10

"Ha ha ha ha ha ha," beberapa pria yang datang di sana ada yang ikut tertawa melihat beberapa wanita berlarian heboh.

Sedangkan pria yang datang bersama kekasihnya sudah berlarian mencari kekasihnya masing-masing dan menariknya menjauh ke tempat yang aman.

"Ah mereka berlari kesini,'' kata wanita yang tak lain teman Ambar tadi, dia berlari ketakutan menghindari katak-katak yang berlarian ke seluruh penjuru.

"Iya jijik banget, ayo kita lari,'' seru teman yang satunya lagi.

"Eh tunggu aku,'' teriak yang lain saat beberapa temannya justru kabur meninggalkan dirinya.

"Iyuuuhhh, tolong aku,'' seru seorang gadis cantik saat katak itu melompat ke arah bajunya.

"Hiks hiks hiks, tolong aku,'' wanita itu menangis ketakutan sambil mengibaskan bajunya agar katak itu pergi dan turun dari bajunya.

"Eh itu lihat kasihan,'' kata Nindi tak tega melihat perempuan itu.

"Ha ha ha ha ha ha, rasain tuh. Mamam tuh katak,'' kata Wulan tertawa senang dengan pemandangan di depannya saat ini.

"Kok di ketawain sih, itu dia kasihan kataknya masih nempel di bajunya,'' kata Nindi lagi.

"Ya kalau kamu kasihan, sana bantuin,'' kata Wulan dengan entengnya.

"He he he he, aku juga takut geli,'' jawab Nindi membuat Wulan mencebikkan bibirnya.

"Sudah tahu takut, tetapi mau sok-sokan menolong,''kata Wulan dengan bibir monyong-monyong.

"Ya kamulah bantuin dia, kamu kan tidak takut sama katak,'' jawab Nindi.

"Diihhh OGAH,''bibir Wulan komat-kamit kesal.

"Bibirnya di kondisikan mbak,'' sindir Rita.

"Nih teman kamu sok jadi pahlawan, ya kalau sama perempuan lain sih aku tidak apa-apa . Nah ini sama sahabatnya Ambar,'' ketus Wulan.

"Kenapa tuh anak sepertinya sewot banget si Lisa?" Tanya Vera kepada Rita dan Nindi namun ekor matanya melirik ke arah Wulan.

Nindi mendelik kan bahu tak tahu.

Rita yang mendengar pertanyaan dari Vera pun mencoba berfikir.

"Oh ya aku baru ingat sesuatu,'' Rita terdiam sejenak untuk mengali memory otaknya.

"Apa?" Tanya Nindi dan Vera bersamaan, jiwa kepo mereka sudah tak sabar.

"Kalian ingat tidak?" Tanya Rita kepada keduanya. sedangkan Wulan memutar bola matanya malas melihat kelakuan mereka, mana ada yang membicarakan temannya itu di hadapan orangnya, sungguh aneh pertemanan mereka.

"Emm dulu si Wulan pernah di guyur es buah sama si Lisa waktu jaman kuliah dulu, gara-gara pacarnya Lisa naksir si Wulan,'' jelas Rita, dia baru teringat kejadian watu itu.

"Ah iya aku ingat,'' seru Vera dengan cepat.

"Eh ada ya kejadian seperti itu?'' Tanya Nindi binggung, dia tak ingat atau dia memang tak tahu ada kejadian seperti itu.

"Ya iyalah kamu tidak tahu, waktu itu kamu kan lagi ngedate sama si kutu air itu,'' sungut Wulan.

Mereka sudah tahu siapa kutu air, mereka tak heran dengan sebutan itu, wulan suka memanggil Ambar dan kekasihnya, tak lupa para antek-antek Ambar itu dengan sebutan aneh-aneh .

"He he he he he, dulu mata ku kelilipan makanya suka sama dia,'' jawab Nindi asal.

"Pantes,'' kata Wulan.

"Ha ha ha ha....Iya saking gede upil nya sampai gak sadar lama,'' seloroh Vera dan Rita menertawakan Nindi.

Nindi mendengar ejekan dari mereka hanya bisa pasrah karena kenyataanya memang begitu.

.

.

Sedangkan di sisi-sisi lain MC berteriak meminta mereka tak panik dan membuat semakin kacau, namun apa daya wanita-wanita itu justru berlarian, ada juga yang tanpa sengaja menyenggol meja berisi minuman yang sudah di tata secantik mungkin itu, membuat minuman jatuh berhamburan membasahi lantai.

Pyarrrr..... Pyarrrr

Ambar menoleh menatap nanar pesta ulang tahunnya yang hancur itu. Ambar binggung siapa yang tega menghancurkan pestanya dengan mengirim kado katak-katak menjijikkan itu.

Saat ini Ambar hanya bisa menangis di pelukan kekasihnya. "Hiks hiks hiks hiks pesta ku hancur.''

Kekasihnya hanya bisa menenangkan tanpa tahu harus berbuat apa.

Ada juga beberapa wanita yang sudah menjauh karena merasa geli, katak berlarian kesana-kemari membuat beberapa orang yang takut berteriak histeris.

Untung saja Ambar hanya mengundang teman-temannya saja tanpa ada tamu lain ataupun kerabat atau rekan kerja kedua orang tuanya. Terus untuk kedua orang tua Ambar, mereka sudah pergi dari tadi karena ini memang di minta Ambar dengan alasan pesta ini khusus anak muda takutnya kedua orang tuanya tak nyaman atau bosan.

Tangis Ambar pun terhenti, dia melepaskan pelukan kekasihnya dengan cepat.

"Aaaaah siapa yang melakukan semua ini," teriak Ambar dengan raut wajah murka, apalagi pesta ini telah di susun dengan begitu meriah namun semuanya hancur karena kehadiran katak-katak yang tak tahu dari siapa.

"Sabar sayang," bujuk kekasihnya saat ini.

"Pasti ini ulah mantan kamu, siapa lagi cuma dia yang benci dengan ku,'' kesal Ambar menunjuk-nunjuk ke arah Nindi.

Pria itu hanya terdiam tak menjawab, kalau dia membela Nindi takutnya kekasihnya itu marah atau cemburu dan membuat hubungannya renggang.

Beberapa orang sudah pergi dari pesta, cuma beberapa orang saja yang tersisa begitupun dengan Nindi dan kawan-kawan yang masih setia berada di sini.

"Ku kira tadi cuma satu ternyata dia memasukan begitu banyak kayak di sana," bisik Nindi di telinga Vera.

"Iya, tuh anak memang pikirannya selalu penuh kejutan," kata Vera mengelengkan kepalanya, sungguh dia tak tahu kalau Wulan ternyata begitu jahil.

"Seru ya," kata Wulan dengan senang.

"Hii.... Lama-lama geli aku lihatnya,'' kata Rita ikut jijik.

"Iya, pulang yuk," ajak Nindi sambil mengelus tangannya seperti geli. Saat Nindi ingin berbalik dan berjalan keluar dengan Vera, di hentikan dengan kata Wulan.

"Eh tunggu-tunggu kenapa tuh ulat gatal lihat ke sini?" Kata Wulan dengan heran, tiba-tiba dia merasa perempuan itu akan mencari masalah dengan mereka.

"Siapa?'' Tanya Rita penasaran.

"Ya siapa lagi si Ambar,'' jelas Wulan.

Nindi, Vera, Rita pun melihat ke arah pandangan Wulan saat ini.

"Iya ngapain tuh mak lampir ke sini,'' seru Nindi ikut heran.

"Iya, kok sepertinya dia mau buat gara-gara dengan kamu Nin,''kata Vera curiga.

"Wah kalau dia berani ke sini, kita hajar rame-rame. Ck dia pikir kita takut,'' Wulan sudah bersiap-siap dengan gaya premannya dia menyingsingkan lengan bajunya ke atas.

''Hei ini pasti ulah kamu kan?'' Kata Ambar dengan lantang sambil menunjuk-nunjuk wajah Nindi.

''Hei singkirkan jari kotor mu itu,'' seru Wulan dengan cepat menepis tangan Ambar.

Rita dan Vera tak tinggal diam saat Ambar ingin menyerang Nindi, namun Nindi mengangkat tangan nya memberi kode agar mereka tak ikut campur, Nindi bisa mengatasinya.

''Hei aku bicara dengan DIA bukan kamu,'' Ambar menatap tajam Wulan, namun Wulan bukan takut malah meremehkan Ambar dengan senyum sinis nya.

Nindi geram melihatnya.

"Jaga mulut mu, aku diam bukan berarti takut. Apa buktinya? Seenaknya saja kamu menuduh dengan mulut mu saja tanpa bukti yang jelas,'' jawab Nindi dengan lantang, dia tak ingin orang-orang di sana percaya dengan ucapan Ambar begitu saja karena memang ini bukan ulahnya tetapi ulah si Wulan.

.

.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

Bikin geger acara orang tuhh Wulan... terlalu jahill km lannn😂

2024-03-01

2

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut thor 🥰

2024-03-01

1

💙 Ɯιʅԃα 🦅™

💙 Ɯιʅԃα 🦅™

Astaga karena ulah Wulan malah Nindi yang di tuduh

2024-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!