Bekerja disebuah hotel megah, namun inilah Sari, harus bisa melihat peluang karena hingga saat ini, kewajiban membantu bibi dikampung tetap harus berjalan. Apalagi dengan biaya pendidikan adik-adiknya yang semakin bertambah, maka bisnis nasi uduk yang dulu pernah ia geluti kembali ia jalankan.
Posisi rumah kontrakan yang strategis, dekat dengan kawasan pabrik, disini jugalah Sari kembali bèjualan nasi uduk disaat pagi hari sebelum berangkat kerja, hanya bedanya kalau dulu berkeliling komlpek, namun sekarang menggunakan ponsel semua bisa berjalan. Bukan tanpa alasan dia mencari tambahan, hanya berjaga-jaga saat ada keperluan mendadak.
Dari jam 6 pagi, dia sudah sibuk mengantar pesanan pelanggan yang sudah order dari kemaren, kadang ada juga yang ambil ditempat. menunggu waktu berangkat kerja, kegiatan sehari-hari Sari yang harus bekerja extra keras untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dikampung.
"Sudah beres Sar?"
" Udah yuk, cabut "
Dengan berboncengan motor Nazwa dan Sari pergi ke hotel tempat mereka bekerja. Bunyi dering ponsel Sari, membuatnya menepikan motor yang ia kemudi.
" Iya Mia ada apa?" ternyata telpon dari Mia anak bungsu bibinya.
" Mbak, bapak kecelakaan, sekarang ada dirumah sakit" Terdengar suara Mia yang bergetar sambil menangis.
" Bagaimana bisa Mia?"
" Bapak jatuh dari gedung mbak, dan harus segera dioperasi"
" Apa begitu parah Mia?"
" Tulang rusuknya ada yang patah mbak, dan sampai sekarang bapak belum sadar"
Sejenak Sari terdiam, bingung harus bagaimana. Operasi itu pasti butuh biaya dan darimana bibi bisa mendapatkan uang itu.
" Mia, berikan telpon pada bibi" pinta Sari
" Iya Sar..." terdengar suara bibi Asih
" Bibi, bagaimana paman?"
" Pamanmu belum bisa dioperasi, karena dananya harus dibayar dimuka"
" Berapa?"
" Tadi bibi dapat informasi sekitar 50juta Sar, entahlah bibi bingung harus bagaimana... "
Sari terdiam, uang sebesar itu darimana ia bisa dapat.
" Bi, pinjamlah dulu pada pak Gofar, nanti biar Sari yang bantu bayar cicilannya"
" Tapi Sari, bunganya saja sudah besar. Bagaimana bisa kita membayar hutang sebesar itu"
" Bi, untuk saat ini keselamatan paman lebih penting, nanti kita pikir lagi ya caranya..." bujuk Sari.
" Baiklah Sari"
Akhirnya bibinya mengalah. demi paman yang sudah dianggap seperti ayahnya, Sari harus kembali memutar otak. Bagaimana cara membayar hutang pada rentenir dengan jumlah uang sebesar itu. Sari memijit pangkal hidungnya untuk meredakan rasa sakit dikepalanya.
"Sar, kamu baik-baik aja kan?" Suara Nazwa menyadarkan kembali bahwa ia tidak sendiri dan masih berada di pinggir jalan.
" Wa, kamu yang bawa ya motornya"
" Tapi kamu gak papa kan?"
" Pamanku kecelakaan Wa, butuh 50juta untuk biaya operasi" kata Sari.
Kata-kata Sari sudah cukup menjelaskan bahwa Sari tidak dalam keadaan baik-baik saja. Hanya motivasi yang bisa Nazwa berikan pada sahabatnya. Nazwa cukup tahu bagaimana keadaan Sari, apalagi ditambah dengan biaya operasi pamannya yang tidak sedikit. ' Kasihan kamu Sar' hanya itu yang bisa keluar dari dalam hatinya. Namun, kata ' salut' juga ia berikan pada seorang Sari. 'Tidak pernah ada kata menyerah dalam hidupmu Sar, semoga kelak perjuanganmu tidak sia-sia' untaian doa itu yang bisa Nazwa berikan untuk Sari.
Kemudian mereka kambali melaju menuju hotel tempat bekerja. kembali melanjutkan mencari sesuap nasi dan cicilan hutang yang akan ia hadapi. Semangat Sari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
nipiqu
kamu bs sari... be taft
2021-08-05
0
Chybie Abi MoetZiy
❤❤❤
2021-03-30
0
Roroazzahra
sedih😥😥
tapi tetap semangat sari
2021-02-18
0