Khawatir

Hari semakin petang. Matahari sudah mulai berubah warna menjadi jingga kemerahan yang membuat langit senja tampak sangat cantik. Karena tak ingin kemalaman di jalan, Lucy dan yang lainnya pun memutuskan untuk pulang. Karena berbeda arah pulang, Lucy dan Brian pun pulang bersama dengan mobil milik Brian. Sebenarnya Bimo ingin mengantar Lucy, namun karena arah pulangnya sama dengan temannya yang lain, ia pun terpaksa membiarkan Lucy bersama Brian.

"Apa kepalamu masih sakit Lu?" tanya Brian sembari menyetir mobilnya.

"Sudah mendingan kok," ucap Lucy yang di sambut senyuman Brian.

Selama di perjalanan keduanya tak banyak berbicara sebab Brian membiarkan Lucy larut dalam pikirannya.

Lucy, jika suatu saat kau sudah move on dan tak kembali bersamanya, izinkan aku untuk menjadi penggantinya dan masuk ke dalam hidupmu. Aku akan menunggumu Lu, dan aku tak akan lelah melakukan hal itu. Apapun hasil akhirnya, aku akan terima. Asal kau bahagia, aku akan rela kau bersama orang yang bisa membuatmu bahagia. Batin Brian lalu melirik Lucy yang masih setia memandang ke luar jendela.

Setelah tiba di rumah Lucy, Brian pun memutuskan kembali ke kediamannya. Lucy melambaikan tangannya menyaksikan kepergian Brian. Melihat perilaku Lucy yang sangat menghargai, membuat Brian semakin jatuh hati kepadanya. Saking bahagianya, ia tersenyum di sepanjang jalan pulang.

Setelah tak melihat mobil Brian lagi, Lucu pun masuk ke dalam rumahnya dan meletakkan barang-barang bawaannya.

"Tok, tok, tok," suara ketukan pintu membuat Lucy menolehkan wajahnya.

Siapa ya? Apakah Brian? Batinnya penasaran lalu segera berjalan menuju pintu.

"Sebentar," ucap Lucy tanpa menghentikan langkahnya.

"Cklek," suara kunci pintu pun terdengar jelas ketika di putar.

"Brian kenapa kau kem-" ucap Lucy terpotong ketika melihat sosok yang di rindukannya sudah berdiri di depan pintu dengan jas yang menempel rapi di tubuhnya. "Se-sean?" ucap Lucy tak menyangka jika Sean yang mengetuk pintu rumahnya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Sean pun langsung memeluk Lucy dengan erat seakan tengah khawatir dengan kondisi Lucy.

"Sean," panggil Lucy dengan wajah bingungnya.

"Apa kau baik-baik saja? Mana yang sakit? Katakan padaku," ucap Sean sembari mengecek kondisi tubuh Lucy.

"Sean," ucap Lucy tak bisa melanjutkan ucapannya sebab Sean terus memotongnya.

"Kau tidak boleh sakit. Kau pasti terlalu kelelahan makannya sampai jatuh pingsan," ucap Sean membuat Lucy terkejut sekaligus bingung dengan Sean.

"Sean darimana kau tau jika aku jatuh pingsan?" tanya Lucy sembari menatap netra mata Sean dengan lekat.

"Kau tidak perlu mengetahuinya, aku sangat khawatir ketika mendengar kondisimu. Aku tak bisa berdiam diri di perusahaan setelah mengetahui semuanya," ucap Sean lalu tanpa meminta izin langsung membawa Lucy masuk ke dalam rumah.

Setelah masuk, keduanya pun duduk di sopan yang berada di ruang tamu. Keduanya duduk tanpa jarak dengan Sean yang terus memegang tangan Lucy. "Sean, Terima kasih sudah khawatir padaku hingga melihat keadaanku. Sean bukannya aku tak senang dengan kehadiranmu tapi kondisinya sekarang sudah berbeda. Seharusnya kau tidak perlu ke sini menemui ku apalagi kau pria yang sudah beristri. Jaga perasaan istri dan keluargamu Sean, kita memang masih sama-sama memiliki rasa satu sama lain tapi itu bukan menjadi alasan untuk kita tetap bersama dan bebas bertemu seperti dulu," ucap Lucy membuat Sean memalingkan wajahnya sebab kecewa dengan Lucy.

"Sean," panggil Lucy dengan wajah sendu. "Maafkan aku Sean," ucap Lucy memegang tangan Sean seakan meminta pria itu menoleh padanya.

"Kau tau Lu, aku tidak bahagia menikah dengannya. Dia dan kau sangat jauh berbeda dan ucapanmu sungguh membuat hatiku terluka. Aku merasa jika kau sudah tak menginginkanku lagi," ucap Sean tanpa menatap mata Lucy. Ucapan Sean berhasil membuat Lucy meneteskan air matanya.

"Hiks," tangisnya dengan lirih namun masih bisa di dengar oleh Sean.

Mendengar suara Lucy menangis membuat Sean menurunkan egonya. Wajah kecewanya kini berubah menjadi wajah yang merasa bersalah.

"Jangan menangis, maafkan aku," ucap Sean sembari menghapus air mata Lucy.

"Tidak, akulah yang seharusnya meminta maaf kepadamu, maafkan aku," ucap Lucy menatap mata Sean dengan serius.

"Tidak-tidak, jangan merasa seperti itu. Di sini kita adalah korban dari mereka yang mengedepankan egonya. Aku ingin menghancurkan mereka namun saat ini aku tak mampu melakukannya, " ucap Sean mengeluarkan isi hatinya pada Lucy.

"Sean, jangan dendam dan menjadi jahat ya. Pokoknya kamu harus menjadi orang hebat yang sukses. Jika kamu bisa berada di posisi itu, kamu tidak akan lagi bisa di kendalikan siapapun. Kau akan bisa memilih jalanmu sendiri tanpa ada yang memaksamu ikut ke jalan mereka," ucap Lucy yang berhasil membangkitkan semangat Sean. Ia membulatkan tekadnya. Ia akan sukses dan akan menjadikan perusahaannya lebih sukses dari pada perusahaan keluarga Tasya. Jika itu terjadi, dia tidak akan lagi terikat dengan hubungan yang terlalu di paksakan ini. Dia tidak akan terikat lagi dengan siapapun kecuali dengan keinginannya sendiri. Pernikahannya bukanlah atas karena cinta namun karena atas dasar kepentingan bisnis semata.

"Lu, aku pasti akan menjadi orang yang kau katakan itu. Aku akan sukses tanpa bantuan siapapun. Aku akan menjadi pria yang berprinsip dan mandiri," ucap Sean dengan penuh keyakinan membuat Lucy tersenyum bahagia padanya.

"Bagus, aku suka dengan sikapmu yang pantang menyerah seperti ini, Sean ku yang dulu sudah kembali," ucap Lucy sembari menyentuh ujung hidung mancung Sean dengan jari telunjuknya. "Aku selalu mengenalimu," ucap Lucy menatap Sean sembari menyentuh wajah tampannya.

"Pulanglah," ucap Lucy sangat berat namun ia tetap menguatkan hatinya. Ia tak ingin Sean berada di jalan yang salah. Mau bagaimana pun kondisinya saat ini. Mau istrinya adalah hasil dari perjodohan. Sean harus tetap menghargainya dan menjaga hatinya.

"Lu, izinkan aku beberapa saat lagi di sini bersamamu," ucap Sean dengan tatapan memohonnya. Lucy tersenyum melihat itu. Ia sangat ingin Sean terus berada di sisinya namun ia tak bisa melakukan itu.

"Sean, kamu adalah suami dari wanita lain. Kamu adalah pria beristri, jadi tak sepantasnya kamu tetap berada di sini apalagi berdua denganku di dalam sini," ucap Lucy menyadarkan Sean.

Sean membuang nafasnya tak bersemangat. Jika di pikirkan, ada benarnya yang di katakan Lucy. Ia pun kembali mengingat Papa dan istrinya. Kedua orang itu pasti tak akan melepaskannya tanpa pengawasan.

"Mereka sudah mengetahuinya," ucap Sean dengan jujur membuat Lucy mengerutkan alisnya bingung.

"Maksudnya?" tanya Lucy dengan tatapan penasarannya.

"Mereka, mereka pasti sudah mengetahui keberadaan ku yang bertemu denganmu. Mereka tak akan membiarkan ku pergi kemanapun kecuali memerintahkan mata-mata untuk mengikuti ku. Papa dan Tasya akan selalu memantau ku dan mengetahui semua aktivitasku kecuali di rumah dan di kantor," jelas Sean membuat Lucy terkejut dan sedikit panik.

Ternyata mereka sangat posesif pada Sean dan melakukan semua itu padanya agar tak bertemu denganku. Batin Lucy sedih sekaligus merasa kasihan dengan masalah pria pujaan hatinya itu.

Episodes
1 Mengukir kenangan indah
2 Matahari dan Bintang berada di garis edarnya.
3 Pernikahan Sean dan Tasya
4 Kekacauan di pesta
5 Keindahan Malam
6 Memantau
7 Bayangan matahari
8 Khawatir
9 Drama Tasya
10 Pertengkaran Hebat
11 Bayangan Masa depan
12 Bulan Madu
13 Kehadiran yang tak di sangka
14 One day you will be mine
15 Kecewanya Sean
16 Jatuh sakit
17 Kebahagiaan sesaat
18 Sendiri hingga akhir
19 Pertengkaran di rumah sakit
20 Paket misterius
21 Restoran Seafood
22 Tidak ada harapan lagi
23 Toko baru
24 Bermalam di toko Lucy
25 Rencana Tasya
26 Pria asing
27 Matahari dan Bulan bersatu?
28 Seterang bintang.
29 Tidak semurah itu
30 Kemarahan Sean
31 One day with you
32 Pertengkaran Hebat
33 Ambisi Steven.
34 Kabar mengejutkan
35 Mengunjungi Sean
36 Menghabiskan waktu berdua
37 Bersepeda
38 Liontin berlian biru
39 Hari terakhir
40 Pergi
41 Mawar merah klasik
42 Firasat buruk
43 Prustasi
44 Tiga pilihan
45 Menyusul ke Australia
46 Melawan perompak
47 Terpaksa kembali
48 Acara selamatan kehamilan Tasya
49 Video berkualitas tinggi
50 Akhir dari drama Tasya
51 Mendapat Restu
52 Restoran Bakso
53 Penyihir
54 Kediaman kedua orang tua Lucy
55 Bintang dan Matahari tidak bersinar di waktu yang sama
56 Kekesalan Tasya
57 Pertemuan tak terduga
58 Dingin namun perhatian
59 Apa kau mau aku memaafkanmu?
60 Tanpa matahari kehidupan di bumi akan hancur
61 Nekad menemui Romo
62 Kembali kepangkuan Mama
63 Seperti air cucian piring
64 Keputusan Sean
65 Paket pertama Sean
66 Tidak menyia-nyiakan kesempatan
67 Keputusan Hakim
68 Hancur untuk kesekian kalinya
69 Mati Rasa
70 Ikhlas
71 Pernikahan Lucy
72 Hari Bahagia
73 Godaan Brian
74 Ikhlas melepaskanmu
75 Dapat bunga langsung dapat jodoh
76 Malam indah pengantin baru
77 Manisnya pengantin baru
78 Tokyo
79 Disneyland Tokyo
80 Kejutan Sean
81 Kelahiran anak pertama Sean
82 End
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Mengukir kenangan indah
2
Matahari dan Bintang berada di garis edarnya.
3
Pernikahan Sean dan Tasya
4
Kekacauan di pesta
5
Keindahan Malam
6
Memantau
7
Bayangan matahari
8
Khawatir
9
Drama Tasya
10
Pertengkaran Hebat
11
Bayangan Masa depan
12
Bulan Madu
13
Kehadiran yang tak di sangka
14
One day you will be mine
15
Kecewanya Sean
16
Jatuh sakit
17
Kebahagiaan sesaat
18
Sendiri hingga akhir
19
Pertengkaran di rumah sakit
20
Paket misterius
21
Restoran Seafood
22
Tidak ada harapan lagi
23
Toko baru
24
Bermalam di toko Lucy
25
Rencana Tasya
26
Pria asing
27
Matahari dan Bulan bersatu?
28
Seterang bintang.
29
Tidak semurah itu
30
Kemarahan Sean
31
One day with you
32
Pertengkaran Hebat
33
Ambisi Steven.
34
Kabar mengejutkan
35
Mengunjungi Sean
36
Menghabiskan waktu berdua
37
Bersepeda
38
Liontin berlian biru
39
Hari terakhir
40
Pergi
41
Mawar merah klasik
42
Firasat buruk
43
Prustasi
44
Tiga pilihan
45
Menyusul ke Australia
46
Melawan perompak
47
Terpaksa kembali
48
Acara selamatan kehamilan Tasya
49
Video berkualitas tinggi
50
Akhir dari drama Tasya
51
Mendapat Restu
52
Restoran Bakso
53
Penyihir
54
Kediaman kedua orang tua Lucy
55
Bintang dan Matahari tidak bersinar di waktu yang sama
56
Kekesalan Tasya
57
Pertemuan tak terduga
58
Dingin namun perhatian
59
Apa kau mau aku memaafkanmu?
60
Tanpa matahari kehidupan di bumi akan hancur
61
Nekad menemui Romo
62
Kembali kepangkuan Mama
63
Seperti air cucian piring
64
Keputusan Sean
65
Paket pertama Sean
66
Tidak menyia-nyiakan kesempatan
67
Keputusan Hakim
68
Hancur untuk kesekian kalinya
69
Mati Rasa
70
Ikhlas
71
Pernikahan Lucy
72
Hari Bahagia
73
Godaan Brian
74
Ikhlas melepaskanmu
75
Dapat bunga langsung dapat jodoh
76
Malam indah pengantin baru
77
Manisnya pengantin baru
78
Tokyo
79
Disneyland Tokyo
80
Kejutan Sean
81
Kelahiran anak pertama Sean
82
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!