Kepergok

Ternyata Nino tidak menepati janjinya untuk tidak menjemput Sari di kontrakan, nyatanya pagi ini ia kembali datang bahkan kali ini ia datang lebih pagi ketimbang kemaren.

Nino turun dari mobilnya bertepatan dengan Sari yang akan keluar dengan menenteng plastik besar berisi beberapa pesanan nasi uduk siap antar dalam bungkusan sterofom.

" Mau dibawa kemana?". Nino bertanya sambil memghampiri Sari di teras.

" Antar pesanan kak. Kakak ngapain kok sepagi ini udah ke sini?"

Sari heran, kenapa pagi-pagi Nino sudah ada di sana.

"Bukannya Sari udah bilang gak usah repor-repot jemput. Sari kan udah ada motor dan Nazwa yang siap antar jemput." Nada bicara Sari menyiratkan keberatan atas kedatangan Nino. Nino menyadari itu.

" Kakak bukan mau jemput kamu, tapi mau nagih janjimu". kata Nino

" Janji apa? jangan ngada- ngada yang gak ada". Sari mulai kesal

" Katanya kemaren mau bikinin nasi uduk, nah

kayaknya pas banget kan waktunya...." Nino melihat tentengan plastik di tangan Sari.

" Ini pesanan orang kak, kalau mau di dalam masih ada. Minta tolong Nazwa aja ya, Sari buru-buru nih".

Nazwa melihat dua orang berbincang di teras, kemudian ia menghampiri mereka...

" Eh, bos... pagi-pagi udah sampe sini aja?" tanya Nazwa pada Nino.

" Wa, tolong ya, siapin sarapan buat kak Nino pake nasi uduk yang masih di termos ya, jangan yang udah di packing? aku brangkat dulu". Sari buru- buru pamit, karena jarum jam terus berjalan dia takut semaunya terlambat.

Nino dan Nazwa masuk ke dalam. Nino melihat dua plastik sama seperti yang di bawa Sari tadi. Ia melihat bungkusan sterofom di dalamnya dan ia yakin itu pasti berisi nasi uduk.

" Itu pesanan bos, nanti mau diambil makanya di tinggal." Kata Nazwa. Ia keluar dengan nampan berisi sepiring nasi uduk lengkap dan segelas teh hangat.

" Silahkan bos." Nazwa meletakkan nampan di meja.

Nino melihat dan duduk dikursi yang dekat dengan meja, kemudian memulai menyuap nasi ke dalam mulutnya.

" Bos, sengaja ya datang? bukan mau jemput kan?". Nazwa menebak tujuan kedatangan Bosnya.

Nino hanya mengangguk membenarkan kata-kata Nazwa dan fokus pada makanan di depannya.

" Bos, Sari juga cari kerja tambahan jadi singer di kafe kemaren tempat kita ketemu".

Nino berhenti mengunyah dan meletakkan sendok yang sedang ia pegang.

" Kamu serius? untuk apa dia harus mencari tambahan lagi?" Tanya Nino

" Buat bayar cicilan rentenir bos, kalau gak salah jumlahnya sekitar 50 jutaan."

" Kenapa dia gak bilang?"

Tiba-tiba Sari masuk ke dalam dan melihat Nino yang belum menghabiskan sarapannya, sedangkan Nazwa hendak beranjak dari tempat ia duduk.

" Kalau mau ngomongin orang tu pas lagi ada orangnya, giliran orangnya ada malah mau pergi". Sari menyindir Nazwa yang ketahuan membicarakan dirinya pada Nino

" Kenapa gak tanya langsung aja sih sama orangnya daripada denger dari orang lain?"

Nada bicara Sari terdengar datar. Ia kemudian mengambil beberapa kantong plastik dan membawa keluar. Sedangkan kedua orang yang kepergok itu hanya bisa saling pandang.

Sampai akhirnya Sari masuk kembali.

" Kenapa kok diam?" tanya Sari pada Nino dan Nazwa.

Nino kemudian branjak dari duduknya dan menghampiri Sari yang sibuk membereskan dapur. Ia hendak membantu namun di cegah oleh Sari.

" Kakak duduk aja, habiskan sarapannya. Biar aku aja yang beresin ini". Nino hanya menuruti dan melanjutkan sarapan yang tertunda, namun ia tahu bahwa Sari kecewa dengannya dan Nazwa yang sengaja membicarakan dirinya.

Bahkan saat berangkat kerjapun Sari kekeh ingin naik motor ketimbang menumpang mobil Nino. Nazwa jadi merasa tidak enak dengan situasi ini.

'Mana ditempat kerja harus bareng lagi, kan gak enak kalau diem-dieman gini' batin Nazwa.

Sesampainya di hotel, Nino mengejar Sari yang lebih dulu masuk ke lobi.

Namun dicegah oleh Nazwa.

" Bos, lebih baik kasih waktu dulu ya buat Sari. Nanti kalau sudah lilih, biar saya yang bujuk dia."

Akhirnya Nino hanya bisa pasrah dan menuruti perkataan Nazwa. setidaknya ini memang salahnya yang lebih memilih mendengar dari orang lain dari pada langsung dari sumbernya. Dan ia tahu betul dari dulu Sari tidak menyukai itu. Kenapa dia bisa lupa itu. Ternyata dia tidak berubah.

Terpopuler

Comments

Mak sulis

Mak sulis

mulai ada drama2nya...seru nih..tapi jangan lama2 ngambeknya ya...

2021-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!