" Sekarang kita kemana ni Raffa?"
"Kita kembali ke Ram saja. Ok."
Akhirnya mereka bertiga kembali ke Ram lagi.
Setelah sampai di Ram.
" Boss Santo pulang dulu mau mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan. Jangan lupa mintalah izin sama orang tua,! ok kak,."
" Nah Raffa itu Herra, Mana? Itu yang baru keluar melayani orang belanja. Masya Allah kamu benar Rendy penampilan nya sudah berhijab. Ingat pesan ku, kamu jangan dulu menampakan diri kamu ke dia!. Takutnya rencana kita gagal. Baiklah".
Jawab Raffa dengan lesu.
" Nah itu Dimas sudah pulang seperti nya dia datang bersama kedua orang tuanya. I ya kamu benar Rendy, mungkin mereka akan membahas masalah Dimas yang bekerja di Kalimantan."
"Kuambil IstriMu Dimas, Karena sesungguhnya Dia adalah jodohku yang kutitipkan padamu, seandainya kau bisa membuat dia bahagia biarlah aku yang mengala. Tapi apa yang kau berikan hanya luka dan kesediaan." Monolog Raffa dalam hati .
Sedangkan di dalam Rumah Herra dan Dimas.
"Assalamualaikum...
Waalaikumsalam...Eh ada bapak dan mamak."
"Masuk!" langsung Herra Salim dengan kedua mertuanya.
"Silahkan duduk, pak Mak! Herra ambil minum sebentar."
Lalu Herra langsung mengambil minum untuk kedua mertuanya.
"Silakan diminum pak,Mak! I ya terimakasih nak ."
" Begini nak Herra tadi Dimas sudah menceritakan masalah kalian berdua."
"Bisa bapak minta tolong kamu hubungi ibumu biar enak musyawarah nya!." Perintah bapak.
Setelah nya Herra menghubungi ibunya. Skip.
"Sudah pak , mereka sedang perjalanan menuju ke sini ."
Setelah beberapa saat mereka menunggu datang la ibu dan adik Herra.
"Assalamualaikum...
Waalaikumsalam... langsung masuk saja besan !"
Kemudian mereka bersalaman.
"Ini sebenarnya ada apa, kenapa kami di panggil ?. " kata ibunya Herra.
"Begini besan... " Bapak menjelaskan pokok permasalahan.
"Jadi menurut besan, mereka harus bagaimana?"
" Kalo saya sebagai ibunya Herra menyerahkan semua keputusan dengan Herra. Karena Dia yang akan menjalani nya.'
"Aku tidak ingin dia terpaksa dalam menjalani sebuah hubungan. Sudah cukup kami orang tuanya selama ini memaksa Herra mejalani pilihan kami."
"Sekarang bapak mau tanya keputusan nak Herra bagaimana?"
"Kalo keputusan Herra sudah Herra sampaikan dengan kak Dimas."
"Tapi dek, kakak tidak mau menceraikan kamu." Timpal Dimas
" Diam kamu Dimas!" Bentak emak nya Dimas.
"Sudahlah kamu ceraikan saja dia, Istri macam Herra ini buat apa juga dipertahankan."
Herra dan ibunya saling kode untuk tetap diam.
"Sudah Mak katakan , kalo kamu gaji besar punya pekerjaan bagus mudah bagi kamu mendapatkan istri yang lebih dari si Herra ini."
"Tapi pekerjaan yang bagus tidak akan datang dua kali. Kamu mengerti maksud mamak Dimas?"
"Mak diam dulu! " . Tegur sang suami.
" Maaf pak, tapi Herra tetap pada pendirian saya. Apa kamu tidak bisa mengikuti Dimas ke Kalimantan? Maaf pak Herra tidak bisa . Di sini Herra punya usaha dan anak. Kalo Herra pergi mengikuti kak Dimas terus anak anak bagaimana? Ya Gilang masih bisa dipindahkan sekolah nya tapi Sonya?"
" Benar kak kata mamak nya kakak, kakak ceraikan Herra talak satu dulu seandainya kakak berubah pikiran atau mau rujuk sama Herra masih bisa."
"Ngapain Dimas talak satu segala, langsung talak tiga saja !. Di sana nanti kamu bisa mencari istri kembali. Tapi Mak, Dimas sangat mencintai Herra."
"Itu hanya perasaan kamu sekarang saja kalo kamu sudah perigi .Mak yakin pasti kamu dengan mudah melupakan Herra. Kamu itu anak emak ganteng, tinggi hidung mancung, gunakan kelebihan yang kamu miliki!."
"Paling Herra nanti baru kamu tinggal sebentar sudah merengek minta rujuk."
"Hayo Dimas ambil keputusan ! hari hampir magrib emak dan bapak masih ada kerjaan. " perintah emak.
" Benar ya Ra, nanti kalo kakak mau ajak kamu rujuk kamu mau kan?"
"Insyaallah kak..."
Dengan berat hati Dimas...
"Herra istriku di depan orang tuaku dan orang tuamu aku menjatuhkan talak dua . Jadi mulai detik ini kamu bukan lagi istriku ." Tapi mengapa perasaan aku sakit dan hancur pikir Dimas dalam hati.
Berbeda dengan Herra dia merasa lega. Ada rasa bersyukur setelah terlepas dari Dimas dan keluarga nya. Diambil tangan Herra oleh ibunya sebagai memberi dukungan. " Sabar nak."
"Kak Dimas maafkan Herra selama menjadi istri kakak mungkin Herra masih jauh dari istri yang sempurna bagi kakak. Bila Herra ada dosa dan salah mohon maafkan lah. Dan Herra ucapan kan terimakasih untuk semuanya."
"Untuk emak dan bapak maaf selama ini Herra belum bisa menjadi menantu yang baik.
Tidak nak, kamu sudah menjadi menantu yang sempurna bagi kami." ucap Bapak.
"Memang, Herra saya menyesal telah menjadi kan kamu menantu saya." terang emak Dimas ." Emak sudah!" . Tegur sang suami.
"Kalo begitu kami permisi, bentar pak Dimas ambil pakaian dulu."
Setelah Dimas selesai mengambil pakaiannya .Dimas pamit dengan Herra.
" Dek maafkan kakak ya , kakak bekerja rencana mau meringankan beban kamu malah jadi begini. Tidak apa-apa kak. Besok pagi mobilnya kakak antar ya , hari ini kakak pinjam dulu. Eh Dimas enak saja mobilnya mau di berikan ke Herra. Maaf Mak mobil memang punya Herra. Dasar kamu jadi anak bodoh banget."
Ra, kakak permisi
Assalamualaikum...
Waalaikumsalam salam..."
Tinggal lah keluarga Herra.
"Ra ibu minta maaf karena dulu ibu yang menjodohkan kalian.
Tiara juga kak.
Sudah lah tidak perlu disesali mungkin sudah takdir yang maha kuasa. Akita ambil saja hikmah dari semua ini.
Oh ya besok Minggu kita jalan jalan ke Pagar Alam merayakan status baru kakak. Alhamdulillah Herra baru dapat transfer ran dari menulis novel. Kita tunggu setelah kak Dimas mengantar mobil.
Kalian nginap apa mau pulang?
Pulang saja nak. Ikat kamu yang sabar dan kuat ya nak! . Kami pulang dulu."
Assalamualaikum...
Waalaikumsalam.."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments