sebenarnya Sari merasa tidak enak diam seharian tanpa bercanda dengan Nazwa, berbicarapun jika perlu, itu juga hanya menyangkut pekerjaan. Sedangkan dengan Nino sendiri, hampir sehari mereka tidak bertemu karena kesibukan yang berbeda.
Nazwa sendiri merasa takut untuk memulai lebih dulu, karena memang dia yang salah. Sehingga mereka benar-benar canggung.
Malamnya, Nazwa memberanikan diri untuk mendatangi kamar Sari untuk meminta maaf.
Karena hanya kata maaf yang bisa mengubah semua keadaan yang tidak baik menjadi baik bahkan lebih baik.
" Sari, maukan kamu maafin aku? aku sebenarnya hanya bermaksud menolongmu".
Nazwa mencoba untuk memberi penjelasan.
" Sudahlah Wa, aku juga minta maaf, hanya masalah begini saja seharusnya kita tidak harus berada disituasi seperti ini. Mungkin karena terlalu banyak pikiran, jadi aku mudah tersinggung".
Mendengar jawaban Sari, membuat Nazwa merasa lega dan memeluk sahabatnya itu.
🔹🔹🔹
Sedangkan di tempat lain, Nino sedang berada di kamarnya saat kemudian ibunya masuk.
" Eh bunda,.. ada apa?" Nino berangsur duduk dari ranjangnya.
Bunda Eva mendekati anak semata wayangnya dan duduk di tepi ranjang menghadap Nino.
" Apa kamu sudah bertemu dengannya?" Tanya Bunda Eva pada Nino.
" Sudah bun" Jawab Nino.
" Kamu masih ingat janjimu kan?"
Nino hanya mengangguk mengiyakan pertanyang sang bunda.
" Usiamu sudah memasuki kepala tiga, kini sudah waktunya kamu berpikir tentang pendamping hidup? dan kapan kamu akan mengenalkannya pada bunda?"
" Setelah semuanya selasai bunda, Sebelum semuanya selesai, Nino belum bisa memikirkan yang lain lagi."
" Lalu kapan kamu akan menyelesaikannya? jangan terlalu mengulur waktu. Sudah saatnya dia tahu yang sebenarnya ".
Bunda Eva berusaha membujuk Nino.
" Saya masih berpikir Bun, sepertinya waktunya belum tepat ?".
Nino memberi alasan pada bundanya.
" Jangan terlalu lama nak, bunda yakin dia akan lebih mudah mengerti. Dia sudah besar kan? Bunda yakin dia adalah orang yang kuat dan ini mungkin saatnya untuk memberi tahu yang sebenarnya."
" Tapi bunda, Nino takut jika kita memberitahu
tentang itu, keluarganya akan semakin membuatnya menderita, sekarang saja semua beban di tanggungkan pada dia bun, dan jika bunda tahu bagaimana dia berjuang saat ini, rasanya ini tidak adil untuknya".
" Lalu apa rencana kamu?"
" Nino masih memikirkannya Bunda."
" Bunda tahu, ini akan sedikit sulit, tapi bunda yakin kamu pasti tahu yang terbaik"
Bunda mencoba memberi semangat, walaupun dia tahu untuk itu bunda Eva harus sabar.
" Boleh bunda bertemu dengannya?" Pinta bunda Eva.
" Bunda tidak akan mendahuluimu untuk memberitahukannya, itu akan kita lakukan bersama-sama nanti, tapi bunda hanya ingin mengetahui bagaimana keadaannya saat ini." lanjutnya.
" Bunda datang aja ke hotel, dia bekerja jadi recepsionis di sana. Tapi bunda jangan terang-terangan ya, Nino takut dia bingung nanti". Pinta Nino pada bundanya.
" Jangan kawatir, bunda tidak akan mendekat, mungkin lirik-lirik dikit boleh kan?" Goda Bunda Eva.
" Jangan, nanti bunda naksir" Nino menimpali candaan bundanya.
" Masak jeruk minum jeruk".
Mereka akhirnya tertawa bersama.
" Apa dia cantik ?" Tanya bunda Eva.
" Dia manis".
" Kamu naksir?"
" emang boleh bun?"
" Dia adik sepupumu ".
" Tapi kami tidak ada hubungan darah kan bun?"
" Tapi dia anak pamanmu".
" Hanya anak angkat"
" Lalu kenapa dulu kamu merengek ingin membawanya pulang ke rumah?"
" Aku ingin punya adik ".
" Lalu sekarang kalian kakak adikan?".
" Mungkin akan berubah ".
" Memang dia mau?".
" Aku akan membuatnya mau bunda".
" Haahh... sudahlah berdebat denganmu memang tidak ada ujungnya."
" Itu kalau berdebatnya sama bunda" timpal Nino.
" Kamu itu, mbok ya sama bunda sendiri ngalah Napa?"
" Kalau ngalah sekarang gak seru bunda".
" Terus kapan ngalahnya?".
" Kalau bunda mau restuin kami".
" Kamu sama dia?" Tanya bunda
" sama siapa lagi bunda"
" Tanya sama orangnya dulu, mau gak sama kamu". ledek bunda Eva.
" Bunda gak yakin nie sama kemampuan, ketampanan, kepintaran, ke.....".
" Sejak kapan kamu jadi narsis kayak gini? potong bunda Eva.
" Sejak dalam kandungan Bunda".
timpal Nino.
" Astaga"
Bunda kemudian beranjak meninggalkan kamar anak semata wayangnya yang ia tahu semakin aneh aja keluakuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Mak sulis
wadduh..ternyata ada rahasia terpendam..tambah semangat bacanya..penasaran.
semangat Thor...ceritamu menarik dengan bahasa yang lumayan enak dibaca
2021-08-22
1