"Assalamualaikum, mbak beli rokok biasa 2 bungkus, gula sekilo, kopi satu, mie kuah 3 bungkus kata pembeli Herra. Bentar ya dek!, mbak ambilkan. Nah ini barang nya. Berapa total semu .? Total semua Rp 100 .000,- Ini uangnya mbak."
"Maaf mbak, saya disuruh kasih bunga ini dari bang Joni. Dia itu duda Lo mbak." Kata si pembeli tadi.
"Maaf dek, mbak ngak bisa menerima nya mbak kan bersuami. Ngk apa apa kata bang Joni. Terima ya mbak ! Nanti saya kena marah sama bang Joni."
"Herra..... " Suara melengking Dimas suami Herra.
"Astagfirullah hal azim kak, bikin hati orang kaget saja. Kalo Herra jantungan gimana?" Herra ngomel.
" Hei iii... kenapa kamu kirim bunga segala ke istri orang Ha ?" Dimas marah marah sama pembeli tadi.
" Maaf kak , saya hanya menjalankan tugas..Bilang ya sama siapa tadi yang nyuruh kamu ,istri saya tidak butuh bunga dari nya! ."
"Kamu juga Herra... Heran kakak sama kamu sudah tua juga masih ganjen."
"Ya Allah kak, mana ada aku ganjen si, ..orang dia tu asal kasih. Lagi pula bunga nya tidak Herra ambil, langsung Herra tolak."
" Dengar ya kak! , semakin kamu sering marah marah ke mereka, mereka tu akan senang godain kamu. Kamu marah marah itu dibuat mereka sebagai hiburan."
Sudah ya! Jangan marah lagi nanti kamu cepat tua. Apa kamu ngatai kakak tua?. Tu kan salah lagi. Bingung aku tu menghadapi kamu ya kak, Sini..kak kata Herra! Apa ? Kamu mau apa?"
" Dengar ya kak " sambil tangan Herra mengelus dada bidang suaminya yang pencemburu tingkat dewa.
"Kalo kakak marah marah nanti kamu serangan jantung, Mau? Ya nggak la. Ayo ikuti Herra tarik nafas... Hembuskan lalu ucapkan A'hu zu,bil lah hi minas sayatan niro Jim! biar setan tidak ikuti kakak ."
Walaupun dengan berat tetap di ikuti juga oleh suaminya.
"Tapi kamu Janji sama kakak, janji apa kak,?"
"Jamu jangan godain tu bapak bapak yang jual sawit di depan! "
Memang warung Herra berseberangan dengan Ram sawit ( tempat orang beli buah sawit dan nimbang).
"Subhanallah ya Allah, Herra mana pernah godain mereka. Pokoknya janji Dimas memaksa, iya iya kak." Yang penting masalah nya selesai kata Herra dalam hati.
"Kamu sudah makan siang belum kak? Belum tadi kakak nyariin kamu. Mau ajak kamu makan siang, tapi kakak malah melihat kamu dikasih bunga sama duda bangkotan."
Ayo kak! Kita ke meja makan. Emang kamu sudah makan? Alhamdulillah kak, Herra sudah makan tadi. Kakak kan tau Herra ada maag jadi tidak bisa laper. Ayo Herra temani kakak makan. Iya, ayo ".
Mereka berjalan beriringan menuju meja makan.
" Kakak mau makan pakai apa? Ada sayur SOP , ada sambal terong, ada ayam goreng. Kakak mau makan ayam goreng sama sambal terong saja. Apa segini sudah cukup kak?".
" Ya segitu saja dulu, kalo kurang nanti kakak nambah saja ."
Kata sang suami. Herra melayani Dimas dengan baik.. Setelah Dimas selesai makan, mereka masih berbincang di meja makan.
"Ra ... Hum " kata Herra .Diambil nya kedua tangan Herra kemudian Dimas genggam. Ditatapnya mata Herra dalam di selami.
Dimas tau di mata Herra banyak menyimpan luka, kecewa tapi Herra tetap melayani Dimas sebagi seorang suami.
" Dek..ya kak..Apa adek tau kakak sangat menyayangi dan mencintai adek tapi kakak tidak tau cara mengungkapkan perasaan kakak ke kamu? Iya adek tau kak..."
" Kakak tau dek,. Kakak bisa melihat Di mata adek belom ada cinta untuk kakak. Apa tidak bisa berikan sedikit saja untuk kakak. Maaf kak ." Sesal Herra.
Herra langsung menunduk kan wajahnya.
"Maaf kan Herra kak, Herra belom bisa mencintai kakak walaupun Herra sudah mencoba namun tetap gagal. Mungkin jika Herra lebih dulu mengenal kakak, dari pada dia. Tidak lah sulit bagi Herra mencintai kakak sepenuh hati. Tapi Dia sudah menggembok hati Herra dan kunci di bawa bersama nya."
Kata Herra dalam hati.
Diangkat nya dagu sang istri oleh Dimas, di lihat nya ternyata sang istri menangis....
Bersambung.......
Penasaran kisah selanjutnya?
Ikuti terus cerita cinta Herra, Dimas dan Raffa 🙏 !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments