“Rantung dan Andreas jadi nggak sih perginya?!” gerutu Enggy yang berjalan mondar-mandir.
Riezka melirik jam tangannya. “Sabar. Masih jam tujuh kurang kok.”
“Kalau kita nggak pergi cepat-cepat, takut nggak dapat tempat. Apalagi sekarang kan malam minggu, pasti rame banget. Semoga nggak macet.”
“Sabar,” ucap Riezka lagi, mencoba menenangkan.
“Semoga kita masih sempet nonton,” harap Enggy, karena rencananya setelah selesai makan, mereka berempat akan pergi ke Ciputra Seraya XXI.
“Amin,” imbuh Riezka mendoakan. “Tapi sampai sekarang aku masih nggak nyangka kalo Andreas menang sebagai best speaker. Nggak nyangka dia pinter juga.”
“Aku apalagi. Aku justru nggak nyangka kalo tim kami bisa dapat juara satu.”
Setelah syarat yang Enggy berikan kepada Andreas, si bule itu benar-benar berusaha keras, mulai mencari referensi yang berhubungan dengan tema debate. Dia juga menjelaskan tips-tips bagaimana menjadi speaker yang baik dari artikel-artikel yang dibacanya. Dia bahkan rela-rela mendekati kakak-kakak kelas yang menjadi pemenang harapan satu tahun lalu, demi mendengarkan pengamalan-pengalaman mereka. Alhasil, semua usaha itu tidak sia-sia. Berkat Andreas, mereka bertiga bisa mengharumkan nama sekolah dan membanggakan orang tua masing-masing.
Sebenarnya Enggy tak sungguh-sungguh mengajukan syarat tersebut. Dia sudah memaafkan semua perbuatan Andreas sejak perbincangnya dengan Tiwi. Dia memaklumi. Namun dia tahu Andreas mempunyai ego yang tinggi sebagai seorang laki-laki. Andreas tidak akan mau menerima pemberian maafnya begitu saja.
Dan malam ini mereka berencana untuk merayakannya. Mereka akan makan dulu di Pizza Hut, memesan bermacam-macam menu enak yang harganya cukup menguras uang anak sekolahan seperti mereka. Tapi tenang, malam ini mereka tidak perlu memikirkan harganya. Uang dari hadiah debate cukup membayar semuanya. Kemudian setelah makan-makan, mereka berencana untuk menonton.
“Oh ya Enggy, Ayahmu dan Tante Tiwi jadi nikah?” tanya Riezka yang teringat dengan ucapan sekilas Enggy beberapa hari lalu.
Enggy manggut-manggut. “Rencananya sih pertengah tahun depan.”
“Kenapa tiba-tiba kamu mau menerimanya? Sepertinya dulu kamu nggak terlalu suka dengan Tante Tiwi. Kamu selalu menghindarinya kalo dia berkunjung ke rumahmu,” tanya Riezka yang sudah penasaran sejak Enggy memberitahukan tentang rencana pernikahan Robby dan Tiwi.
“Mungkin mereka sudah berjodoh.”
Alis Riezka mengerut tegang. Dia tampak tidak puas mendengarnya.
“Jodoh Ayah dan Bundaku sudah berakhir. Mungkin kini saatnya Ayah berjodoh dengan Tante Tiwi dan aku juga merasa kasihan karena Ayah sudah terlalu lama sendiri. Dia butuh pendamping yang bisa menemani dan mengurusnya,” papar Enggy sambil mengingat wajah cerah Robby dan Tiwi yang mengutarakan hajat mereka di depannya dan Angga.
“Kalau sudah waktunya, Tuhan pasti akan menyatukan jodoh manusia masing-masing.”
Enggy manggut-mangut setuju. “Jadi kamu wajib datang nanti ya?!”
“Ah, kalau itu nggak perlu kamu bilang. Tanpa diundang pun aku pasti datang,” sahut Riezka sambil cengar-cengir yang bertepatan dengan suara klason di dekat pagar.
Enggy dan Riezka lantas berdiri dan mendekati sepeda motor sport dan matic yang sudah terpakir di depan pagar. Mereka sedikit berbasa-basi sebentar—lebih banyak Enggy yang mengomel—sebelum perlahan-lahan menuju ke tempat tujuan mereka.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA KARYAKU: BECAUSE OF PHOTO.
Mampir juga karyaku yang lain:
CONNECTED
SEPERTI BEKAS PAKU
DION (UNTUK KEMBARANKU)
THE QUEEN OF WITCHCRAFT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
AtinyRyesa24
sudah ku boom like sama ku bintang lima
2020-04-25
0
Yossy Marth
Lanjut kak....
saya sudah boom like dan rate 5 ya
mampir juga di lapak saya ya
Ada Cinta Di Kampus
Pernikahanku Hanyalah Status
Terima kasih
2020-04-13
0
SYILA
wah.. hebat kak
karyanya banyak dan bagus semua
ajari aku kak
2020-03-25
0