" Patrice, aku minta maaf. bukan maksudku untuk membicarakan dirimu dibelakangmu dengan Nazwa waktu itu". Nino kini mencoba untuk berbicara sendiri pada Sari.
" Untuk apa minta maaf kak? tidak ada yang salah disini. waktu itu aku hanya terlalu banyak pikiran. Seharusnya aku juga tidak bersikap seperti itu."
Hening....
" Baiklah kak, ada apa kakak memintaku datang kemari?"
Ya sekarang mereka ada di sebuah kedai bakso dekat kontrakan Sari.
" Mentraktirmu makan bakso, apalagi?"
Sebenarnya aku hanya ingin berada dekat denganmu, batin Nino. tentu itu hanya dalam hati, jika langsung mana berani.
" Kalau cuma mau traktir, kenapa gak ajak Nazwa juga kak?"
" Emang dia dimana sekarang?"
" Lagi ketemuan ma pacarnya, inikan malming kak".
" Ya kalau kamu mau double date ya gak papa sih, telpon aja?".
" Haahhh...." Sari bingung.
" Maksud aku kalau kamu mau ajak aja sekalian ma pacarnya ke sini".
Dasar mulut, kenapa sih gak bisa kontrol.
" Gak gengsi pa? seorang dokter plus direktur dadakan traktir karyawan di kedai bakso?" Sindir Sari.
" Kamu Mau pindah kemana? ke restoran mana? atau ke kafe mewah mana gitu?".
Nino merasa tertantang dengan ucapan Sari.
" Bercanda kali kak, aku di sini aja udah cukup.. tuh bakso pesanan juga sudah datang "
Tepat si mamang tukang bakso sudah sampai di meja depan mereka. Dan dua porsi bakso beranak sudah tersaji di meja.
Nino melihat Sari yang mulai menuang sambal.
" Jangan banyak-banyak sambalnya nanti sakit perut".
Sari meluruskan arah pandangan mata tepat pada bola mata Nino. Sontak membuat Nino menjadi grogi.
Harusnya kan dia yang grogi kalau ditatap, kenapa malah aku ya.
" Kakak kenapa?" Tanya Sari, Ia menyadari gerakan Nino yang mengindari dirinya.
" Oh, gak papa, makan gih, keburu dingin ".
" Kakak nih yang aneh, lihat punyaku aja sudah habis separo, tapi kakak belum mulai".
Benar saja, Nino melihat mangkok milik Sari sudah berkurang, sedangkan miliknya masih utuh.
🔹🔹🔹
" Baru pulang nie yang habis kencan" Sari melihat Nazwa di antar oleh Saiful saat dia baru sampai di teras.
" Sirik aja lo, makanya buruan cari cowok, biar gak jomblo terus". Kata Nazwa
" Kalau buatku pacar itu gak perlu dicari, ntar juga dateng sendiri".
" Kapan? " cibir Nazwa.
" Ya kapan-kapan, penting ya..... Eh Aa Ipul, masuk dulu...." Sari mengalihkan pembicaraan saat Nazwa akan menyahuti.
" Huuhhh... nyebelin"
Sari hanya tersenyum melihat Nazwa yang terlihat sebal padanya.
" Aa, gak usah mampir ya, udah malam. gak enak sama tetangga kontrakan". Nazwa memberi peringatan alias mengusir sang pacar yang masih setia duduk di atas motor.
" Kok diusir sih Wa, jahat banget kamu tuh". Sari merasa kurang setuju dengan sikap Nazwa.
" Nazwa bener Sar, ini juga sudah malam, jarak rumahku juga jauh kan dari sini". Saiful membenarkan kata-kata Nazwa sambil melirik benda yang ada dipergelangan tangannya.
" Ya udah, Aa pulang dulu ya". Pamit Saiful.
" Ya udah hati-hati Aa.... Sampai rumah jangan lupa....." Nazwa memberi kode dengan tangannya yang melipat ketiga jari tengahnya dan menempelkannya ditelinga.
" Ok, siap."
Setelah Saiful tak terlihat, Nazwa dan Sari sama masuk ke dalam, namun saat Sari mengeluarkan kunci, timbul kecurigaan Nazwa.
" Kamu juga baru pulang?"
" Iya, emang kanapa?".
" Dari mana?" selidik Nazwa.
" Kepo amat sih lo".
" Bukan gitu,... biasanya kita selalu pamit kalau mau pergi kan?".
" Iya,... tapi kan tadi kamu udah pergi duluan, terus aku harus pamit ma siapa? pintu?... ih lucu kamu tuh.. jugaan aku cuma ke warung bakso pinggir jalan sana, curigaan amat sih.."
Sari tahu kalau Nazwa bukan tipe orang yang mudah puas dengan jawaban atas pertanyaannya.
" Sama siapa?" Nazwa kembali bertanya kepada Sari.
" Ya ampyun Wa, sedetail itu sih" Sari mulai jengkel dengan Nazwa yang terlalu banyak tanya.
" Kamu tuh udah kayak emak-emak yang interogasi anak perawannya yang pulang hampir pagi, aduhhh... pusing aku lama-lama."
Nazwa semakin yakin kalau Sari pasti pergi dengan seseorang, karena yang dia tahu, Sari selalu membawa makan yang ia beli, dan memakannnya dirumah.
" Jawab aja, sama siapa?".
" Sama kak Nino, puas lo! udahlah, berhadapan sama emak-emak bawel emang gak ada kelarnya".
Sari kemudian pergi menuju kamarnya.
Nazwa terlihat lega mendengar jawaban dari Sari yang pergi dengan bosnya.
Ia kemudian juga masuk ke dalam kamarnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Lindha Suryani
aq juga mah, gak muluk muluk,, ditraktir bakso juga udah Alhamdulillah,,wkwkwjwk....
2021-10-13
1