Setelah selesai mengukir kenangan indah di pantai, kini Sean dan Lucy sepakat akan menghabiskan malam terakhirnya di pasar malam. Di sana keduanya menikmati berbagai macam wahana dan permainan. Bahkan Sean berhasil memenangkan capit boneka dan mendapatkan boneka panda yang berukuran sedang. Sean memberikan boneka panda itu pada Lucy sebagai tanda cinta.
"Ayo kita berfoto, sedari di pantai tadi kita lupa mengabadikan momen kebersamaan kita," ucap Sean dengan tangan yang sudah mengarahkan kamera handphonenya ke hadapannya dan Lucy.
Lucy tersenyum melihat itu. Dia terus memandangi Sean dan memperhatikan kelakuan pria yang tengah sibuk melihat hasil tangkapan layarnya.
"Ayo foto lagi," ucapnya sudah menarik Lucy ke dalam dekapannya.
"Sean," panggil Lucy terus menatap Sean tanpa mengalihkan wajahnya ke kamera.
"Hm," jawab Sean dengan deheman sebab sibuk memposisikan pengambilan gambar yang bagus.
"Sebaiknya kita hentikan semuanya," ucap Lucy yang seketika membuat Sean menurunkan tangannya dan fokus menatap Lucy.
"Apa maksudmu?" tanya Sean dengan mata datar sebab merasa Lucy menolak mengambil foto kenang-kenangan.
"Sean, sebaiknya kita tidak perlu mengabadikan momen kebersamaan kita. Cukup kita merekamnya dan menyimpannya di dalam hati. Sesuatu yang di simpan di dalam hati, akan susah untuk di lupakan. Aku mengatakan ini bukan karena tak senang mempunyai kenang-kenangan bersamamu, tapi Sean kita kembali lagi melihat situasi saat ini dan nanti. Jangan menyakiti siapapun Sean. Aku tak ingin foto kebersamaan kita menyakiti wanita yang akan menemanimu seumur hidup," ucap Lucy sembari mengelus rahang tegas Sean. "Foto kebersamaan kita akan menjadi masalah di kemudian hari nanti. Keluargamu dan keluarga Tasya akan mempersalahkan itu. Dan bisa jadi Tasya menggunakan foto itu sebagai tuduhan bukti perselingkuhanmu denganku. Walaupun pada kenyataannya foto itu di ambil sebelum kau hidup bersamanya," ucap Lucy yang membuat Sean semakin mencintainya dan tak ingin melepaskannya walaupun sedetik pun.
"Lucy," ucapnya lalu memeluk Lucy dengan erat.
"Sean, ayo kita naik bianglala," ajak Lucy membuat Sean melepaskan pelukannya.
"Ayo," ucap Sean sembari tersenyum ke arah Lucy. Kini keduanya pun pergi menaiki bianglala dengan tangan yang saling menggenggam dengan erat. "Jangan lepaskan genggamanmu, aku tak ingin terjadi sesuatu yang membahayakan keselamatanmu," ucap Sean membuat Lucy tertawa kecil.
"Sean, apa kau lupa jika aku ini bukan Wanita feminim?" ucap Lucy yang membuat suasana kembali hangat.
"Ya, aku tidak akan melupakan itu, kau kan premannya Sean, selain preman kau juga pencuri," ucap Sean membuat Lucy berhenti di tempatnya dengan senyum yang memudar.
"Pencuri, pencuri hatiku maksudnya," ucap Sean membuat Lucy tak jadi ngambek padanya. Keduanya pun kembali tertawa bersama dengan kaki yang kembali melangkah.
"Kau ini selalu saja bisa menjatuhkan ku dan membuatku terbang kembali," ucap Lucy dengan bibir manyun manjanya.
"Hhhh, kau itu lucu tau jika marah dan ngambek, itu sebabnya aku tertarik denganmu hingga rasa tertarik itu berubah menjadi suka dan rasa suka pun berubah menjadi rasa cinta," ucap Sean yang di angguki Lucy.
Setelah beberapa saat berjalan sembari bercerita, kini Lucy dan Sean pun tiba di permainan bianglala lalu menaikinya. Dari naik hingga bianglala sudah berputar, Sean tetap saja tak melepaskan genggaman tangannya dari Lucy.
"Wah indah sekali," lirih Lucy sembari memperhatikan hamparan bintang di langit bersama Sean.
"Iya indah, namun tak seindah dirimu," ucap Sean yang lagi-lagi membuat Lucy tersenyum dengan pipi yang merona. "Kau tau Lu, kau seperti bintang-bintang itu yang menghiasi langit dan membuatnya menjadi indah. Seperti itulah dirimu di dalam hidupku. Hidupku tak akan indah jika kau tak ada di sisiku," ucap Sean dengan serius membuat Lucy langsung mengalihkan pandangannya menatap Sean.
"Aku senang mendengarnya Sean, terimakasih sudah menjadikanku bintang di hidupmu. Aku sangat menghargai dan menyenangi hal itu," ucap Lucy tak bosan-bosannya memperlihatkan senyum penuh cintanya pada Sean.
"Jika kau bintang di dalam hidupku, lalu aku ini apa di dalam hidupmu?" tanya Sean tanpa melepaskan tatapan matanya dari Lucy sedetik pun.
"Sean, kau itu seperti matahari yang menyinari hidupku. Tanpamu mungkin hidupku akan gelap dan suram. Bumi tak akan baik-baik saja tanpa matahari. Begitu pun denganku, aku tak akan baik-baik saja tanpamu. Tanpa matahari bumi akan dingin dan gelap sehingga membuat manusia, tumbuhan, dan hewan tidak akan bisa bertahan hidup di muka bumi. Energi panas yang dipancarkan dari sinar matahari menghangatkan bumi sehingga makhluk hidup tidak merasa kedinginan. Sinar matahari juga mengandung vitamin D yang baik untuk makhluk hidup. Seperti itulah hidupku tanpamu Sean. Kau sangat berharga bagiku. Tanpa sinarmu tanpa kehadiranmu mungkin saja aku tak bisa hidup," ucap Lucy sembari menahan tangis. Sean sangat terharu mendengar kata-kata itu. Rasa sedih dan takut kehilangan kembali merasuki hatinya.
"Apa tidak bisa kita tetap bersama?" tanya Sean menatap serius pada Lucy tanpa melepaskan genggamannya.
"Sean, bintang dan matahari itu bersinar di waktu yang berbeda. Matahari selalu menghiasi langit siang sedangkan bintang-bintang menghiasi langit malam. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya," ucap Lucy yang membuat hati Sean semakin sakit. Saat ini hati Sean seakan di tancap ribuan pisau dan pisau itu seakan ingin menusuknya lebih dalam lagi.
"Jangan menangis, seorang laki-laki tidak boleh menangis," ucap Lucy menyemangati Sean sembari menghapus air matanya.
"Maafkan aku Lu, aku benar-benar laki-laki lemah yang tak bisa berbuat apa-apa untuk sesuatu yang aku cintai," ucap Sean dengan wajah yang sudah bersembunyi di genggaman tangannya dan Lucy.
"Tidak Sean, kau tidak lemah. Hanya saja hatimu sedikit lelah. Kuatkan hatimu Sean sebagaimana aku menguatkan hatiku. Kalau hatimu sudah kuat, mentalmu sudah kuat, kau tidak akan merasa tersakiti dengan ujian dunia ini. Sean, kalau memang kita berjodoh, pasti ada saja jalan yang diberikan maha kuasa untuk mempertemukan kita. Apa yang Melewatkanmu tidak akan pernah menjadi takdirmu, dan apa yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah melewatkanmu. Yakinlah, takdir terbaik sudah dirancang yang maha kuasa. Berharap lah hanya kepadanya. Kita tak akan kecewa jika meletakkan harapan kepadanya," nasehat Lucy yang di pahami Sean.
Setelah puas menghabiskan waktu-waktu indah bersama dan saling melampiaskan isi hati satu sama lain, kini kedua insan yang saling mencintai itu berpisah di jalan yang berbeda.
"Selamat tinggal Matahariku," ucap Lucy sembari memperhatikan mobil Sean yang semakin menjauh dari kediamannya.
"Selama tinggal bintangku," ucap Sean sembari melirik Lucy dari kaca spion nya.
Keduanya mengucapkan itu dengan hati yang sangat hancur di sertai air mata yang terus menetes. Mata sembab keduanya menjadi pertanda, bahkan keduanya saling mencintai dengan tulus hingga rela melepaskan cintanya satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
LISA
Sedih bgt koq mereka berpisah
2024-03-03
0