Gawat

Reynal tetap santai saat menambah laju mobil. Dia tidak peduli dengan mobil di belakangnya yang juga menambah kecepatan. Bagi Reynal itu hal biasa. Tapi tidak begitu dengan Prasti yang sibuk dan bermuka tegang memerhatikan kaca spion mobil.

Reynal meminta Prasti untuk bisa mengendalikan diri dengan tetap santai dalam perjalanan. Reynal bersikap demikian karena Reynal tidak mendapatkan laporan apa-apa tentang perjalanan ini. Artinya bahwa perjalanan ini aman. Bila ada sesuatu yang membahayakan, anggotanya selalu memberi informasi.

“Pras, santai saja, aman!!”

“Abang, jangan takabur Bang”

“Ya, berlindung saja sama yang Tuhan”

“Kalau kita berlindung sama Tuhan, lalu ketika kita dicegat, Tuhan datang gitu?”

Reynal tertawa kemudian termenung. Tertawa karena lucu dan termenung karena begitu rendah pemahaman Prasti soal Tuhan.

Reynal lalu mengatakan bahwa Tuhan itu maha pintar. Banyak cara bagi Tuhan dalam membantu manusia. Reynal kemudian mencontohkan pertolongan Tuhan ketika Prasti hendak melahirkan. Saat tidak ada uang dan tidak ada yang mendampingi, lalu Tuhan mengutus orang untuk membantu.

“Jadi, pas aku di halte dulu itu, Abang diutus Tuhan, gitu?

Reynal tersenyum untuk mengatakan “Iya”

“Enak dong jadi utusan Tuhan” kata Prasti.

Reynal menjawab bahwa semua manusia adalah utusan Tuhan. Reynal mengarahkan telunjuk pada Prasti untuk mengatakan bahwa Prasti juga utusan Tuhan.Tapi Prasti tidak paham dengan ungkapan Reynal itu.

“Ngga, ngga pernah Tuhan ngutus aku?” jawab Prasti heran.

Reynal kembali tersenyum. Kalimat yang keluar dari mulut Prasti menggelitik. Lalu, Reynal bertanya pada Prasti apakah pernah memberi sesuatu pada seseorang

“Maksudnya ngasih tubuh??”

Tawa Reynal tersembur mendengar jawaban Prasti“Bukan, itu ketika ngasih tubuh sama Brully itu utusan setan namanya, bukan utusan Tuhan” Reynal sambil tertawa.

Membantu orang pake duit” Jelas Reynal

“Yaa..Sering”

“Nah, ketika itulah kamu utusan Tuhan”

“Kok, gitu” Prasti heran

“Ya la, ketika itu, mungkin ada orang yang lagi doa pada Tuhan untuk diberi rezki. Nah Tuhan kan ndak mungkin turun dari arsy untuk mengantarkan langsung ke tangan orang yang berdoa”

“Ya, terus” Prasti masih heran.

“Nah, Tuhan lalu menggerakkan hatimu untuk ngasih”

Tapi tetap ada tanda tanya di hati Prasti. Dia tak pernah berdoa, tapi mengapa Reynal datang ketika hendak melahirkan.

“Nah, itu bukti Tuhan itu penyayang. Tuhan itu datang karena banyak hal. Sebagai bukti bahwa Tuhan bertanggungjawab makluk ciptaanNya”

“Wuish, abang hebat ya”

Reynal menyarankan Prasti untuk belajar ilmu agama nanti di Sumatera Barat. Sebab hingga kini Prasti belum jua pandai salat.

Tiba-tiba mobil menyalib mobil Reynal dan mengerem mendadak. Reynal langsung pula reflek menekan Rem. Tubuh mereka terdorong ke depan. Prasti langsung cemas sementara Reynal mengucap

“Astaqfirullah”

“Waduh Bang, mana Tuhan Bang, panggil Bang”

Prasti langsung curiga orang yang ada dalam mobil yang baru saja menyalib akan menangkap mereka. Padahal bukan, mobil yang baru menyalib lalu rem mendadak karena yang di depannya rem mendadak juga. Berapa saat kemudian mobil kembali berjalan.

Setelah lima jam perjalanan, mobil Reynal sampai jua di Bandara Cengkareng dan langsung menuju parkir. Prasti gugup untuik turun mobil. Sangat tergambar dari wajahnya bahwa dia sangat cemas. Reynal meyakinkan bahwa situasi aman. Tapi Prasti tetap gugup saat membuka pintu dan matanya terlihat awas kiri dan kanan.

Reynal mengantar Prasti hingga loket pemeriksaan tiket. Kemudian mereka bersalaman sesat sebelum Prasti menuju ruang tunggu. Mereka berpisah, Reynal kembali ke mobilnya.

Kawan

Brully di Jakarta baru saja membuka foto hasil jepretan anggotanya. Brully kecewa berat dan mengusap kepala berkali-kali. Sebabnya, lelaki yang bersama Prasti dalam foto itu memakai baju parasut, pakai topi, bermasker dan menunduk. Tak sedikitpun tampak bentuk mukanya. Sementara Prasti wajahnya jelas, bahkan melihat ke kamera. Pantas, Reynal santai saja ketika Prasti mengabarkan kalau mereka difoto di depan hotel.

Ya, kita ingat. Reynal ketika ingin menjemput Prasti ke hotel mengubah total penampilannya. Dia memang memakai pakaian layaknya orang mau olahraga. Pakai baju parasut, topi dan masker. Seperti Reynal sudah berhati-hati bila ada ranting yang akan menusuk.

Brully, kecewa berat dan menepuk meja sejadi-jadinya. Kali ini dia tidak bisa menyalahkan Cimpin cs karena perintahnya hanya memoto. Tapi yang dia lakukan memaki-maki lelaki yang ada di foto itu.

“Sialan Kau, pandai kali Kau Reynal. Mending kemaren langsung ditangkap aja dia, sialan”

Brully langsung mengambil telepon dan menekan angka

“Hallo Prasti”

Ternyata Brully kembali menghubungi Prasti yang baru saja berada di ruang tunggu bandara. Dia lupa menonaktikan handphone dan kartu lama walau handphone dan kartu baru telah dibelikan Reynal semalam. Prasti kembali serasa ditelpon malaikat maut

“Iii.. ya Om, ya..”

“Dimana kau”

“Di Rawamangun” Prasti mulai berbohong melindungi dirinya dan Reynal.

Brully menanyakan keberadaan Reyna dan Prasti mengabarkan bahwa Reynal sedang bersamanya. Brully memerintahkan Prasti untuk tidak beranjak dari lokasi.

‘Iiiya.. ya Om”

Prasti langsung menghubungi Reynal. Sayang nomor Reynal tidak aktif. Sebab Reynal hanya mau menghubungi Prasti dan tak mau dihubungi. Itu bagian strateginya.

“Waduh... waduh... gimana nih. Bisa ketangkap bang Reynal nih. Dia harus dilarang ke Rawamangun” Prasti masih “waduh..waduh” belum”Astaqfirullah.

Dia begitu cemas Reynal ditangkap. Hatinya galau tak menentu. Sementara untuk kembali ke luar bandara sudah tak mungkin. Prasti, ingin menonaktifkan telepon, tapi ragu, bagaimana nanti Reynal menghubunginya. Sementara kalau dihidupkan, dia cemas bila Brully si Malaikat Maut itu menelpon.

“Ya udah. Dinonaktifkan sajalah. Bang Reynal tahu kalau aku naik pesawat. Di Padang ajalah nanti dihidupkan” putus Prasti.

Setelah dua jam di bandara, Prasti belum jua berangkat. Beberapa saat kemudian, petugas bandara mengabarkan bahwa pesawat yang akan ditumpanginya delay. Prasti memutuskan untuk keluar bandara menunggu jadwal terbang. Mana tahu Reynal masih ada di luar.

Sementara Brully dengan staf khususnya telah memeriksa melalui petunjuk lokasi, bahwa Prasti menerima telepon darinya bukan di Rawamangun, tapi di Bandara Cengkareng? Apakah Prasti gagal ke Padang dan terbunuh di bandara?

Prasti memutuskan keluar ruang tunggu bandara untuk mencari Reynal. Keberangkatan ke Padang ditunda dua jam ke depan. Prasti tahu ini berbahaya, tapi tetap dia lakukan.

Wajah Prasti menghimpun segala rupa kecurigaan. Siapa saja orang yang berpapasan dengannya, diperhatikan secara seksama untuk memastikan orang itu tidak bermaksud menangkapnya.

Seluruh sendi perasaannya dililit rasa cemas, gelisah dan takut. Rasanya kematian itu semakin dekat, ngilu sekujur badan.

Gemuruh hatinya kian berkecamuk, sebab Reynal yang tak kunjung berhasil dihubungi. Begitu jadwal terbang dinyatakan diundur, Prasti memutuskan untuk menghidupkan kembali alat komunikasi guna menghubungi Reynal. Namun selalu dijawab operator ‘Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif”.

Menurut Prasti situasi dalam bahaya, nyawanya dan nyawa Reynal sedang terancam. Dan Reynal harus diberitahu.

Kini, bagi Prasti, dia dan Reynal serasa di tepi jurang kematian. Prasti yakin bahwa wajah Reynal sudah dikenal lewat foto yang sekarang ada di tangan Brully. Walaupun keberadaan foto itu sangat lemah. Tidak menginformasikan apa-apa tentang Reynal. Kecuali hanya mengambarkan Prasti sedang berjalan bersama lelaki berbaju parasut, bertopi dan memakai masker. Tak lebih dari itu.

Sesungguhnya, yang kini sedang terancam adalah dirinya. Karena staf khusus Brully tahu di mana keberadaan Prasti. Orang Brully telah tahu bahwa Prasti menerima telepon bukan di Rawamangun seperti pengakuan Prasti, tapi di Bandara Cengkareng. Sehingga dipastikan, saat ini orang Brully berada di sekitar bandara.

Langkah terbaik bagi Prasti sebenarnya adalah kembali ke ruang tunggu penumpang dan tidak perlu keluar ruangan mencari Reynal.Tapi apa boleh buat, Prasti tak paham soal itu. Antena Prasti tidak canggih untuk menangkap segala rupa siaran peristiwa. Sehingga hanya ini yang bisa dia lakukan dalam mengamankan Reynal dan dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!