9

"Eh sayang lihat nih siapa yang baru datang," kata perempuan dengan dandanan menor dan tampilan yang wah menghampiri mereka tak lupa tangannya menarik tangan sang kekasih.

Nindi menoleh dan menatapnya malas, sedangkan Vera dan Rita hanya menatap datar tak mau sok akrab, berbeda lagi dengan Wulan dia nampak antusias justru tersenyum lebar namun bagi yang mengenal Wulan pasti tahu arti senyum itu.

"Hai Nindi, apa kabar??....." Seru pria itu tiba-tiba mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan dengan Nindi, pria itu tanpa malu justru dengan penuh percaya diri dan senyum lebarnya.

"Ck..." Nindi tak mau menanggapi.

Sedang Vera dengan cepat menepis tangan pria itu. "Ck jauhkan tangan kotor mu dari teman ku," sinis Vera.

Melihat kekasihnya ingin justru ingin berjabat tangan membuat Ambar kesal apalagi tangan kekasihnya itu di tepis dengan kasar semakin membuat Ambar kesal.

"Ngapain sih pakai jabat tangan segala," bisik Ambar dengan kesal di telinga kekasihnya.

"Ya aku kan cuma menyapa saja," elaknya padahal dalam hati berbeda.

Tatapan pria itu masih penuh damba kepada Nindi. "Kamu semakin cantik," batin pria itu menatap Nindi dengan penuh harap dan rasa penyesalan. Terbesit rasa penyesalan dalam hatinya saat ini namun dia tak mungkin menunjukkannya secara jelas terlebih ada sang pacar yang tak lain Ambar sedang mengandeng tangannya dengan mesra dan posesif.

"Wah yang punya acara sampai nyamperin ke sini nih, he he he he berasa tamu penting," kata Wulan terkekeh.

Ambar tersenyum kecut mendengar ucapan dari Wulan, niat hati ingin menghampiri Nindi dan memanas-manasi dia namun justru dia harus mendengar ocehan tak penting dari perempuan aneh ini.

"Kalian datang juga, kirain kamu takut bertemu dengan ku gara-gara kamu tidak bisa move on," kata Ambar terdengar seperti ledekan di telinga Nindi.

"Ck siapa bilang Nindi belum move on, kamu tidak tahu saja kalau sebentar lagi dia akan menikah," sahut Rita tak ingin temannya di remehkan atau dipermalukan di depan para tamu.

Nindi melotot bagaimana bisa temannya itu begitu ember. Lagian pernikahan itu belum dipastikan.

Mendengar ucapan Rita, Pria itu merasa kaget bercampur sedih. "Mungkin tidak ada kesempatan buat ku," batinnya.

"Iya kamu pasti iri melihat calon suami Nindi, dia tampan dan kaya bukan seperti dia modal tampang yang tidak seberapa saja sok-sok selingkuh," kata Wulan terdengar sinis sambil melirik ke arah pria itu dengan kesal.

"Ayo sayang kita kesana saja," ajak Ambar yang seakan mati kutu dihadapan Wulan dan yang lainnya.

Ambar sekuat tenaga menarik kekasihnya pergi dari sana.

"Eh tunggu dulu," cegah Nindi.

"Kenapa?" Sinis Ambar, dia pun menghentikan langkahnya. Dia menoleh menatap tak suka ke arah Nindi.

"Ngapain sih dia?" Batin Ambar.

"Cuma mau ngucapin selamat ulang tahun, itu saja," jawab Nindi dengan entengnya di sertai senyuman manisnya.

"Iya kita cuma bilang selamat ulang tahun saja, muka mu kok sewot banget sih," ketus Wulan.

Ambar pun melengos pergi meninggalkan mereka semua.

MC pun memulai acaranya, sampailah saat di mana mereka menyanyikan lagu ulang tahun untuk Ambar. Semuanya ikut bertepuk tangan dan bernyanyi.

Nindi dan ketiga temannya pun ikut bernyanyi meskipun demikian malas.

Ambar mengembangkan senyumnya dan memulai memotong kue.

"Ayo potongan pertama di berikan kepada siapa ya?" Seru MC dengan heboh di ikuti beberapa tamu yang juga ikut penasaran.

Ambar tersenyum gembira menghampiri kedua orang tuanya.

"Terimakasih Ambar sayang," kata kedua orang tua Ambar.

"Tentu dong, papa dan mama kan paling penting buat Ambar,"

"Ayo kini potongan ke tiga untuk siapa ya? Ayo ada yang bisa tebak?" Seru MC dengan semangat.

Kini Ambar berjalan menghampiri kekasihnya dan menyerahkan potongan kue ke tiga untuk kekasihnya.

"Terima kasih ya sayang," kata pria itu dengan manis.

"Selamat ya, ternyata potongan ke tiga untuk pria tampan yang tak lain adalah kekasih nona Ambar sendiri," kata MC dengan semangat.

Setelah itu Ambar mengandeng tangan sang kekasih dengan bangga seakan menunjukkan kalau mereka adalah pasangan yang serasi.

"Silahkan di nikmati hidangan yang tersedia," kata MC mempersilahkan para tamu menikmati makanan yang sudah tersedia.

Sedang di sisi lain, lebih tepatnya di tempat Nindi dan yang lainnya sedang duduk menikmati minuman tanpa terganggu dengan kebisingan.

"Ck malas banget lihat muka dia," gerutu Rita.

"Iya sok cantik," sinis Wulan.

"Aku justru sudah tak sabar ingin melihat pertunjukan yang di siapkan Wulan tadi," kata Vera dengan tersenyum membayangkan bagaimana nanti kehebohan yang Ambar lakukan.

"Lihat tuh si pria jelek, tebar pesona terus," keluh Rita.

"Iya sok cakep," balas Wulan.

"Kamu benar kan sudah move on tidak mikirin tuh pria jelek itu lagi?" Tanya Vera penuh selidik takutnya Nindi hanya berpura-pura tegar saja.

"Mana mungkin lah aku masih mikirin tuh orang, masih banyak pria tampan dan baik di dunia ini," jawab Nindi dengan malas.

"Yup benar tuh," kata Rita mengacungkan jempolnya.

"Stttt ..... Jangan berisik," seru Nindi mengingatkan mereka bertiga agar tidak berisik.

"Kenapa sih?" Tanya Rita

"Iya, kenapa?" Tanya Wulan.

"Lihat tuh," kata Vera menunjukkan ke arah Ambar dan teman-temannya.

Ambar yang mendapat hadiah dari kekasihnya begitu bahagia.

"Ayo buka buka buka...." Begitulah teriakan para tamu yang tak sabar ingin melihat hadiah apa yang di berikan oleh kekasih Ambar.

Ambar dengan tersenyum membuka bungkusan kotak kecil, semua orang pun bisa menebak isi hadiah itu.

"Ah terimakasih sayang," seru Ambar senang saat hadiah itu adalah cincin.

Pria itu pun memakaikannya di jari Ambar di saksikan semuanya, Nindi dan teman-temannya hanya menatap sinis.

"Ayo buka dong kado yang lain," seru Wulan namun suaranya di buat berbeda.

Nindi, Rita dan Vera melototi Wulan. Bagaimana Wulan berteriak begitu keras takutnya nanti kalau ada kegaduhan justru Wulan yang di salahkan.

"Eitts tenang saja, mereka tidak lihat aku. Saat aku tadi berteriak tak ada yang melihat ku," kata Wulan pelan.

"Ya semoga saja," keluh ketiganya.

Buka.... Buka... Buka... Buka ...

Buka.... Buka.... Buka.... Buka....

Semuanya pun berteriak membuat Ambar pun mau tak mau menuruti keinginan para tamunya.

Kado kedua di buka ternyata isinya adalah tas, kado ketiga di buka dan isinya sepatu. Kado ke empat, kelima, keenam di buka sampai kado ke tujuh.

"Eh itu kado nya," seru Wulan dengan pelan.

Saat bungkus kado sudah di buang, tinggal membuka kotak. Ambar langsung menjerit heboh dan melemparkan kotak itu.

"Aaahhhh katak," seru Ambar melompat ke arah sang kekasih dengan ketakutan.

"Ha ha ha ha ha ha ha," Wulan dan kawan-kawan hanya bisa tertawa pelan agar tidak ada yang curiga.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

💙 Ɯιʅԃα 🦅™

💙 Ɯιʅԃα 🦅™

Gak nyangka isi kadonya Katak... aku sempat pikir isinya itu boneka seram.
wah tuh katak pasti bakal lompat kemana² 🤣🤣

2024-02-29

0

🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟

Ohhhh patut lahhh Wulan ngerjain tuh Ambar teryata karena dia .orang yang yakitin teman....
Ambar jadi inget si Ambar empag.... yang selalu di bully momy😂😂
iya kan thorrrrrr...😂
Aku hadir di mari buat mu othorrrr 😎

2024-02-29

3

kaylla salsabella

kaylla salsabella

emang si Wulan ya

2024-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!