13

Nindi sudah berjaga-jaga atau menyiapkan diri dan hatinya dengan kemarahan dari calon mertuanya itu. Nindi sudah siap dimarah-marahi karena memang dirinya yang salah karena bangun kesiangan membuat dia terlambat datang.

"Bismillah," kata Nindi saat pertama membuka pintu butik.

Saat ini Nindi sudah masuk ke dalam butik, Nindi dengan binggung menoleh ke kanan-kiri mencari keberadaan seseorang.

Muncullah jeng Sinta dari pintu utama butik.

"Nindi ....." Kata jeng Sinta dengan suara pelan, saat dia melihat Nindi berdiri dengan raut wajah binggung.

"Hai sayang, di sini?" Teriak jeng Sinta dengan antusias saat melihat ke arah menantunya itu yang tak lain adalah Nindi.

Nindi menoleh dan menghampiri perempuan paru baya yang terlihat masih cantik itu.

"Hai Tante," Nindi mencium tangan namun dengan cepat jeng Sinta cipika-cipiki dengan calon menantunya itu.

"Maaf ya Tante, saya terlambat," kata Nindi dengan rasa bersalah.

"Iya sayang tidak apa-apa, kamu tenang saja jangan merasa bersalah begitu lagian saya juga baru datang," jelasnya dengan tersenyum manis.

Nindi bernafas lega, dia pikir dia datang terlambat ternyata calon mama mertuanya itu juga baru datang.

"Fyuuuhhh selamat, ku kira aku telat," batin Nindi bernafas lega.

"Oh ya jangan panggil Tante lagi ya, panggil mama saja biar enak," jelasnya masih dengan ramah dan bahagia bertemu dengan calon menantunya yang cantik dan sopan ini.

Jeng Sinta begitu puas dengan Nindi selain cantik, Nindi juga ramah, sopan dan tidak sombong. Tutur katanya pun lembut membuat siapapun pasti nyaman berada di dekatnya.

"He he he he i-ya ma," kata Nindi dengan kikuk.

"Wah siapa nih jeng? Cantik banget sih?" Sapa perempuan yang seumuran dengan jeng Sinta namun dengan dandanan yang wah.

"Oh ini calon menantu saya jeng," jawabnya dengan bangga.

"Oh calon di Tristan," kata perempuan itu dengan kaget.

"Iya dong, ini calon menantu saya. Cantik kan?" Kata jeng Sinta dengan bangga.

Nindi di buat kikuk dengan pembicaraan keduanya. Nindi hanya tersenyum canggung.

"Jeng Sinta pinter banget sih nyari nya, kalau si Tristan tidak mau nanti biar ku kenalkan dengan anakku si Dewa," kata perempuan itu dengan cepat membuat jeng Sinta sedikit kesal.

"Halo cantik kenalkan saya Tante Mira, teman mertua kamu ini," sapanya kepada Nindi.

"Nindi Tante," jawab Nindi mencoba tersenyum ramah.

"Oh ya jeng, kami permisi dulu sudah di tunggu sama si Erika," kata jeng Siska pamit undur diri.

"Oh ya silahkan jeng,"

Butik ini tidak menyediakan baju pengantin saja namun ada banyak baju pesta dan memang di sini adalah langganan para istri pengusaha.

"Ayo sayang," ajak mama Tristan mengandeng tangan Nindi menghampiri pemilik butik di sini.

"Hai jeng Erika, kenalkan ini calon menantuku," kata mama Tristan menghampiri pemilik butik dan memperkenalkan Nindi sang calon menantu.

"Wah cantik banget jeng calon menantunya," puji jeng Erika membuat pipi Nindi bersemu merah.

"Siapa nama nya cantik?"Tanya jeng Erika dengan ramah.

"Nindi tante,'' jawab nindi menjabat tangan perempuan paruh baya itu.

"Mana jeng gaun pengantin pesananku kemarin?" Tanya jeng Sinta dengan tak sabar ingin memperlihatkan gaun yang di pesannya kemarin.

"Sebentar jeng biar asisten saya yang mengambilnya," jawab jeng Erika segera meminta asistennya membawakan baju yang di pesan jeng Sinta kemarin.

Jeng Sinta menarik tangan Nindi untuk duduk di sofa yang ada tak jauh dari sana.

Tak lama muncul 3 orang membawa baju dengan model berbeda menghampiri mereka.

"Ini bajunya Bu," kata salah satu dari mereka.

Nindi tercengang melihat mereka membawa 3 baju dengan model berbeda namun baju-baju itu terlihat begitu mewah dan elegan.

"Hah?'' Terlihat wajah Nindi begitu kaget. Sedangkan mama Tristan melihat itupun tersenyum kecil.

"Ayo sayang pilih yang mana?"Tanya jeng Sinta terus terang.

"Terserah Tan, eh Mama saja,'' jawab Nindi dengan binggung.

"Lho kok mama sih yang milih, yang menikah kan kamu dan Tristan jadi yang milih harusnya kamu atau mama hubungi Tristan biar ke sini dan memilihkannya untukmu,'' kata jeng Sinta panjang lebar.

Mendengar nama pria itu justru Nindi semakin gugup dan binggung. " Hah? inikan pertemuan pertama kita kan, ah sebaiknya dia tidak perlu ke sini nanti aku jadi gugup dan juga binggung bicara dengannya,'' batin Nindi penuh kebimbangan atau keraguan di hatinya untuk bertemu dengan calon suaminya itu nanti.

"Kenapa Nindi diam saja? Apa dia ingin bertemu dengan Tristan,'' batin jeng sinta bertanya-tanya dalam hatinya saat ini.

"Ya sudah kalau kamu ingin bertemu dengan Tristan, akan mama hubungi tuh anak nakal biar dia tidak sibuk terus dengan pekerjaannya itu sampai mama yang di minta menemani mu di sini padahal kamu juga ingin di temani dia,'' kata jeng Sinta di sertai omelan terhadap anaknya itu.

Jeng Sinta pun mengeluarkan ponsel mahalnya dan langsung mencari kontak nomor sang anak. Namuuuuuuunnnn......

''Jangaaaaan ma,'' sahut Nindi dengan cepat agar calon mertuanya

"Lho kenapa?'' Tanya jeng Sinta heran.

"Tidak perlu ma, takutnya dia sedang sibuk," kata Nindi memberi alasan dengan cepat.

"Kamu tidak ingin bertemu dengan anak nakal itu?" Tanya jeng Sinta dengan tatapan penuh selidik.

Nindi mengelengkan kepalanya dengan cepat.

"Ya sudah kalau begitu kamu pilih yang cocok dan sesuai dengan keinginan kamu,"kata jeng Sinta menunjukkan ke arah 3 baju yang para pekerja butik itu bawa.

Nindi pun memperhatikan dengan seksama, ada satu yang begitu menarik perhatiannya. Dengan malu Nindi menunjuk ke arah gaun itu.

"Wah bagus pilihan mu sayang," kata jeng Sinta dengan antusias.

"Ya sudah cepat kamu coba," pinta jeng Sinta dengan antusias.

"Mari saya antar," kata salah satu karyawan butik itu dengan ramah. Karyawan butik itu pun mengantarkan Nindi untuk ke kamar ganti.

Beberapa menit Nindi pun muncul dengan gaun yang terlihat begitu pas dan cantik di tubuhnya.

"Bagus sayang, cantik,'' puji mama Tristan.

"Iya ma bagus," sahut Nindi.

"Itu buat akad cocok deh," kata mama Tristan.

"Iya Ma,"

"Coba yang 2 ini juga," pinta mama Tristan lagi. Nindi menurut dan mencoba 2 baju itu.

"Wah itu juga bagus nanti buat resepsi siangnya bagaimana menurut mu?" Jeng Sinta meminta pendapat Nindi takutnya Nindi tak suka atau keberatan.

"Iya ma, ini juga cocok buat acara siangnya,"

"Kedua baju itu cocok sayang," kata mama Tristan dengan antusias.

"Ini buat acara malam nya,"

"Bagus ma."

Setelah itu mereka pun sepakat dengan gaun, tinggal memilih dekorasi untuk acara nanti. Nindi menyerahkan semuanya kepada calon mertuanya itu karena pilihan calon mertuanya itu bagus-bagus sesuai dengan selera Nindi.

Nindi berpamitan pulang. Mereka pun berpisah di sana.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

💙 Ɯιʅԃα 🦅™

💙 Ɯιʅԃα 🦅™

wah langsung di anggap menantu padahal masih calon. pasti nanti bakal jadi mantu kesayangan ibu mertua nih

2024-03-12

1

🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

Dihhhh akhirnya di coba semua kann....
knp pake nolak buat ketemu... jgn" tuhh calon mu teman mu yg dulu diam" mencintaimu 🤭

2024-03-06

3

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut thor

2024-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!