Pertemuan

Nino merasa ada yang tidak beres dengan Sari. Ia berniat mencari sendiri apa yang terjadi, dengan bertanya pada Nazwa, ia yakin sahabat Sari itu tahu betul apa yang sedang dialami oleh Sari.

Sesui perjanjian, keduanya sepakat bertemu tanpa sepengetahuan Sari. Mereka kini duduk di kafe milik paman Nazwa.

" Ada apa bos?" Nazwa membuka perbincangan, setelah pelayan mengantarkan pesanan mereka.

" ini tentang Sari ". kata Nino.

" Saya masih kepikiran tentang perkataanmu tempo hari. Dan untuk memastikan apa benar selama ini dia berjualan nasi uduk". Tanya Nino kemudian.

" Benar bos, kadang saya jadi kasihan sama dia, tiap bulan gajinya selalu habis dikirim ke bibinya. Makanya dia mencari tambahan untuk mencukupi kebutuhan dia, ditambah lagi sekarang angsuran bertambah karena kecelakaan pamannya." Nazwa mulai menceritakan masalah yang dialami oleh sahabatnya itu.

" Dia bukan pamannya Wa, dia ayah kandungnya, selama ini mereka membohongi Sari". Nino juga mulai menceritakan kenyataan siapa Sari.

" Kok bos tahu". Nazwa terlihat kaget dengan pernyataan Nino.

" Ayahnya dirawat di tempat saya bekerja, dan tanpa sengaja saya melihat Sari berjalan masuk ke salah satu kamar pasien. waktu itu saya juga kurang yakin apakah itu Sari atau bukan. Namun saya tetap mengikutinya dan saya mencuri dengar saat mereka mengatakan kebenaran itu. Saat itu Sari terlihat shock. Dia keluar dari ruangan itu, dan saya melihat jelas liontin yang dia kenakan, sehingga saya yakin itu dia."

Nazwa kini mulai paham kenapa waktu saat kunjungan waktu itu Nino diam saja saat melihat Sari walaupun kenyataannya mereka saling kenal. Ia maklum jika waktu itu keduanya tidak saling mengenali, karena waktu 10 tahun bukanlah waktu yang sebentar, sedangkan secara fisik saja pasti sudah banyak perubahan. Jika bukan karena barang peninggalan, memang mustahil jika mereka akan saling mengenali setelah 10 tahun tidak bertemu.

" Jadi selama ini bos selalu mencarinya?" Nazwa semakin penasaran.

" Tidak selama itu, mungkin tepatnya 5 tahun terakhir saat saya sudah mendapat gelar dokter saya, dan mulai bekerja. Namun saya tidak bisa menemukan dia. sehingga saya memutuskan kembali ke kampung dan bekerja di RS tempat ayah saya bekerja waktu itu. "

" Bos, bos kan anak pemilik hotel itu, secara hotel itu terkenal dan memiliki anak cabang di berbagai kota, kenapa bos tidak tertarik ngurus hotel aja, ketimbang jadi dokter?"

Bukan tanpa alasan Nazwa bertanya seperti itu kepada atasannya, secara pemilik hotel malah memilih menjadi dokter sedangkan hotelnya hanya dipercayakan pada orang lain. Huuuhhh... dasar horang kayah...

" suatu saat kamu akan tahu siapa pemilik sah dari hotel ini Wa, untuk saat ini kamu cukup jadi teman yang baik untuk Sari. Apapun yang terjadi padanya tolong beritahu saya". Pinta Nino

" Si Bos ni aneh, emang berani bayar saya berapa ?" tantang Nazwa, maksud dia sih bercanda, namun reaksi Nino diluar dari jangkauannya.

" Saya kasih kamu mobil saya" Nino merujuk pada mobil mewah yang terparkir di halaman depan kafe.

" Ah si bos ini, bercanda pake berlebihan".

" Saya tidak bercanda Nazwa, sementara ini saya titip Sari ke kamu. karena hanya kamu teman dia saat ini". Nada bicara Nino terlihat sangat serius sehingga membuat Nazwa semakin heran.

" Ya sudah saya kembali ke hotel dulu ya, ini nanti tolong bayarkan". Nino meletakkan beberapa lembar ratusan ribu di atas meja, kemudian beranjak pergi menuju pintu keluar.

Nazwa hanya bisa menatap punggung bosnya yang semakin tidak terlihat. Sejurus kemudian pandanganya beralih pada lima lembar ratusan ribu di meja. Orang kaya emang gampang mengeluarkan uang, bayar minum ma cemilan aja uangnya segini banyak. Hahh... lumayan sisanya bisa buat beli bensin.

Namun pikiran Nazwa kembali pada perkataan Nino yang menawarkan sebuah mobil mewah sebagai imbalan untuk menjadi teman dekat Sari, makin tidak mengerti saja dia. Bisa lola nih kepala mikirin, batin Nazwa.

lah dari pada kasihin saya tu mobil, bukannya enakan kasih Sari aja, kan lumayan bisa dijual buat bayar hutang ke rentenir, sisanya masih banyak pula, bisa buat modal bikin usaha tuh.... pikiran Sari makin nglantur, dia tidak sadar jika ada seseorang yang sudah duduk di depannya.

" Hee'eem"

Suara deheman dari seberang meja membuyarkan lamunannya.

" Eh... Aa Ipul, udah lama?". Nazwa gelagapan mendapati sang pujaan hati tengah mengamati dirinya yang sedang asyik melamun.

" Belum, paling lima menitanlah..." Kata Saiful

" Jadi Aa liatin aku dari tadi?" Tanya Nazwa, ia malu kedapatan nglamun sambil bengong di depan sang pacar.

" Iya, ada apa sih kok kayaknya serius mikirin sesuatu? mikirin Aa ya....?".

Nazwa semakin malu saat Saiful malah menggodanya.

" Enggaklah Aa, ngapain mikirin Aa, tiap hari aja bisa ketemu kan. tinggal dateng ke sini."

Saiful memang bekerja di kafe tempat paman Nazwa, dan di sini juga, mereka bertemu dan akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!