meyakinkan Melati.

Melati tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Sudah lah aku sudah cukup kecewa dengan mu Ferdi, jangan lagi kamu menggangguku, sudah cukup semua rasa sakit ini, aku tidak mau mengulanginya. "

Melati berjalan menjauhi Ferdi dan pamit kepada Nina, padahal niat Melati ingin ngbrol lama dengan Nina, tetapi Ferdi yang datang mengacaukan semua suasana membuat Melati enggan lama tinggal disana.

Melati berjalan menuru arah jalan raya. Tetapi Ferdi tetap mengejarnya mengunakan sepeda motor.

"Mel, jangan kayak gini. Kenanga sekarang sudah pulang kampung aku tidak akan berhubungan lagi dengannya. " ucap Ferdi meyakinkan.

Sontak mendengar ucapan Ferdi, Melati berhenti berjalan dan menatap Ferdi.

"Jadi maksud kamu karena Kenanga sudah pergi kamu jadi ingin kembali dengan ku, tanpa kamu menyadari semua kesalahanmu dulu Ferdi. " ucap Melati, wajahnya terlihat sangat kesal.

Melati mulai berjalan sedikit berlari. Saat Ferdi ingin mengejarnya lagi. Tiba-tiba motornya malah mogok.

"Sial motor butut gak bisa diajak kerja sama. Melati tunggu." teriak Ferdi.

Melati sama sekali tidak menengok saat dipanggil Ferdi. Dan jalannya yang sedikit berlari tiba-tiba terhenti karena mobil Arjuna datang.

"Melati apa yang kamu lakukan disini. Ayo naik jelaskan nanti. " ucap Arjuna dari dalam mobil.

Tanpa berfikir panjang Melati segera masuk ke mobil. Dari kaca spion Melati melihat Ferdi yang berusaha berlalu mengejarnya.

"Oh jadi Melati tidak mau kembali denganku gara-gara orang kaya itu, dia belum tau saja jika Melati akah menghabiskan uangnya. " ucap Ferdi sinis.

Sementara di dalam mobil, Melati hanya duduk diam. Dia sampai tidak mengucapkan terimakasih kepada Arjuna karena sudah di tolong. Seandainya tidak ada Arjuna mungkin Melati masih berurusan dengan Ferdi.

Sedangkan Arjuna yang mengetahui sedari tadi jika Kelati ada perdebatan dengan Ferdi tidak berani bertanya apapun, karena menurutnya jika sudah waktunya Melati pasti akan bercerita.

Tidak lama mengendarai mobil, merekapun sampai di rumah.

"Melati istirahatlah sebentar dan mandi siap-siap, nanti habis magrib kita berangkat bertemu Lila. Jangan lupa gaun merah yang kemarin aku belikan kamu pakai ya. " ucap Arjuna sambil menuruni mobilnya.

"Baik tuan, terima kasih untuk tumpangannya " ucap Melati sambil berlalu pergi.

Wajahnya masih menunjukan jika dia amat marah, sampai dia sama sekali tidak mengucapkan basa basi kepada Arjuna.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!