Setelah menyelesaikan sarapan paginya, Sean dan Tasya pun pergi ke tempat wisata yang terkenal di Prancis. Sebenarnya Sean sangat malas untuk pergi, namun karena Tasya memaksanya mau tak mau pun menuruti keinginannya.
Setidaknya udara di luar lebih menyegarkan ketimbang udara di dalam ruangan. Batin Sean sembari merasakan hawa dingin merangsang rongga hidungnya.
Tasya yang tak ingin kehilangan momen bulan madunya selalu mengajak Sean melakukan apapun yang di inginkan nya walaupun dengan memaksa. Ia tak hentinya membuat Sean jenuh dengan momen yang selalu di abadikannya.
"Sayang, ayo kita makan es krim," ajak Tasya tanpa melepaskan rangkulan tangannya dari tangan kekar Sean.
"Apa kau sudah gila! Lihatlah cuacanya, dingin-dingin begini minum es, kalau kau sakit pasti ibu mertuamu itu tak akan membuat hariku tenang," ucap Sean dengan datar namun Tasya senang mendengarnya sebab merasa di perhatikan oleh Sean.
"Iya sayang,,, kalau begitu bagaimana kalau kita mencoba makanan Ratatouille?" ucap Tasya membuat Sean mengerutkan keningnya.
"Ratatouille yang ada filmnya itu kan? Yang koki tikus," ucap Sean yang di angguki Tasya.
"Benar sayang, ayo kita coba," ucap Tasya dengan penuh semangat.
"Tidak-tidak, bagaimana bisa aku memakan makanan yang di buat oleh tikus," ucap Sean membuat Tasya kehilangan akal di buatnya.
"Ih sayang, kamu gimana sih. Itu hanya di film saja yang ada," ucap Tasya meyakinkan Sean.
"Siapa yang tau? Bisa saja kan?" ucap Sean yang membuat Tasya ikut bergidik ngeri dan mual.
"Iya juga ya, yang lain saja deh kalau begitu," ucapnya ikut ketularan pikiran bodoh Sean.
Tanpa keduanya sadari, sedari tadi ada yang mengikuti keduanya hingga mendengarkan semua percakapannya. Orang itu terlihat menggeram kesal melihat kedekatan keduanya. "Wanita liar itu sangat berbeda ketika bersamaku. Sepertinya dia benar-benar menyukai pria itu," ucap Steven dengan tampilan penyamarannya. Pria yang telah kehilangan kehormatannya itu seakan tak terima wanita incarannya di dekati pria lain.
"Aku harus mencari tau ada hubungan apa dia dengan pria itu," ucap Steven lalu kembali mengikuti Tasya dan Sean dengan jarak yang cukup jauh agar tidak ketahuan.
🍒🍒🍒
Kembali ke indonesia, saat ini waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Lucy terbangun dari tidurnya. Tidak tau kenapa, hatinya merasakan sesuatu yang tak mengizinkannya untuk tertidur. "Ada apa denganku? Tidak biasanya aku seperti ini," ucap Lucy dengan tubuh yang sudah dalam posisi duduk. Wanita itu menyandarkan tubuhnya di dinding dengan kaki yang di tekuk.
Ya Allah ya tuhanku, tenanglah hatiku. Doa Lucy dalam hati.
Lucy meraih handphone yang sudah beberapa hari ini tak di bukannya. Ia sengaja melakukan itu agar Sean tak menghubunginya. "Buka sajalah," ucapnya memutuskan untuk menghidupkan kembali handphonenya. Tak lama handphone hidup, Lucy pun menghidupkan data internetnya. Dan seperti dugaannya jika Sean akan mengubungi. Bahkan Lucy melihat seratus panggilan suara dan seribu pesan dari Sean.
Karena penasaran, Lucy pun membukanya lalu membaca pesan-pesan menumpuk itu dari awal hingga akhir. Jika biasanya seseorang malas membaca chat panjang, maka berbeda halnya dengan Lucy yang sangat rajin membacanya. Ia bahkan tak bosan melihat pesan yang tidak di sertai stiker atau emoji itu.
"Maaf Sean, maaf jika aku sengaja mengabaikan mu," ucap Lucy tanpa berniat mengalihkan pandangannya dari pesan-pesan Sean.
"Drt," baru sebentar ia melihat pesan itu, kini Sean langsung menghubunginya. Lucy tak tau harus melakukan apa. Apakah ia harus mengangkat dan menyambut panggilan dari bintangnya itu atau mengabaikannya dan mematikan kembali handphone miliknya.
"Angkat Lu," pesan Sean yang langsung centang biru pertanda jika Lucy masih memantau pesannya. Tanpa membalas pesan, Lucy pun mengangkat panggilan itu. Belum lagi Lucy sempat mengucapkan sepatah kata pun, Sean pun sudah terlebih dahulu menceramahinya.
"Kenapa kau tidak tidur? Bukankah di sana masih jam tiga pagi?" tanya Sean terlihat marah namun sejatinya perhatian dan sayang. Mendengar suara Sean Lucy pun meneteskan air matanya. Sudah terobati lah rasa rindu yang memenuhi hatinya. "Kenapa kau diam? Bicaralah," ucap Sean sudah merendahkan nada bicaranya.
"Maaf Sean, aku tak bisa tidur," ucap Lucy tersenyum tipis tanpa di sadari Sean.
"Kenapa kau tidak bisa tidur? Apakah ada yang mengganggu pikiranmu? Katakanlah padaku, aku akan menyingkirkan gangguan itu!" ucap Sean yang tanpa sadar membuat Lucy tertawa.
"Kenapa tertawa? Kau rindu padaku ya?" ucap Sean dengan senyum percaya dirinya di sana.
"Hhhh, kau ini selalu percaya diri ya. By the way, bagaimana kabarmu dan Tasya di sana? Apakah bulan madu kalian berjalan lancar?" tanya Lucy membuat mood Sean langsung menghilang.
"Lu, jangan membuat mood ku hancur dengan membahas hal yang tidak penting ini," ucap Sean yang membuat Lucy langsung tau seperti apa kondisi bulan madu Sean dan Tasya.
"Maaf Sean," ucap Lucy dengan lirih. "Bagaimana negara itu? Apakah indah?" tanya Lucy membuat Sean kembali menerbitkan senyum indahnya. Sean pun mengalihkan panggilan suara menjadi panggilan video. Tak ingin membuat Sean sedih Lucy pun mengangkat panggilan video itu.
"Lihatlah, suatu saat nanti aku akan membawamu kesini, jika perlu aku akan mengajakmu keliling dunia bersamaku. Kita akan menikmati perjalanan indah kita hanya berdua saja," ucap Sean pandai sekali menciptakan kebahagiaan di tengah percakapannya.
"Sean, apakah Tasya tau jika kau menghubungiku?" tanya Lucy dengan wajah sendunya.
"Tidak, dia sedang berada di toilet sekarang," ucap Sean yang di angguki Lucy.
"Sean, walaupun dia sedang tidak bersamamu, jagalah perasaannya. Mau bagaimanapun, dia lebih pantas kau utamakan dari yang lainnya. Dialah yang lebih berhak atas diri dan waktumu," ucap Lucy sudah berapa kali menasehati Sean dan memperingatkannya namun pria keras kepala itu hanya mendengarkannya tanpa mengikuti sarannya.
"Kau sering mengatakan itu kepadaku, tetapi pertanyaannya, apakah kau tidak cemburu jika aku melakukan itu? Apa hatimu tidak sakit jika aku bersamanya dan membahagiakannya sedangkan kau hanya sebagai penonton kemesraan kami?" tanya Sean menatap wajah Lucy di layar handphonenya dengan wajah yang serius.
"Tidak Sean, aku tidak merasa cemburu sedikitpun. Justru aku akan cemburu apabila kau membahagiakan wanita lain selain istrimu, walaupun dia seperti itu, rasaku dia jauh lebih baik daripada aku. Dia pantas hidup bersamamu. Percayalah Sean, aku baik-baik saja melihatmu bersamanya," ucap Lucy sengaja berbohong agar Sean belajar mencintai Tasya dan menerimanya sebagai istrinya.
"Cih, jawaban seperti apa itu! Aku sangat kecewa padamu, aku rasa kau sudah tidak mencintaiku! Jika itu yang kau mau, maka aku akan melakukannya!" ucap Sean lalu memutuskan panggilan videonya secara sepihak membuat pertahanan Lucy runtuh seketika.
Aku mencintaimu Sean dan aku tidak baik-baik saja melihatmu bahagia bersamanya. Tapi ini demi kebaikan kita agar kita tidak terjerumus ke perbuatan yang salah. Walaupun kita yang terlebih dahulu bersama, namun tetap saja di pandangan semua orang hubungan kitalah yang salah, hiks. Batin Lucy menangis tanpa suara. Ia menyembunyikan kepalanya di kedua lututnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Yati Rosmiyati
dan semoga Sean tidak melakukan apa yang Lucy katakan
2024-02-25
1