MAWAR MERAH

Mobil Arjuna melaju menuju kediamannya. Hujan rintik-rintik menemaninya disepanjang jalan.

Saat berada di lampu merah dia melihat seorang remaja laki-laki berdiri menjajakan jualannya berupa bunga mawar dan tisu. Arjuna ingat dengan Melati di rumah. Dia berinisiatif akan memberikannya bunga.

Dia pikir pasti Melati benar-benar mengira Lila adalah istrinya.

"Dek, sini..! " panggil Arjuna sambil melampaikan tangan di dalam mobil.

Anak itu berlari kecil di bawah rintikan hujan.

"Bunga nya aku borong semua ya? " ucap Arjuna.

"Baik kak. Terimakasih ini satu tangkai 5000, masih 20 tangkai kak. " jawab anak itu.

"Yasudah sini buat aku semua, ini 350 ribu buat kamu, tp kamu harus pulang sebelum hujan makin deras. Tissu dijual besok lagi saja! " perintah Arjuna sambil menyodorkan uangnya.

"Baik kak, terima kasih banyak. Hati-hati dijalankan. " senyum anak itu terpancar di wajahnya.

Arjuna memang sangat baik, dia sama sekali tidak pilih-pilih dalam membantu orang lain. Apa lagi kalau harus berurusan dengan anak-anak. Hatinya paling tidak bisa melihat anak-anak kesusahan.

Mobil Arjuna melaju melanjutkan perjalanan. Hari ini tidak terlalu macet sehingga tidak butuh waktu lama Arjuna sampai di rumahnya.

Mobilnya memasuki gerbang rumahnya. Melati kebetulan sedang membersihkan teras rumah. Dia segera berlari mengambilkan payung agar Arjuna tidak kehujanan.

"Kenapa segala dibawain payung sih Melati, cuma hujan rintik-rintik ini." ucap Arjuna sambul membuka pintu.

"Tidak apa-apa tuan, justru hujan yang seperti ini bikin badan gak enak. " jawab Melati.

Arjuna hanya tersenyum sambil memegang bunga yang dia beli.

Melati melihat bunga yang dipegang arjuna dan dia bergumam untuk siapa lagi yang tuan Arjuna bawa kali ini.

" Tuan mau mandi dulu, setelah itu turun makan malam akan saya siapkan tuan. " ucap Melati.

"Oke Melati saya mandi dulu ya.. " jawab Arjuna sambil berjalan masuk kerumah.

Melati segera kedapur dan mempersiapkan makan malam. Pikiranya dari tadi terusik sebenarnya kenapa Lila tidak tinggal disini padahal tadi membenarkan jika Lila adalah menantu disini. Bahkan Melati berfikir jika mungkin mereka sudah bercerai.

Melati kebelakang untuk menbuatkan jus semangka kesukaan Arjuna.

Sedangkan tanpa Melati tahu, Arjuna sudah duduk di meja makan menunggu Melati datang. Bunga yang dia beli dirangkai menjadi satu untuk diberikan kepada Melati. Setelah selesai membuat jus Melati kembali ke meja makan.

"Tuan ini jusnya, silahkan makan saya ijin kebelakang tuan. Jika tuan butuh sesuatu pangil saya saja. " ucap Melati.

"Tidak Melati duduklah didepanku dan temani aku makan! " perintah Arjuna.

"Tapi tuan saya tidak enak jika ada yang tau bahkan ayah saya belum pulang saya takut dikira lancang." Melati berusaha menolak permintaan Arjuna.

" Duduklah! makan bersamaku, ini perintah! " ucap Arjuna sambil menatap Melati yang berdiri kebingungan.

Karena Melati tidak bisa menolak. Dia tetap duduk menemani Arjuna makan.

Saat selesai makan, Arjuna memberikan bunga yang tadi dia beli.

" Melati ini untukmu. " ucap Arjuna

" Untukku tuan?, wah cantik sekali tuan. Terima kasih banyak. " ucap Melati kegirangan. Senyum indahnya merekah di bibirnya yang pink.

Arjuna yang melihat Melati tersenyum bahagia secara tidak sadar membuat Arjuna tersenyum juga.

"Melati kenapa kamu begitu cantik. " ucap Arjuna dalam hati.

"Tapi tuan kenapa memberiku bunga? " tanya Melari keheranan.

Pertanyaan itu membangunkan Arjuna yang sedang terhanyut dalam kecantikan Melati.

"Eh... I-ini tadi saat pulang aku melihat anak remaja menjualnya karena kasian aku membelinya semua karena aku pikir kamu pasti juga suka dengan bunga ini. " jawab Arjuna mencoba untuk tidak terlihat canggung.

Arjuna tidak memikirkan jika Melati akan memberikan pertanyaan itu. Yang dia pikirkan hanya ingin memberinya bunga. Agar dia tidak berfikir jika Lila adalah istrinya.

Mendapatkan jawaban dari Arjuna, Melati hanya tersenyum. Baginya meskipun Arjuna memberinya bunga bukan karena dirinya tetapi Melati tetap bahagia. Karena selama umurnya ini belum pernah dapat bunga bahkan lelaki yang memberinya.

Tanpa disadari mereka berdua. Mang Ujang sedari tadi memperhatikan Melati yang duduk didepan Arjuna sambil membawa bunga.

" Semoga anakku tidak naksir kepada tuan Arjuna. " gumam mang Ujang ketakutan.

Karena mau bagaimanapun juga. Kasta mereka berdua sangatlah berbeda. Dia tidak mau putrinya terluka karena harapanya terlalu tinggi.

Tetapi tidak dipungkiri, jika mang Ujang sangat bahagia melihat Melati bsa tersenyum bahagia.

"Aku belum bsa membahagiakanmu nak, maafkan ayahmu. " ucap mang Ujang.

Mang Ujang lantas bergegas pulang kerumah. Dia ingin memanggil Melati untuk berpamitan tetapi tidak enak dengan tuan Arjuna. Karena takut membuat mereka canggung.

Setelah selesai makan dan membereskan semua makanannya dan pekerjaan dapurnya Melati masuk kekamar.

Dia terus memandang bahagia pemberian tuan Arjuna. Dia tidak ingin bunga ini layu, lantas Melati menaruhnya didalam vas dan diletakan di meja kamar. Dia sampai lupa jika ayahnya sedari tadi tidak terlihat, segera Melati meraih ponselnya. Ternyata ayahnya meninggalkan pesan.

"Melati ayah pulang dulu, maaf tidak pamitan ayah buru-buru ada pertemuan RT. " ketik ayahnya di sms.

Melati sedikit lega, karena berarti ayahnya tidak mengetahui kedekatan Arjuna dan Melati tadi.

Karena jika ayahnya tau pasti akan kena ceramah lagi. Tetapi Melati ingat jika tidak boleh merasa nyaman apa lagi cinta kepada Arjuna. Karena mau bagaimanapun ada kak Lila di hidupnya.

Sedangkan Arjuna yang sedang merebahkan diri dikamar merasa jika dirinya tidak menjadi lelaki yang pemberani. Karena dia terus saja memberikan alasan yang seolah-olah dia sangat jaim kepada Melati.

Tetapi Arjuna juga sangat takut jika dia berkata jujur, maka Melati malah menghindarinya atau bahkan malah berhenti bekerja dari sini. Dia tidak ingin merasa kesepian lagi di rumah ini.

Sejak meninggalnya Nando, dan Lila memutuskan untuk tinggal terpisah dengan keluarganya rumah ini seperti tak berpenghuni.

Setiap pulang kerumah dia selalu merasa kesepian. Papanya yang sibuk dengan pekerjaanya tidak akan pernah punya waktu banyak untuk sekedar menemani Arjuna ngobrol.

Maka dari itu Arjuna lebih suka mengurung diri dikamar. sibuk bermain game di kamar atau sekedar melamun melihat langit lewat balkon kamarnya.

Tetapi berbeda sekarang sejak ada Melati. Dia bisa sering-sering ke lantai bawah hanya sekedar untuk melihat Melati atau berbincang ringan dengannya.

Arjuna berharap suatu saat nanti dia tidak terus-terusan merasa kesepian.

Rasanya dia ingin sekali mengajak Lila dan anak-anak itu tinggal kembali dirumah ini.

Tetapi Arjuna tau, prinsip Lila. Bahkan sampai sekarangpun prinsip Lila untuk tidak menikah lagi masih sangat dia pegang kuat.

Bagi Lila, menemukan lelaki lagi yang lebih dari Nando pun dia bisa. Tapi cinta Lila terhadap Nando begitu besar.

Arjuna sangat bangga karena Nando benar-benar menemukan cinta sejatinya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!