Elis langsung batuk saat mendengar pernyataan Mahesa padanya. Elis bukanya menjawab, tapi langsung keluar dari ruangan Mahesa karena terus batuk.
"Elis. Kamu mau kemana?" tanya Mahesa yang justru di tinggal oleh Elis tanpa memberi jawaban.
Dina melihat Elis terbatuk juga merasa aneh.
"Elis kenapa batuk. Kayanya tadi dia ngga batuk deh," Dina bicara sendiri melihat Elis berjalan cepat sambil batuk.
Elis langsung mengambil minum saat sudah sampai di ruangan khusus OB. Satu gelas ful Elis habiskan. Lalu Elis duduk dan mengusap dadanya.
"Kamu kenapa Lis?" tanya teman Elis.
"Ngga papa. Aku hanya tersedak, makanya batuk."
"Oh. Ya sudah istirahat aja dulu. Aku lanjut kerja ya."
"Iya."
Elis duduk sendirian. Elis teringat perkataan Mahesa. Elis masih belum percaya tentang ucapan Mahesa tadi.
"Pak Mahesa pasti cuman becanda. pasti sedang ngerjain aku saja. Ngga mungkin Pak Mahesa itu suka sama aku. perbedaan aku sama dia aja sudah terlihat. Bagaikan bumi dan langit yang ngga akan mungkin bersatu." Elis bicara sendiri dengan pelan. Tapi ternyata Mahesa mendengarnya.
Rupanya tadi Mahesa mengejar Elis yang pergi begitu saja dari ruanganya. Mahesa lalu berdiri di depan pintu. Tadi saat teman Elis keluar, teman Elis berpapasan dengan Mahesa.
"Di dunia ini apa yang tidak mungkin, kalau Tuhan sudah berkehendak." Elis mendengar suara Mahesa langsung menengok ke pintu. Dan benar saja ternyata beneran Mahesa.
Elis langsung berdiri dari duduknya. Elis tidak berani mengangkat wajah nya. Elis hanya menunduk. Mahesa lalu berjalan mendekati Elis.
"Saya tidak becanda dan tidak sedang ngerjain kamu. Saya benar benar suka sama kamu." Elis masih diam menunduk. Perasaanya benar benar campur aduk.
"Sekarang ayo jawab, kamu mau apa tidak menjadi pacar saya?"
"Ma ... Maaf pak sebelumnya. Saya masih belum mau pacaran dulu. Karena kejadian kemarin saya jadi takut pacaran."
"Saya ngerti. Tapi tidak semua laki laki seperti mantanmu itu. Baiklah akan saya kasih waktu kamu sampai siap. Saya akan menunggu jawaban dari kamu."
Elis hanya mengangguk pelan. Setelah itu Mahesa pun pergi. Elis kembali duduk dengan perasaan campur aduk.
" Ya Tuhan, aku kenapa jadi gemetar dan deg degan gini." sambil mengusap dadanya.
"Aku pasti akan sangat canggung nanti saat kerja."
Elis cukup lama melamun. Sampai akhirnya temanya datang dan meminta dirinya untuk membantu untuk membersihkan kaca.
Elis dan temanya lalu pergi. Teman Elis bertanya tadi ngapain Pak Mahesa mencarinya. Elis berbohong, bilangnya Mahesa minta tolong buatkan minuman.
Elis dan temanya lanjut bekerja. sampai akhirnya jam makan siang. Mahesa mengirim pesan pada Elis untuk membelikannya makan siang .
"Beli tiga bungkus nasi bebek goreng. Cabe Nya jangan banyak banyak." itu pesan dari Mahesa. Elis yang memang sudah biasa membelikan makan siang Mahesa langsung pergi. Tapi kali ini Elis merasa akan canggung.
Elis sudah membeli tiga bungkus nasi bebek. Elis langsung membawa ke ruang Mahesa. Di dalam ruang Mahesa sudah ada Dina.
"Ini Pak makanannya."
"Siapkan di meja."
"Baik Pak."
Mahesa dan Elis rupanya jadi sama sama canggung. Bicaranya sangat kaku. Membuat Dina merasa aneh.
Elis menyiapkan makan siang untuk Mahesa. Mahesa lalu mengajak Dina makan siang bersama. Rupanya Mahesa ajak Dina makan siang bersama biar dirinya dengan Elis tidak merasa canggung.
Dina langsung mau lah di ajak makan siang. Apa lagi gratis. Elis mau pergi, tapi Mahesa menyuruhnya makan siang bersama. Elis beralasan ada kerjaan lain, tapi Mahesa tetap tidak membolehkan Elis pergi sebelum makan.
"Sudah Lis, ayo kita makan. ini kan jam istirahat. Kalau nanti ada yang marahin kamu, tenang ada bos yang akan membelamu. Bukanya kamu juga sudah biasa makan siang bareng si Bos?" Elis tidak menjawab hanya bisa diam saja.
Dina tuh sangat tau kalau Mahesa suka sama Elis. Dari sikap dan perhatian Mahesa itu sudah terlihat. Dina menarik Elis untuk duduk di sampingnya.
Elis terpaksa ikut makan siang bersama Mahesa dan Dina. Elis tumben makan sangat pelan. Rupanya Elis merasa sungkan gara gara pengakuan cintanya mahesa.
"Kamu makan yang benar. Kenapa kaya ngelamun gitu sih," Mahesa menegur Elis yang makanya pelan dan banyak diam.
Elis yang di tegur hanya mengangguk dan lanjut makan. Mahesa lalu mengambil minuman di dalam kulkas yang ada di dalam ruangannya. Mahesa mengambilkan tiga. untuk Dina langsung di berikan. Sedang untuk Elis, Mahesa membukakan tutupnya.
"Ini minum dulu," Mahesa memberikan botol minum ke Elis.
"Terimakasih pak," kata Elis pelan.
"Kenapa punyaku ngga di bukakan sih?"
"Buka sendiri bisa kan."
"Dasar Bos bucin," kata Dina pelan tapi Mahesa dan Elis masih bisa dengar.
Elis tadi makan dengan pelan. Sekarang Elis makan dengan cepat. Rupanya Elis sudah ingin cepat cepat pergi dari ruangan Mahesa.
Selesai makan, Elis pamit pergi duluan. Mahesa melarangnya pergi dulu, tapi Elis tetap pergi.
"Biarkan Elis pergi Pak. Dia pasti tidak nyaman dengan sikap Bapak yang berlebihan gitu."
"Berlebihan gimana sih. Menurut saya biasa saja."
"Itu menurut Bapak. Tapi bagi Elis Bapak bikin dia ngga nyaman."
"Ngga nyaman gimana? Bukanya perempuan itu senang di perhatikan?"
"Iya. tapi kalau di perhatikan sama pacarnya. Tapi kalau sama atasan kaya Bapak ya ngga bikin nyaman. Karena Elis hanya seorang karyawan, sedang Bapak Bosnya."
"Saya dan Elis juga mau jadi pasangan kekasih. Jadi ngga papa dong kalau saya perhatian padanya."
Dina dengar perkataan Mahesa langsung mau batuk. Dina cepat cepat ambil minum agar tidak terbatuk. Dina benar benar kaget dengar perkataan Mahesa.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih..
2024-03-23
1
Djuniati 123
sat set bang mantap😁
2024-02-29
1
milah fahri81
bener2 bucin nih pak Mahesa,hayo Dina kamu bantu ngomong ke Elis supaya mau jdi pacar bos .
2024-02-29
1