11

"Oh ya justru aku bisa melaporkan mu dengan alasan pencemaran nama baik tentunya kamu tahu kan semua ini sudah cukup untuk membawa mu masuk dinginnya lantai penjara,'' kata Nindi dengan tegas dan lantang tanpa ada keraguan membuat nyali Ambar menciut.

Ambar mundur ke belakang beberapa langkah, badannya sedikit gemetar. Namun itu hanya sesaat dia langsung menegakkan dirinya, tiba-tiba kepercayaan dirinya muncul kembali saat ingat dia adalah Ambar anak dari pengusaha yang cukup terkenal.

Beberapa orang yang masih tersisa di sana menatap ke arah Ambar dengan bisik-bisik, entah apa yang mereka pikirkan.

"Iya benar kata Nindi, kamu bisa masuk penjara loh,'' kata Rita menakut-nakuti Ambar yang sejatinya memang penakut namun dia hanya berani karena kekuasaan sang ayah.

Beberapa orang yang masih ada di sana mencemooh dirinya. "Iya benar kata mbak itu, soalnya tadi aku lihat dia bawa kado namun bungkusnya berbeda dari kado yang berisi katak."

"Iya tuh seenaknya saja nuduh orang."

"Laporin saja mbak," sahut orang wanita yang memang tak suka dengan Ambar.

"Tenang mbak, nanti kita jadi saksi kalau mbak tidak bersalah."

Itulah beberapa bisik-bisik dari wanita yang tak jauh dari sana.

Benar saja nyali Ambar langsung menciut seketika mendengar ucapan mereka. "Benar juga, kalau memang pelakunya si Nindi terus kalau orang lain bagaiman? Bisa di tuntut aku,'' batin Ambar gusar memikirkan nasibnya nanti.

"Kenapa kamu menuduh Nindi, bisa saja kan orang lain," sahut Rita.

"Mungkin kamu punya banyak musuh, secara mulut kotor mu itu suka sekali menghina seseorang ,'' sinis Vera dengan tatapan mencemooh.

"Iya makanya kalau mandi jangan lupa cuci mulut dan otak lo sampai bersih,'' ejek Rita.

Keduanya asyik melemparkan kata-kata yang membuat Ambar kesal.

"Sayang ayo kita pergi," ajak kekasihnya saat melihat suasana sepertinya tidak mendukung mereka. Ya dia dengan cepat menarik Ambar.

"Tetapi...." Awalnya Ambar ingin menolak namun kekasihnya masih tak menyerah untuk mengajak Ambar pergi, apalagi tatapan beberapa orang menatap mereka dengan raut wajah yang sulit diartikan membuat kekasihnya itu tak mau ambil resiko. Dia takut semua ini akan berkata-kata semakin buruk dan bisa mempengaruhi karir mereka berdua atau berimbas ke perusahaan orang tua Ambar, dia tak ingin semua yang dia dapat hilang dalam sekejap jabatan tinggi di perusahaan orang tua Ambar yang membuat dia bisa di kenal di kalangan atas.

Ambar hanya mempu mengepalkan tangannya mendengar ucapan mereka. Dia dengan hati dongkol di rangkul sang kekasih menjauh dari Nindi dan kawan-kawan.

"Ayo sayang, pikirkan nama baik kita. Lihat beberapa orang masih memperhatikan kita," bisik kekasihnya mencoba untuk membujuk Ambar agar dia tak semakin memperkeruh keadaan.

Ambar dan kekasihnya pun pergi meninggalkan Nindi dan kawan-kawan.

"Huuu dasar..." Seru Wulan.

"Balik yuk gaes, sepet mata ku melihat wajahnya,'' ajak Rita mengandeng tangan Nindi.

"Kuy lah," jawab Nindi pergi melenggang dengan tangan Rita yang setia mengandeng tangannya.

"Iya lihat wajah dia membuat kulit ku gatal-gatal," kata Wulan dengan gaya lebay nya saat ini.

Mereka pun pergi meninggalkan pesta ulang tahun Ambar yang berantakan karena ulah Wulan.

Saat mereka sudah sampai di tempat parkir.

"Hai aku duluan ya," pamit Nindi kepada ketiga temannya saat ini.

"Bay, jangan lupa nanti kalau kamu ketemu dengan calon suami mu kamu foto dan kasih ke kita," kata Wulan dengan entengnya membuat Rita dan Vera mengelengkan kepalanya.

Wulan masih penasaran bagaimana rupa pria yang akan menjadi suami Nindi nanti, dia ingin menilai pria itu baik atau tidak takutnya pria itu sama seperti mantan Nindi.

"Iya kalau ingat," jawab Nindi tak mau ambil pusing dengan permintaan Wulan, dia langsung masuk ke dalam mobilnya.

Mobil Nindi pun melaju meninggalkan tempat ini.

"Ayo masuk, atau mau ku tinggal?" Teriak Vera saat melihat Wulan masih asyik menatap mobil Nindi yang sudah pergi menjauh.

"Tinggal saja biar dia bantuin tangkap tuh katak," kata Rita dengan mengejek.

"Eitss tunggu," teriak Wulan saat Vera ingin menutup pintu mobil.

"Kirain kamu mau tinggal di sini," ejek Vera.

"Ck ngapain aku di sini lama-lama bisa darah tinggi ku kumat," kata Wulan mengerucutkan bibirnya.

"Ya sudah cepat," teriak Rita.

Wulan pun bergegas masuk ke dalam mobil, tak ingin di tinggal temannya itu.

.

.

Sedangkan di dalam tempat pesta.

Tak berselang lama muncul beberapa pria yang di minta orang tua Ambar untuk membereskan kekacauan itu. Untuk acara pesta sudah di bubarkan karena tak mungkin dilanjutkan dengan suasana yang sudah berantakan seperti ini.

Kini Ambar sudah berada di kamar menangisi pesta ulang tahunnya yang seharusnya mewah dan meriah itu sudah hancur, mungkin nanti banyak teman-teman yang tidak suka dengan dirinya pasti akan mengejek dirinya habis-habisan.

"Sudah lah nak jangan bersedih lagi, nanti kita buat acara di tempat lain dan kamu bisa undang teman-teman mu lagi," kata mama Ambar sambil mengelus rambut sang anak dengan sayang.

"Hiks hiks hiks hiks hiks, ma kenapa harus pesta Ambar?" Ambar masih menangis tak terima.

"Pokoknya papa harus cari siapa dalang semua ini," pinta Ambar menggebu-gebu.

"Iya sayang, kamu tenang saja," jawabnya menenangkan hati sang putri kesayangan.

.

.

"Bagaimana?" Tanya pria di sebrang telepon.

"Maaf tuan sepertinya nona Nindi terlibat konflik dengan nona Ambar," jawab pria itu memberi laporan.

"Bagaimana bisa? Apa Nindi terluka?" Tanya dengan khawatir.

"Bagaimana kerja kalian hah...." Bentaknya khawatir di sertai marah-marah.

"Tuan jangan khawatir, nona Nindi baik-baik saja. Nona Ambar menuduh nona Nindi menaruh katak sehingga acaranya berantakan," jelasnya dengan singkat.

"Emm sepertinya ada yang aku tidak ketahui," batin pria di sebrang telepon.

"Ya sudah cukup laporan mu hari ini. Ingat kamu pantau kegiatan Nindi di luar rumah dan kalau ada apa-apa segera laporkan kepada ku. Oh ya selidiki wanita yang bernama Ambar itu dan apa hubungannya dengan Nindi sepertinya dia tak suka dengan Nindi," jawab pria di sebrang panjang lebar di sertai perintah.

"Baik tuan."

Tut ......

"Huuu untung saja nona Nindi baik-baik saja kalau tidak mungkin kita yang akan di hukum," kata pria itu dengan lega.

"Iya benar kata mu. Kita harus menjaga nona Nindi dengan lebih baik lagi agar bos senang dengan hasil kerja kita, ya syukur-syukur kita dapat bonus," sahutnya.

"Bonus saja yang kamu pikirin, ayo pulang tugas kita sudah selesai," ajaknya kepada temannya.

"Oh ya lupa, kita di minta untuk menyelidiki nona Ambar kenapa sepertinya tidak suka dengan nona Nindi,"

"Kamu saja yang selidiki, aku mau pulang terus tidur,"

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Mamah Kekey

Mamah Kekey

pasti suruhan mas Kelvin

2024-04-23

0

🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

Langsung kalah kan km Ambar....
Wehh nihh cowok kirim bodyguard buat nindi... bagusss

2024-03-06

3

kaylla salsabella

kaylla salsabella

pasti yang nyuruh ngawasin nindi mas Tristan

2024-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!