TATAPANNYA

Sebelum matahari terbit, Melati bergegas berangkat ke rumah keluarga Brawijaya.

Dia mengendarai motor berboncengan dengan ayahnya.

Angin yang sejuk sekaligus dingin menyapa kulitnya. Burung-burung masih tertidur. Ayam mulai keluar dari kandangnya dan berkokok bersaut-sautan. Sedangkan penduduk desa masih sunyi. Hanya beberapa yang terlihat berjalan pulang dari masjidnya.

Sampai di rumah, Melati langsung memakai celemeknya, mengikat rambutnya yang panjang dan hitam.

Dia mulai memotongi sayur-sayuran dan memasak sesuai daftar menu yang ditinggalkan Bi Menik.

Mentari belum juga muncul, tetapi Melati sudah bergelut dengan pekerjaan rumah yang menumpuk.

"Aku harus memasak yang enak agar tuan suka, siapa tau jika nanti Bi Menik mulai bekerja lagi aku tetap di pekerjakan dirumah ini, jadi bisa ku bantuin ayah untuk mencukupi kebutuhan. " ucap Melati dalam hati

Tak terasa jam menunjukan pukul 07.00. Semua masakan sudah tertata rapi. Dia bergegas naik ke lantai 2 untuk mengetuk pintu kamar tuan arjuna.

" Pagi tuan, Sarapan sudah siap. "

Tak ada jawaban. Sepertinya Arjuna masih tertidur lelap.

"Tok Tok Tok" bunyi nyaring Melati mengetuk pintu kamar.

"Tuan, belum bangun kah?. " sudah jam 07.00 nanti tuan terlambat kekantor. "

Tetap tak ada jawaban. Seperti perintah tuan muda kemarin. Dia meminta dibangunkan jika dua kali Arjuna di panggil tak ada jawaban, dia meminta Melati masuk kamar dan membangunkan Arjuna langsung, tetapi Melati ragu ingin membuka pintu kamarnya.

"Aduh, apakah aku harus masuk?." ucap Melati dalam hati.

Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Melati memberanikan diri untuk membuka pintu kamar tuan Arjuna.

" Kreeeekkkk.... " bunyi suara pintu di buka,

Melati mencium wangi parfum yang sangat harum. Kemudian dia pelan-pelan melangkah, menundukan pandanganya dan berjalan masuk ke lorong di dalam kamar tuan Arjuna.

Hatinya berdetak lebih cepat.Entah perasaan apa yang dia rasakan.

Dia menuju tempat tidur tuan Arjuna, karena dia pikir memang tuan belum bangun.

Pandangan Melati hanya tertuju kebawah karena dia punya perasaan sungkan dan takut mengangkat pandangannya.

"Blukkk"... Terdengar suara tubuh Melati bertabrakan dengan tubuh yang kekar.

"Melati, ada apa? Kaget aku, maaf aku tak melihatmu masuk. " ucap Arjuna.

"Tuan muda, maafkan saya kira tuan belum bangun, sudah 2 kali saya ketok tapi tuan tak ada jawaban. " ucap Melati sambil tetap menundukan kepala.

"Tidak apa-apa Melati, tapi kenapa kau menundukan pandanganmu?." ucap Arjuna dan langsung dia memegang kedua pipi Melati dan mendongakan kepala Melati agar dia bisa melihat wajahnya.

Saat mereka saling bertatap mata. Tiba-tiba mulut mereka beku, jantung mereka berdua berdetak kencang. Mata mereka beradu dan tak saling berkedip.

" Ya tuhan, rasa apa ini, kenapa aku tak bisa mengucapkan sekatapun, bibirku kelu memandang tuan muda, bau harum tubuhnya, kulitnya yang masih basah karena guyuran air yang belum mengering, semua itu membius ku, bahkan tatapan matanya membuat ku tak bisa berpaling. " gumam Melati dalam hati.

"Heh, Melati malah melamun kamu ya. " ucap Arjuna sambil melepaskan tangannya.

"Maafkan saya tuan, sarapan sudah siap, saya pamit kembali ke dapur ya tuan. "

Melati bergegas keluar dari kamar Arjuna, tetapi detak jantungnya masih berdetak sangat cepat, tangannya dingin rasanya dia sangat lemas karena tatapan tuan mudanya.

" Oke Melati, nanti aku menyusul" jawab Arjuna sambil memalingkan tubuhnya.

Terdengar suara pintu di tutup, dan saat sudah tak ada Melati, Arjuna menjatuhkan diri ke tempat tidur.

"Astaga, jantungku rasa ingin copot, wah... Tak tau lah sok cool sekali aku, padahal tatapan Melati melelehkan hatiku " gumam Arjuna sambil menenangkan dirinya.

Tak lama setelah Arjuna selesai berpakaian dan menyiapkan semua keperluan kerjanya, dia turun untuk sarapan. Dia berusaha tetap tenang padahal hatinya mulai berdetak kencang lagi.

" Silahkan tuan, sudah jam segini nanti tuan telat kekantor, takut di marahin tuan Brawijaya kalau tuan telat, dikira saya tak membangunkan tuan muda. " ucap Melati sambil menyiapkan segala makanan yang dia masak.

" Kau bawel juga ya Melati, sudah berasa kayak di omeliin istri karena bangun telat. " goda Arjuna sambil tersenyum

"Oh iya Melati, papa kan kunjungan keluar negeri agak lumayan lama kali ini, tadi papa titip pesan minta mang Ujang buat menelponnya ya. "

"" Baik, tuan nanti saya sampaikan, nanti malam tuan pulang jam berapa? Mau makan dirumah atau tidak tuan? ""

"Aku makan di rumah kalau kerjaan selesai aku mau pulang sore sebelum magrib, nanti siapin aja makan malamnya ya Melati, kalau kamu pulang jangan lupa minta tolong bikinkan aku jus dulu dan masukan kependingin "

""Baik tuan ""

"Ya sudah aku berangkat dulu ya Melati. "

......................

Setelah membereskan makanan, Melati segera mencari ayahnya.

"Ayah tadi kata tuan muda, ayah diminta menelpon tuan Brawijaya. "

""Sudah nak, tadi tuan telpon, ternyata karena dia tugas lama, bi Menik juga gak ada, dia meminta kamu untuk tinggal disini sampai bi Menik kembali, karena takutnya tuan muda butuh apa-apa dimalam hari, tidak apa-apa kan kau tinggal disini sementara nak? ""

"Tidak apa-apa, tapi bagaimana dengan ayah?" tanya Melati khawatir.

""Tidak apa-apa, sebenarnya ayah juga diminta menginap, tetapi kamu tau ayah tidak bisa istirahat kalau tidak di rumah sendiri, jadi tadi aku bilang sama tuan kalau Melati aja yang menginap, kalau Melati butuh apa-apa nanti telpon ayah aja ya. ""

"Baik ayah kalau gitu aku pulang ambil baju-bajuku dulu ya, kebetulan pekerjaan tinggal membersihkan lantai dua saja. "

"Iya, pulang lah dulu sekarang, biar nanti kamu tinggal beberes lagi. "

Kemudia Melati berjalan menyusuri komplek menuju rumahnya,

Disepanjang jalan Melati memikirkan kejadian tadi pagi, Pandangan Arjuna sagat menenangkan, sentuhan tanganya sangat lembut, dan harus tubuhnya, rasanya dia tidak akan lupa dengan aroma tubuhnya. Setiap memikirkan itu semua jantung melati berdetak lagi sangat cepat, membuat dia sangat lemas.

"Aduh apa lah yang aku pikirkan, dan apalah ini? Perasaan ini kenapa? Tidak tidak... Tidak mungkin aku punya perasaan ini. Melati ayo lah jangan kau menyusahkan dirimu sendiri, kamu kesana untuk bekerja, bukan untuk jatuh cinta, sadar diri Melati kamu siapa dan dia siapa, kamu bagai langit dan bumi. " gumam Melati sambil tetap berjalan menuju rumahnya.

Dilain tempat, Arjuna pun sedang memikirkan Melati.

" Kenapa tatapannya begitu lembut, tubuh mungilnya, paras cantiknya, semua yang ada di Melati membuatku terpesona dengannya "

Lamunan arjuna terus memikirkan Melati. dari awal pertemuannya hingga sampai saat ini semua membuatnya jatuh cinta.

"Ah memikirkan Melati membuatku makin menyukainya, kagum sekali aku dengannya yang begitu gigih tak malu berkerja apapun, parasnya yang cantik, oh tuhan rasanya aku sudah benar jatuh cinta "

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!