MAWAR PUTIH

" Halo, selamat siang dengan Rose Florist?, saya Melati dari kediaman Brawijaya mau pesan buket mawar putih 20 tangkai, tolong dijadikan buket yang cantik dan segera kirim ya kak! " ucap Melati menyampaikan pesanan dengan detail.

"" Baik bu, segera kami kirim dalam waktu 40menit "" jawab cepat pelayan di telfon.

"Baik kak, saya tunggu terimakasih selamat siang. Tut.. Tut.. Tut.. " bunyi telfon di tutup.

Setelah selesai memesan buket, Melati melanjutkan pekerjaanya yang tertunda tadi karena menemani tuan Arjuna dan anak-anak bermain.

Melati berusaha keras tidak merasakan perasaan yang tidak nyaman ini. Berkali-kali dia menghela nafasnya dengan berat. Tidak dipungkiri, Melati tanpa sadar menaruh rasa kagum yang berlebihan kepada tuan Arjuna. Sehingga dia lupa jika mimpi dia terlalu tinggi untuk mencintai Arjuna.

Ya karena Melati hanya seorang gadis asisten rumah tangga sedangkan Arjuna adalah anak satu-satunya dari keluarga Brawijaya yang memiliki banyak perusahanan dan hotel berbintang di semua daerah Indonesia. Bahkan sekarang pak Brawijaya pun sedang diluar negeri karena beliau membangun hotel disana.

Saat Melati sedang melamun. Ayahnya Ujang masuk dari pekarangan luar. Melihat Melati duduk termangu di samping mesin cuci yang sedang berjalan membuatnya curiga. Apa yang sedang putriku pikirkan. Kenapa seperti sedang memikirkan banyak hal.

"Dasar Melati malah melamun, kerjaanya gak selesai-selesai dong." ucap mang Ujang sambil mendekatkan diri kepada Melati.

Mang Ujang menepuk-nepuk pundak Melati agar lamunannya tidak keterusan.

"Nak, kenapa kamu melamun terus? Apa yang sedang kamu pikirkan ,apakah kamu tidak betah bekerja disini? " tanya mang Ujang sambil duduk disebelah putrinya.

"Eh ayah, tidak ada kok , Melati betah disini. Tetapi memang sedang ada yang Melati pikirkan ayah. Tapi sudahlah tidak penting. " ucap Melati sambil berdiri mengeluarkan pakaian dari mesin cucinya.

"Yang bener gak ada yang dipikirkan? Dari tadi pagi kamu melamun terus, apa kamu capek kalau memang capek istirahat saja biar ayah yang jemur bajunya. " tanya mang Ijang sambil berdiri mengambil baju dan mau menjemurnya.

"Eh ayah apaan sih, sudah sana ayah istrahat. Ayah belum makan kan dari tadi siang. Itu Melati sudah siapkan dimeja makan dapur. Dan Melati tidak capek ayah. Melati hanya butuh melamun sedikit biar Melati dapat inspirasi." jawab Melati sambil tersenyum memecahkan keraguan ayahnya

" Yasudah kalau begitu ayah makan dulu, awas ya kalau melamun lagi nanti ayah cubit ini pipi Melati yang tembem. " goda mang Ujang sambil mecubit kecil pipi anaknya.

Untuk mang Ujang meskipun Melati sudah beranjak dewasa baginya Melati tetaplah anak kecil yang lucu. Dia tidak menyangka anaknya akan tumbuh dewasa menjadi wanita cantik dan mandiri. Dia sangat bangga mempunyai anak seperti Melati. Karena dia tidak pernah malu mengakui keadaannya yang semua serba pas-pasan. Bahkan dia tidak ragu menolong dan membantu siapa saja yang kiranya membutuhkan pertolongan.

Diusia anak muda sekarang yang sering termakan dengan pergaulan yang tidak baik, tapi nyatanya Melati bisa menjaga dan memilih-milih teman.

"Ayah.. Malah gantian ikut melamun, kenapa melihat Melati dengan tatapan seperti itu? Ayah pasti tidak menyangka kalau anak ayah begitu cantik ya?." goda Melati kepada ayahnya.

"Halah, kamu masih aja suka mengoda ayah mu ini nak. Sudahlah ayah makan dulu. Selamat menjemur baju Melati. " mang Ujang tak mau kalah mengoda anaknya yang sedang bolak balik menjemur pakaian.

Melati sibuk dengan jemuran dan mesin cucinya sehingga tidak sadar jika tuan Arjuna berjalan kearahnya.

"Melati... bunganya sudah dipesan? " tanya Arjuna.

"Ya allah tuan, saya kaget tidak mendengar langkah kaki tiba-tiba tuan sudah dibelakangku aja. " keluh Melati.

"Kamu itu Melati memang lah ya kalau sedang mengerjakan sesuatu sangat fokus, saking fokusnya kamu tidak pernah tau kalau ada orang yang lewat atau memperhatikanmu. " ucap Arjuna.

"Maaf tuan, oh iya bunga sudah saya pesan katanya 40 menit sampai. kalau diitung-itung harusnya sekarang sudah sampai. " ucap Melati keheranan kenapa bunga tidak kunjung datang.

"Ting tong... Ting tong... " bunyi bel berkali-kali terdengar.

"Nah mungkin itu tuan, sebentar saya kedepan. " ucap Melati sambil berlari kecil menuju kepintu depan melewati dapur.

Ayahnya yang sedang makan dikagetkan dengan Melati yang lari buru-buru.

" Kenapa ya anak itu hobi sekali lari terburu-buru bikin kaget aja. " gumam mang Ujang sambil melahap makanannya.

Tiba-tiba Arjuna masuk lewat dapur.

" Mang Ujang, baru makan dari siang tadi kah?." tanya Arjuna keheranan.

" Iya tuan tadi belum lapar karena jam 11.00 di gorengkan ubi sama Melati, jadi belum sempat makan nasi, mari tuan makan. " jawab mang Ujang.

"Sudah mang. Saya sudah makan dengan anak-anak dan Melati tadi, saya baru tau kalau Melati juga suka anak kecil ya mang. " ucap Arjuna sambil tersenyum.

Melihat wajah Arjuna yang berseri sebagai seorang ayah dari anak gadis dia menangkap sesuatu yang berbeda. Tetapi mang Ujang tidak mau ambil pusing.

Saat sedang berbincang dengan mang Ujang tiba-tiba Melati datang dengan membawa buket bunga mawar putih yang cantik.

" Tuan, buketnya sudah ada. Mau di taruh dimana? " tanya Melati.

"Sini melati saya mau langsung berikan saja. Melati tolong ambilkan jaket dan kunci mobil di meja kamar ya, aku tunggu di halaman depan. " ucap Arjuna.

Melati langsung pergi kelantai dua untuk menggambil jaket dan kunci mobil. Sambil berjalan dia terus memikirkan ucapan pelayan di telfon yang bilang betapa beruntungnya mereka karena di ratukan oleh tuan Arjuna. Dan benar saja kini Melati merasakan betapa beruntungnya kak lila mendapatkan tuan Arjuna.

"Andai saya aku mendapatkan lelaki seperti tuan Arjuna. " gumam Melati sambil berlari kecil ke halaman depan menuju tuan Arjuna.

Arjuna dan Lila serta anak-anak sudah berada di sekira mobil menunggu Melati datang. Buket bunga mawar yang indah sudah dipegang Lila. Wajah Lila terlihat sangat bahagia, mungkin karena baru saja mendapatkan buket bunga yang indah.

" Tuan ini jaket dan kuncinya. " ucap Melati sambil menyerahkan barang ke Arjuna.

" Ayo anak-anak pamit sama bi Melati dulu, dan bilang terimakasih!." perintah Lila kepada 4 anaknya.

Mereka satu-satu berpamitan sambil mencium tangan Melati. Melati pun membalas dengan mengusap kepala mereka. Dan berharap semoga bisa bertemu lagi.

Lila menghampiri Melati dan mengucapkan terimakasih serta meminta maaf jika anak--anaknya merepotkan.

"Melati semoga betah ya, suatu saat kita akan bertemu lagi. Semoga kita menjadi teman yang baik. " ucap Lila sambil memeluk Melati.

"Baik kak Lila, semoga sehat selalu kakak dan anak-anak. " jawab Melati.

Sementara dihati Melati begitu kagum dengan Lila, selain cantik dia juga baik hati karena tidak membeda-bedakan orang. Bahkan kepada Melati yang merupakan asisten rumah tangga pun diperlakukan sangat baik.

" Melati nanti saya pulang pas waktu makan malam ya. Mau pergi kesuatu tempat dulu sebelum mengantar mereka pulang ke apartemen. " pamit Arjuna kepada Melati.

" Baik tuan, hati-hati... " jawab Melati sambil membungkukan tubuhnya sedikit sebagai tanda hormat.

Mereka satu-satu masuk kedalam mobil dan melambaikan tangan kepada Melati sambil tersenyum.

Mobil melaju keluar gerbang. Perlahan hilang dari pandangan Melati. Entah kemana mereka akan pergi Melati hanya bisa menebak-nebak.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!