Telpon Tengah Malam

Aku suka menjaga sesuatu yang baik, tapi jika yang baik itu ibarat gelas kaca, dan kau sengaja menghancurkannya, maka tidak ada pilihan lain selain aku membuangnya ke kotak sampah. Jadi jagalah itu, sama seperti aku menjaganya....

Waktu sudah menunjukkan pukul 23:59

Sari masih termenung dalam kamarnya seorang diri, matanyapun belum ingin terpejam. Nazwa yang belum kembalipun samakin menambah sepi situasi saat itu.

Kegelisahan karena memikirkan hubungannya dengan keluarganyapun membuatnya tak bisa memejamkan kedua matanya yang mulai tampak lelah.

Bunyi benda pipih di atas bantal membuyarkan lamunannya. Dilihatnya siapa yang tertera dilayar benda itu.

' kak Nino...'

" Iya kak...."

"Belum tidur?" terdengar suara Nino di benda itu.

" Belum, kenapa telpon jam segini, ini sudah malam".

" Aku lagi jaga, jadi mana bisa aku tidur..."

" Oh....."

" Kok hanya Oh.... tanya apa gitu...." terdengar nada kecewa Nino.

" tanya apa gitu..." Sari mengikuti cara bicara Nino.

" Maksudnya, kamu bertanya kenapa aku menelponmu?" Nino mulai kesal dengan tanggapan Sari.

'aneh'

" Iya kakak ada apa kok telpon malam-malam?"

" Ish.... sok manis". ledek Nino

" Salah lagi, sudahlah aku mau tidur"

" Eit.... tunggu dulu, jangan marah sayang, nanti manisnya ilang lho".

' salah makan apa sih dia?'

Sari bukannya tersanjung, malah heran dengan tingkah sang penelpon.

" Kak, kesambet ya?"

" sembarangan ngomongnya, doain itu yang baik,...."

" Habis kakak aneh banget"

" aneh gimana?"

"tau...ah, gelap. kalau gak penting aku matiin nih?!" Ancaman Sari ternyata manjur.

" Ok... ok, sekarang aku mau ngomong serius nih".

" Beneran?".

" Iya, gak percaya amat sih".

" Ya udah buruan ngomong, udah ngantuk nih.."

Nino tidak langsung ngomong, namun malah diem.

" Kak....?! hellow.... masih ada orang kah?"

"........."

" Besok kita ke rudah paman dan bibimu ya".

Kini nada bicara Nino mulai serius.

"Kakak mau ngapain ke sana? aku sibuk, banyak kerjaan, jugaan bukan waktuku ambil cuti" terangnya.

" Ada yang harus kamu tahu, dan ini penting menyangkut dirimu".

" Apaan sih kak, aku gak ngerti deh"

Sari semakin binggung mendengar penuturan Nino.

" Makanya besok kita ke sana, biar kamu tahu semuanya".

Tidak ada gunanya meminta penjelasan, lebih baik aku iya in ajalah biar cepet.

" Ok,... jam berapa? biar besok aku ijin sama pak Ridwan dulu ya".

" Aku sudah bilang sama beliau, kamu tinggal siapin dirimu aja, dandan yang cantik, tunggu aku jemput di kontrakan".

' tuh kan semakin aneh'

" Emang mau ada acara apa?"

" Lamaran"

" Haaaaahhh..., emang siapa yang mau lamaran? mendadak amat? kenapa aku tidak ada yang ngabarin ya?" Nada bicara Sari meninggi karena kaget, membuat Nino ingin menahan tawa, merasa berhasil mengerjai Sari, semakin timbul niatnya untuk menjahili.

" Lamaran kamu?"

Deg..... deg.... deg.....

Apa aku sebegitu tak berharganya bagi mereka, sampai-sampai mereka tega akan menjodohkan ku, tanpa meminta pertimbangan dariku. Sari mulai terbawa suasana. Diamnya Sari, membuat Nino merasa tidak enak hati.

" Patrice, kamu masih di sana? hallooow..?"

" Aku masih di sini, serius apa yang kakak bilang tadi?" Tanya Sari memastikan.

" Iya......"

" Tapi bo'ong " lanjut Nino kemudian.

Sari seketika memutuskan panggilan telpon, dan melempar hpnya ke ranjangnya. Rasa jengkel karena dikerjai oleh Nino seketika membuncah. tak lama kemudian Nino kembali melakukan panggilan, hingga berkali-kali, namun Sari tetap diam.

pip....

' maafkan aku kalau bercandaku keterlaluan, tapi besok pagi serius aku jemput, siap-siap ya. Selamat malam, selamat tidur' ~kak Nino

Hanya membaca sekilas,.kemudian Sari meletakkan lagi hpnya, dan mulai memejamkan mata. Berharap besok menjadi hari yang baik baginya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!