Pagi harinya Sari dan Nazwa sudah bersiap-siap berangkat dengan mengendarai motor matic. Namun tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat dihalaman kontrakan. Seseorang turun dan berjalan ke arah mereka, membuat Sari dan Naswa bingung kenapa pagi-pagi begini Nino sudah ada di sana.
" Pagi semua, sudah siap berangkat?" Nino menyapa keduanya yang masih bingung dengan tujuan kedatangan Nino.
" Pagi" jawab mereka serentak.
" Ngapain pagi-pagi kesini kak? bukannya kakak harusnya kerja?" Tanya Sari.
" Kan sekarang aku kerja di tempat yang sama dengan kalian, karena pak Ridwan sudah mulai cuti, jadi sekalian aja jemput biar sekalian jalan". kata Nino
" Tapi kak, gak usah repot-repot, kami bawa kendaraan sendiri kok". Sari berkata sambil merujuk pada motor yang sudah terparkir.
" Baiklah kalau kalian keberatan. Tapi bolehkan hari ini khusus biar kakak yang antar?" Pinta Nino
" Gimana ya...... gimana Wa?" Sari berpikir sebelum akhirnya meminta pendapat Nazwa.
" Aku sih oke aja, tapi ntar pulangnya gimana?" Tanya Nazwa
" Ya kakak antarlah, emang dulu gak gitu?" Nino merasa tidak terima, seolah-olah dirinya dianggap tidak bertanggung jawab.
" Cieeee.... mengenang masa lalu niyeee...." goda Nazwa.
" Anggap aja gitu, ya kan Patrice?"
Perkataan Nino sontak membuat Sari merasa malu.
" Gak papa juga kali Sar, jugaan gak ada yang salah. Kamu jomblo jadi gak ada yang marah kan." Nazwa semakin gencar menggoda Sari, membuat Nino tersenyum melihat tingkah kedua orang yang ada di hadapannya.
" Ya udah, tapi untuk hari ini aja ya kak, kalau tiap hari ntar takutnya ngrepotin." Kata Sari
" Sebenarnya sih maunya tiap hari, kayak dulu. tapi ya udah yuk brangkat."
Akhirnya hari ini mereka pulang pergi diantar jemput Nino. Sebenarnya Nino masih merasa belum lega jika belum bisa menjaga Sari seperti yang ia lakukan dulu, tapi keadaan sekarang yang berbeda. jika dulu sari harus pergi pagi-pagi buta untuk berjualan keliling, namun sekarang ada Nazwa yang bersamanya, sehingga tidak ada alasan untuk kawatir berlebihan terhadap Sari.
🔹🔹🔹🔹
Jam pulang bagi mreka sudah tiba, sebelum akhirnya mereka digantikan oleh karyawan lain yang bertugas. Sari dan Nazwa berencana mengunjungi kafe milik paman Nazwa, namun rencana mereka gagal tak kala mobil Nino berhenti si depan mereka. Nino turun memghampiri mereka.
" Sudah mau pulang? yuk masuk". Ajak Nino.
Sesuai janji pulangnya Nino kembali mengantar Nazwa dan Sari. Namun saat sampai di taman, Nino menghentikan mobilnya di pinggir taman.
" Kak kok berhenti ?" Sari bingung, kenapa tiba-tiba Nino menghentikan mobilnya.
" Kita makan dulu ya, saya laper". ajak Nino memberi alasan. Mau tak mau Sari dan Nazwa pun turun dari mobil mengikuti kemana Nino berjalan. Dan ternyata penjual nasi uduk yang jadi tujuan Nino.
" Kak, jangan disini ya, tempat lain aja!". Sari mengajak Nino untuk pindah.
" Kenapa?". Nino mengernyitkan dahi tanda tidak mengerti, namun tarikan tangan Sari pada lengannya membuatnya mengikuti kemana Sari melangkah, dan akhirnya mereka duduk di kedai bakso. Sari memesan bakso untuknya dan mie ayam untuk Nino dan Nazwa. kemudian dia duduk di meja yang telah lebih dulu oleh Nino dan Nazwa.
" Kenapa jadinya makan di sini?." Akhirnya Nino kembali bertanya kepada Sari.
" Kalau cuma mau makan nasi uduk, besok pagi Sari bawakan, sayangkan uangnya buat beli yang seharusnya tidak di beli".
" Jadi makin gak ngerti saya". Nino masih gagal memahami maksud Sari.
" Sari itu tiap pagi jualan nasi uduk kak, tapi online" Nazwa berusaha menjelaskan.
" Liat tu, hapenya bunyi terus, itu pasti orderan buat besok pagi ". Nazwa menunjuk hp Sari yang terlalu sering terdengar bunyi notifikasi pesan masuk.
" Wa, kamu bisa diem gak?" Sari mencoba mencegah Nazwa melanjutkan kata-katanya.
" Emang benar kan Sar, parahnya lagi hasilnya cuma buat bantu keluarga bibimu yang selalu jadi benalu ". Sari melotot ke arah Nazwa, dia terlihat marah terhadap sahabatnya itu.
" Beneran apa kata Nazwa?" sekarang gantian Nino mengintrogasi Sari. Beruntung pesanan mereka tiba, jadi masih ada jeda untuk tidak berbicara. Namun setelah pelayan pergi Nino kembali mengulang pertanyaannya, namun Sari diam, terlihat malas untuk menjawab.
" Ya sudah kita makan dulu ". Akhirnya Nino memutuskan untuk tidak membicarakan tentang Sari dan fokus pada makanan yang ada di depannya. Ia tahu bahwa memaksa Sari untuk bercerita, itu tidak akan berhasil saat ini. Namun ia tetap akan mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi pada Sari. 'maaf jika selama ini aku tidak tahu apapun yang terjadi padamu, namun aku berjanji selama aku melihatmu, maka aku akan selalu menjagamu' Nino bergumam dalam hati sambil menikmati makanannya, sesekali ia melihat ke arah Sari yang kepedasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments