Harus lebih giat untuk mencari tambahan pendapatan, gimana caranya? Sari berpikir, secara uang cicilan yang harus dibayar sangat besar, belum bunganya.
" Huuuhhh..."
Suara nafas berat Sari
" Kenapa Sar?" tanya Nazwar
" Bingung aja Wa, harus gimana"
Suara ponsel Sari kembali berdering
" Iya bibi"
" Pamanmu sudah sadar"
" Syukurlah bibi, aku turut senang jika paman sudah sadar"
" Tapi Sari, bisakah kamu pulang dulu, semenjak sadar, pamanmu selalu menanyakanmu, ada yang harus disampaikan"
" Tapi bibi, aku belum bisa, bagaimana dengan pekerjaan Sari?"
" Sekali ini saja nak, coba turutilah keinginan pamanmu"
"........" Sari terdiam sejenak
" Sari..... " bibi kembali memanggil
" Iya bibi akan Sari usahakan"
" Terima kasih Sari, maaf sudah merepotkanmu"
" Tidak apa-apa bibi"
Sari bingung kenapa tiba-tiba bibinya memintanya untuk pulang, jika pamannya sudah sadar, berarti semuanya baik-baik saja. Tapi kenapa ia diminta untuk pulang. Lebih baik ia segera urus ijin cuti dan segera pulang menemui pamannya.
🔹🔹🔹🔹
Di dalam ruangan yang berdinding serba putih dilengkapi alat-alat medis, di sinilah Sari sekarang berdiri menemui pamannya yang berbaring lemah ditemani sang bibi
" Paman, apakah paman baik? Sari sudah di sini"
" Terima kasih Sari, kamu mau menemui pamanmu" kata bibi
" Sudah pasti bibi, paman sudah seperti orang tua bagiku, tidak ada alasan untuk tidak menuruti keinginannya"
" Sari " panggil paman
" Iya paman, ini sari. Paman harus istirahat agar cepat pulih "
" Tidak Sari, ada hal yang harus paman sampaikan, mungkin setelah ini paman bisa tenang"
" Paman ini bicara apa?" Sari bingung dengan kalimat pamannya
" Paman harus menyampaikan kebenaran tantang siapa sebenarnya dirimu"
" Maksud paman apa?"
" Sari, kami minta maaf jika kejujuran kami akan melukaimu, mungkin ini sudah saatnya kamu tahu yang sebenarnya "
" Katakan paman, bibi jangan semakin membuatku bingung"
Sari memndang kedua orang tua dihadapannya ini dengan bingung
" Sari, sebenarnya kamu adalah anak kandung kami" kata paman
Sari belum percaya dengan perkataan pamannya
" Waktu itu kami bingung saat kelahiranmu, kami tidak memiliki uang untuk biaya kelahiranmu, dan ada orang baik yang mau membantu biayanya, dengan syarat kamu harus diberikan pada mereka. Sebenarnya kami tidak rela, namun kami bisa apa Sari. Keadaan yang tidak memingkinkan, sedangkan ketiga kakakmu masih sangat kecil dan kami tidak memiliki cukup uang."
" lalu....." kata Sari datar
" Kami terpaksa menyerahkanmu. Namun satu tahun kemudian kedua orang tua angkatmu mengalami kecelakaan. Dan beruntungnya kamu masih selamat, dan kami kembali mengambilmu"
" Tapi mengapa kalian tidak mengakuiku selama ini, dan hanya menganggapku sebagai anak angkat kalian?" protes Sari
" Itulah kesalahan kami Sari, kami minta maaf" kata paman dengan nada menyesal
Bagaimana aku bisa memaafkan? Sedang aku saja masih belum bisa menerima kenyataan.
Sekali lagi aku harus apa? kenapa aku harus mengetahui kenyataan ini? bukankah lebih baik mereka menyimpan rapat - rapat rahasia ini, ketimbang akhirnya aku harus tahu yang sebenarnya. Sari hanya diam, berkutat dengan pikirannya sendiri.
" Sari..... maukah kamu memaafkan kami?" kata bibi menyadarkan lamunan Sari
" Jujur, Sari tidak tahu... Sari butuh waktu" kata Sari masih dengan nada datar.
Shock, itulah sari saat ini mengetahui bahwa paman dan bibinya adalah orangtua kandungnya.
Namun kenapa mereka tega tidak mengakuinya? Apakah salah jika saat ini Sari belum bisa menerima kenyataan itu?
Harus bahagiakah dia saat mengetahui kedua orang tuanya masih ada dan bahkan mengurusnya dalam sebuah kebohongan?
Kenapa mereka tidak membiarkan saja aku ikut mati bersama kedua orang tua angkatmu waktu itu? Tapi malah mengambilku namun tidak mengakuinya. Apa sebenarnya tujuan mereka?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Mak sulis
panasaran guast...
mending lanjut baca deh..
2021-08-22
0
DEVANO F. S
hmmmmmm
2021-02-04
0
Febyana Tasya
masih mistefi tapi bagua
2021-02-02
0