Di Antara Kita

Di Antara Kita

Prolog

“Dek, ada yang nelpon!” teriak Angga sambil melihat sebentar ke atas meja sebelum kembali menatap layar TV LCD di depannya, tidak berminat untuk mengangkat.

Enggy sedikit mendongak, menjauhkan pandangannya dari wadah blender dan menegok ke arah Angga yang sebagian tubuhnya terlindung sofa.

“Siapa Bang?” tanya Enggy tanpa berniat untuk beranjak.

Tidak ada sahutan. Nada dering Sparking Melody itupun sudah tak terdengar lagi. Enggy kembali ke kegiatan awalnya, memasukkan halusan buah alpukat ke dalam dua buah gelas. Satu untuknya dan satu lagi untuk laki-laki bertubuh cukup berisi yang sedang asyik menonton di ruang keluarga, kemudian meletakkan blender yang sudah digunakan tadi ke dalam bak pencuci piring.

“Dari siapa, Bang?” tanya Enggy lagi.

Angga menoleh ke samping, matanya lantas menangkap sosok gadis berkaos putih dan bercelana katun sebatas lutut dengan dua gelas berwarna hijau kekuningan yang ada di tangannya.

“Riezka. Tapi nggak Abang angkat,” jawab Angga cuek dan fokus lagi dengan adegan-adegan kocak di depannya.

“Dasar!” sahut Enggy seraya menggeleng-geleng.

Enggy meletakkan kedua jus alpukat itu di atas meja, sedikit menggeserkan salah satunya mendekati posisi Angga yang tampak begitu menikmati aksi-aksi dari film yang diunduhnya kemarin. Enggy mengambil ponsel androidnya yang tergeletak di atas meja di samping toples kacang atom, ingin memastikan ucapan Angga. Memang ada satu panggilan tak terjawab. Dari Riezka, teman sepermainannya sejak bangku SMP hingga sekarang.

Tepat setelah Enggy meletakkan kembali ponselnya, tidak berniat untuk menghubungi balik gadis berkacamata itu, ponselnya kembali bergetar. Masih dengan si penelepon yang sama.

“Ya, Riez? Ada apa?” ucap Enggy setelah kata ‘Halo’ terdengar dari suara Riezka.

“Sudah lihat foto yang di grup Line?”

“Belum. Koutaku habis. Memangnya kenapa?” jawab Enggy sambil melirik ke arah Angga yang sedang menyeruput jus yang telah dibuatnya, dengan diselingi kekehan kecil tatkala menangkap adegan lucu dari tokoh Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian, dan Tora Sudiro.

“Kamu harus lihat sekarang!”

“Besok ajalah, di sekolah. Aku sedang malas keluar untuk beli kouta.”

“Ini—“

“Memangnya kenapa? Urgent banget, ya?”

“Ya, urgent banget! Ini menyangkut hidup dan matimu!” tukas Riezka dengan terburu-buru, pelafalannya terucap tidak jelas, Enggy hampir tidak bisa memahami.

“Jangan lebay deh!” cibir Enggy spontan. Cewek itu memang selalu berlebihan menanggapi sesuatu yang—mungkin saja—sepele. “Sebenarnya ada apa sih? Aku jadi penasaran,” tambahnya sambil mengambil gelas dan menyeruput jus alpukat yang belum sempat dicobanya.

“Sebaiknya kamu keluar, beli kouta sekarang! Atau kamu bisa hotspot pake HP Bang Angga dan kamu bisa lihat sendiri.”

Enggy menghela napas sejenak. “Nggak usah berbelit-belit, kamu—”

“Foto itu fotomu,” potong Riezka cepat.

“Maksudmu apa, Riez?” tanya Enggy yang mulai binggung dan semakin penasaran.

“Foto itu fotomu,” ulang Riezka.

Enggy sekarang tak menyahut. Ingin menunggu kelanjutan yang terlontar dari gadis itu.

“Dan di foto itu, kamu bugil.”

“APA??? BUGIL???” teriak Enggy lantang yang seketika membuat Angga terbatuk-batuk keras, tersedak jus yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.

PLEASE VOTE-NYA!

PLEASE VOTE-NYA!

PLEASE VOTE-NYA!

PLEASE VOTE-NYA!

PLEASE VOTE-NYA!

PLEASE VOTE-NYA!

JANGAN LUPA COMMENT, FAVORITE, DAN LIKE-NYA!

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA KARYA-KARYAKU. TERIMA KASIH 😄😄😄

Terpopuler

Comments

Alsaeida

Alsaeida

hehehe

2021-05-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!