Jakarta Galau

Reynal berkalung risau. Malam telah larut, namun matanya tak kunjung terpicingkan. Betapa tidak, Prasti ada di pelupuk matanya. Reynal kemudian bangkit dari tempat tidur dan kembali duduk di ruangan khususnya.

Ruang khusus ini tempat Naldi Jamain alias Reynal banyak menghabiskan waktu ketika malam telah tiba. Sebuah ruangan yang sangat mewah, bersih dan dilengkapai banyak buku. Mulai dari buku agama, manajemen informatika, ekonomi, sain, kesehatan dan buku motivasi.

Ruangan juga memiliki banyak alat komunikasi canggih dalam berbagai merek. Umumnya produk luar negeri

Reynal kemudian termenung di kursi ruangan itu. Kedua sikunya menumpu ke meja untuk menopang dagunya. Di depannya, ada meja dan di atas meja tampak sehelai kertas putih. Di kertas itu ada tulisan yang dibuat Reynal beberapa jam yang lalu.

Tulisan itu berisi pengaduan Reynal pada Tuhan, tentang kenyataan dirinya.

“Tuhan, aku hambamu, tetap menunggu mutiara hikmah dari takdir yang Engkau tetapkan untuk diriku. Engkaulah zat yang menggenggam jiwaku dan Engkau pula yang mengendalikan hidupku. Engkau punya perhitungan untuk menetapkan segala sesuatu untuk ummatMu. Aku siap menerima kenyataan, bila hingga tua nanti tidak punya istri”.

“ Aku telah iklas dengan takdir yang telah Engkau tetapkan itu. Aku adalah seorang lelaki yang tidak mungkin menjadi seorang suami. Aku pun siap untuk tidak pernah menjadi seorang bapak. Karena aku tahu, aku lelaki yang tidak sama dengan lelaki lain yang ada di muka bumi. Tapi apapun takdir itu, Engkau tetap memberikan fasilitas bagiku untuk bahagia”

Kawan

Surat pengaduan Reynal begitu menyentuh. Dia harus menerima kenyataan pahit bahwa dia seorang lelaki yang tak mungkin menjadi seorang suami apalagi punya keturunan. Dia lelaki impoten.

Kenyataan itu pahit, sangat pahit dan memilukan. Saat remaja, ketika tahu bahwa alat peraga kejantanannya tidak bisa naik dan tidak lurus, dia bertanya-tanya dalam hati. Kemudian kejanggalan itu dituangkan dalam bentuk kenalan seorang remaja.

Reynal kemudian berusah mengendalikan dirinya untuk menerima kenyataan itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan memilukan yang begitu berat dan sangat sulit diterima oleh seorang lelaki.

Hidupnya serasa hampa saat jatuh hati pada wanita. Dia punya perasaan seperti perasaan lelaki lain pada lawan jenis. Banyak wanita yang berminat mendampingi hidupnya.

Tak terhitung orang yang datang pada Mamaknya untuk melamar Naldi. Tapi Naldi Jamain alias Reynal tetap beralasan belum siap. Padahal itu karena dia lelaki yang tidak lengkap fasilitas ragawi.

Dia punya hasrat yang cukup namun tidak punya saluran untuk penuangan hasrat itu. Memandang Prasti hasratnya menggebu, tapi apa boleh buat, selang kompresor tidak lurus.

Di Bandung, ketika bersama Prasti beberapa bulan lalu, Reynal sudah terkapar oleh setan. Secara logis, tak ada lelaki yang lulus ujian ketika sudah berduaan dengan wanita. Apalagi wanita super cantik separuh bule sekelas Prasti.

Nabi Yusuf saja, seorang nabi, lelaki tertampan sejagat raya, sempat terpikat oleh Zulaikha. Walau kemudian datang petunjuk dari Tuhan sehingga dia menolak ajakan itu. Padahal Zulaikha berstatus istri orang.

Tak ada lelaki yang hidup sekarang yang imannya lebih bagus dari nabi Yusuf. Kalau bukan karena ada sesuatu, maka sebuah kemustahilan ada lelaki yang mampu bertahan dalam kondisi diajak wanita super cantik untuk tidur bersama.

Bahkan, nabi Yusuf, setelah keluar penjara akhirnya menikah dengan Zulaikha. Kisah itu membuat sebuah faktanya bahwa, orang tertampan di muka bumi menikah dengan seorang janda.

Apalagi Reynal, bukan nabi. Dia lelaki biasa. Kalau bukan karena “kaki tengah”-nya yang lemah, tentu akan terjadi adu pinalti berkali-kali malam itu.

Kawan

Reynal terus melamun di kursi ruangan mewahnya. Lalu dia teringat Prasti yang kini sudah berada di Payakumbuh Sumatera Barat. Hatinya syahdu mengingat wanita separuh bule itu. Reynal bisa merasakan, bahwa Prasti membawa perasaan itu merambat naik ke hatinya.

Reynal pun begitu, mulai menikmati ketika Prasti hadir di pelupuk mata. Tapi setiap itu pula hatinya terasa teriris sembilu, perih pada kenyataan yang ada pada dirinya.

Reynal, kian menderu pilu saat di telinganya tergiang kata yang diucapkan pada Prasti sebelum berangkat ke Padang. Kata keramat “iya sayang” itu. Ada penyesalan kenapa kata itu tersembul dari mulutnya.

Tapi apa daya, kata itu spontan terucap karena Reynal terpukau melihat senyum Prasti. Dan, ternyata kata itu langsung ditangkap dan masuk ke ruang hati Prasti. Betapa bahagianya dia dan betapa cantiknya Prasti saat tersenyum menerima kalimat pendek itu.

Tapi apa daya, kata itu hanya akan menjadi pemanis belaka dan tak kan pernah menjadi bunga dalam ikatan hati antara dia dan Prasti. Kata itu hanya akan menambah luka yang tak mungkin menjadi kenyataan.

Sebenarnya, bagi Reynal, takdir sebagai lelaki impoten sudah tidak terlalu rumit. Reynal sudah berdamai dengan kenyataan pahit ini. Bahkan dia menjadi motivator kawakan untuk lelaki yang bermasalah. Dia mampu memberi semangat juang pada orang-orang bermasalah. Dia mampu meniupkan amunisi baru pada orang-orang yang sudah hampir menyerah pada kenyataan pahit yang harus dihadapi. Dia bagai manusia yang kata-katanya menjadi penyambung nafas bagi orang yang harapan hidupnya sudah menipis digulung beratnya kemelut kehidupan.

Reynal sudah tiga kali menggagalkan lelaki yang ingin bunuh ini sebab mengalami masalah pribadi. Reynal motivator sejati, ia mampu memberikan pandangan positif hingga mereka kembali bersemangat melanjutkan hidup. Orang-orang yang semula berkesimpulan menerjuni jurang untuk mengabiskan nyawa adalah pilihan terbaik, kini malah menjadi manusia baru dengan semangat baru dan pola hidup baru yang lebih berkualitas.

Reynal juga sering diundang dalam bebagai forum bisnis dan psikologi. Dalam forum bisnis Reynal sering diundang untuk berbagi ilmu dalam membuka usaha dan membaca peluang pasar. Mendorong tumbuhnya industri kreatif dengan modal yang relatif kecil.

Sementara dalam forum psikologi Reynal sering dibutuhkan untuk meningkatkan gairah dan semangat hidup dalam menjalani suka duka kehidupan. Menularkan semangat untuk tidak gampang menyerah dalam memulai sebuah usaha.

Tapi, ketika hal ini berhubungan dengan Prasti, Reynal gagal menjadi motivator untuk dirinya sendiri. Dia sangat kesulitan mencari formula jitu untuk menanggulanginya perasaannya. Sebab, menurut Reynal, Prasti pasti kecewa ketika mengetahui kenyataan ini.

Dalam catatan sejarah, susah menemukan wanita yang bisa menerima lelaki yang cacat alat vitalnya.

Reynal berpikiran jernih. Baginya, manusia memiliki peluang yang sama untuk bahagia. Apapun takdir yang diterima, Tuhan tetap menyediakan fasilitas untuk mereka menikmati kebahagiaan. Reynal menganut konsep maha adil dalam hidupnya. Artinya siapapun yang di utus Tuhan ke muka bumi dia punya kesempatan untuk menikmati hidup.

Orang buta, memiliki peluang untuk bahagia, walau matanya tak melihat. Orang bisu bisa pula menikmati hidup walau mulut tak dapat berkata-kata. Begitu pula lelaki impoten, tetap diberikan hak untuk bahagia walau tak mampu melakukan tendangan finalti di ranjang. Tuhan menyediakan fasilitas untuk bahagia di setiapalam takdir yang Dia tetapkan untuk manusia.

Namun untuk Prasti, pemahaman itu ada kendala untuk diterapkan, karena ada ikatan hati antara mereka berdua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!