Ah

Episode 3

Tak lama, hanya berselang beberapa menit saja, ibu Restu yang enam bulan silam mendampingi Prasti melahirkan sudah datang. Petugas mempersilahkan lelaki Flamboyan bertanya langsung pada yang bersangkutan. Dengan sedikit gugup Lelaki Flamboyan menanyakan ciri-ciri fasien bernama Prasti itu.

“Oh, Ibu Prasti. Cirinya kebetulan sangat gampang saya ingat. Orangnya super cantik, putih, tinggi, dan hidungnya mancung. Sepertinya dia bukan orang Indonesia, Pak. Tapi bisa berbahasa Indonesia”

Muka Lelaki Flamboyan langsung berubah cerah mendengar penjelasan dari Ibu Restu. Dia sangat yakin bahwa fasien yang dimaksud benar-benar wanita yang dia cari.

“Wah, benar sepertinya buk. Prasti yang saya cari itu memang bapaknya orang Inggris. Ibunya Kalimantan.

Setelah membeberkan ciri-ciri fasien bernama Prasti, ibu Restu mempersilahkan Lelaki Flamboyan bila ada yang masih ingin ditanyakan. Leeaki Flamboyan lalu menanyakan jenis kelamin anak yang dilahirkan Prasti. Ibu Restu dengan santai menjawab bahwa anak yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki.

Tak puas sampai disana, Lelaki Flamboyan kemudian menanyakan siapa orang yang mengantarkan Prasti saat hendak melahirkan ke rumah bersalin ini. Ibu Restu dengan lancar tanpa beban menjawab.

“Suaminya, Pak”

“Suami???” Lelaki flamboyan kaget dan emosinya terlihat naik. Kemudian termenung

Ibu Restu terlihat kaget mengamati ekspresi lelaki Flamboyan. Tergambar ada keheranan dari nada suara Lelaki itu. Lelaki Flamboyan kemudian menanyakan nama lelaki itu pada ibu Restu

“Hmm, saya lihat dulu pak ya”

Lelaki flamboyan terlihat tegang menunggu ibu Restu membuka file komputer untuk mengetahui lelaki yang mendampingi Prasti enam bulan silam itu.

“Hmm.. namanya..hmm.. Reynal, Pak. Orangnya tidak terlalu tinggi, pakai jaket hitam dan topi kuning”

Mendengar jawaban ibu Restu, Lelaki Flamboyan kian bernafsu untuk bertanya lanjut dan Ibu Restu bersenang hati memberikan jawaban sesuai data yang dia punya. Lelaki Flamboyan bertanya keberadaan anak yang dilahirkan prasti itu.

“Ada keluarga suami yang bawa pulang, Pak”

Lelaki flamboyan berjas hitam lalu pamit setelah mengantongi informasi bersih tentang anak Prasti dan orang yang mendampinginya saat melahirkan. Tentu tak mudah baginya menemukan Reynal, lelaki yang ingin dia cari itu. Kawan tahu, Reynal bukan nama asli lelaki dermawan tersebut.

Reynal alias Naldi Jamain sepertinya sudah merancang dirinya agar tidak bisa dideteksi. Dia datang menemui Prasti berpakaian kaos biru, jalan tegap bagai tentara. Pergi mengantar Prasti ke Rumah Sakit memakai jaket, tas ransel dan mengenakan topi, lalu bertingkah lugu.

Susah ditebak. Mungkin saja Reynal sudah pernah melihat Prasti sebelumnya. Atau, Reynal dapat informasi bahwa ada seorang wanita yang akan menjual anaknya dan manatahu Reynal memang sedang membutuhkan seorang anak sebab istrinya mandul.

Mungkin saja. Sebab Reynal pria mapan, seorang bos konveksi berusia 32 tahun, kecil kemungkinan dia belum beristri. Lagi pula, bila ia bermaksud membujuk hati Prasti, mengapa setelah enam bulan melahirkan dia tidak menemui Prasti. Alamat dan nomor kontak tidak pula dia berikan. Sebaliknya, Reynal tak pula meminta nomor kontak Prasti.

Kawan, Apakah Prasti mampu menemukan Reynal. Bagaimana pula dengan lelaki flamboyan berjas hitam, siapakah dia sebenarnya. Dan, dimanakah anak Prasti itu sekarang?

****

Pagi ini, Reynal menjadi orang yang paling dicari. Prasti dan Lelaki flamboyan sama-sama menjadikannya sebagai orang yang harus ditemukan, walau mereka mempunyai misi yang berbeda.

Bagi Prasti, Reynal mesti ditemukan segera guna mengabarkan duka lara. Setelah pemecatan, hidup Prasti sekarang luntang lantung bersama debu metropolitan. Bila saja dalam beberapa jam ke depan, Prasti tak kunjung berhasil menemukan Reynal, maka mulai siang nanti dia mesti puasa dan tidur di jalanan. Sebab dompet Prasti tidak lagi dihuni rupiah.

Sementara bagi Lelaki Flamboyan, Reynal harus ditemukan segera guna mempertanggungjawabkan tindakkan seenak perutnya yang berani mengaku sebagai suami Prasti dan kemudian membawa lari anak yang baru dilahirkan Prasti tersebut.

Belum ada kabar pasti siapa lelaki flamboyan berjas hitam itu hingga dia sangat berkepentingan dengan anak yang dilahirkan Prasti. Apakah dia adalah suami sah atau bapak jalur haram dari anak yang lahir itu? Entahlah.

Sementara dari tempat yang tidak diketahui, Reynal tengah menerima telepon sambil memegang pena. Kemudian, mencatat angka mirip nomor kontak itu di kertas bungkus rokok. Tak tahu, itu nomor kontak siapa. Hampir tanpa jedah, Reynal langsung menekan angka itu di papan keyboar teleponnya untuk menghubungi nomor tersebut.

“Hallo”

“Iya” terdengar jawaban dari seberang sana

“Ini Prasti?”

“Iya, ini siapa nih!!” jawabnya ketus

“Reynal”

Oh, Ternyata Reynal menghubungi Prasti

Prasti kaget dan teramat bahagia mengetahui bahwa yang menelponnya adalah Reynal, lelaki yang sangat dia cari. Sudah sepuluh hari dia berusaha keras untuk menemukannya. Di saat Prasti hampir putus asa, ternyata Reynal yang dia cari itu menghubunginya.

“Tunjukkan sekarang kamu berada di mana dan tunggu saya di sana” kata Reynal

“Iya, ya. aku di Sentosa Mall, Bang.”

“Tunggu di samping gerbang, limabelas menit dari sekarang saya datang”

Badan Prasti sudah kesemutan sebab sebentar lagi akan bertemu dengan orang yang paling dia cari di muka bumi ini. Tiap sebentar dia bercermin menggunakan kamera selulernya, memastikan tidak ada benda atau hal lain yang bisa mengganggu penampilannnya.

Pertemuan ini tentu sangat besar artinya bagi Prasti, disaat dompetnya sudah mirip orang meragang nyawa, kritis. Atau, seumpama sawah yang sudah rengkah sebab kemarau panjang yang berharap tetesan air hujan.

Reynal, berhenti sekira 200 meter sebelum lokasi. Dia pindah ke bangku belakang mobil dan menukar baju kaos dengan kemeja putih bergaris hijau muda. Kemudian, memasang dasi biru tua dan mengenakan kaca mata. Begitulah Reynal, selalu menukar gaya penampilan untuk hal-hal penting.

Mobil hitam Reynal berhenti pas di depan Prasti yang sedang gelisah menunggu. Kapalanya sibuk bolak balik kiri ke kanan serupa kepala burung hantu kelaparan. Reynal menurunkan kaca mobil lalu memanggilnya.

“Prasti”

Prasti langsung menoleh, tapi tatapannya lain. Ragu pada orang yang memanggilnya. Reynal memanggil lagi untuk menghilangkan keraguan Prasti. Setelah yakin bahwa yang memanggilnya adalah Reynal, dengan tergesa Prasti membuka pintu dan segera naik mobil

Begitu Prasti duduk, mobil melaju menuju tempat yang belum diketahui. Entah apa motif dari Naldi Jamain alias Reynal sehingga dia mendadak memutuskan bertemu Prasti setelah enam sejak pertemuan terakhir mereka.

Prasti menoleh pada Reynal, seperti biasa Reynal membalasnya dengan tersenyum penuh misteri. Yang jadi perhatian Prasti adalah penampilan Reynal yang berbeda dengan penampilan dulu yang dia kenal.

Di tempat terpisah, tak jauh dari pelabuhan Tanjung Priuk, Lelaki Flamboyan bersama dua pengawal hilir mudik memerhatikan orang-orang yang sibuk lalu lalang. Kabar yang baru mereka terima; lelaki yang memakai jaket, menyandang tas ransel dan bertopi, sesuai ciri-ciri Reynal yang didapat dari rumah bersalin, sekarang berada di lokasi itu.

Setelah satu jam patroli, mereka telah mencegat dua orang berjaket. Semuanya berakhir memalukan dan menyakitkan. Orang pertama yang mereka cegat langsung melakukan perlawanan dengan meninju salah satu pengawal Lelaki Flamboyan karena tidak senang menerima perlakukan kasal yang ia terima. Dia ternyata preman pelabuhan yang sedang membantu membawa tas penumpang. Yang kedua, sungguh memalukan, sebab yang orang berjaket dan mereka cegat dari belakang ternyata seorang ibu-ibu.

Tak membawa hasil, Lelaki Flamboyan kemudian mengajak dua pengawal istirahat dan duduk di warung pinggir jalan. Ada beberapa orang yang duduk di sana. Baru beberapa menit mereka duduk sambil memesan minuman, seorang lelaki bertato tak berbaju menghampiri mereka.

“Lagi apa Bos! Dari tadi gua lihat sibuk aja”

Lelaki Flamboyan terkesiap dengan pertanyaan yang diajukan Lelaki Bertato. Lelaki Flamboyan mengamati wajah Lelaki Bertato itu. Dengan sedikit gugup Lelaki Flamboyan menyebut nama Reynal

“Reynal?, apakah orangnya suka pakai jaket dan topi?” balas Lelaki bertato

“Wah benar Bang”

Lelaki bertato dengan gaya khas preman, sambil menghisap rokoknya mengangguk pelan. Kemudian memandang Lelaki Flamboyan.

“Ngapain ngga dari tadi ente tanya ma gua”

Lelaki Flamboyan terbelalak. Dia yakin bahwa Lelaki Bertato mengenal Reynal, orang yang sedang mereka cari itu. Muka Lelaki Flamboyan terlihat tegang

“Jadi, abang kenal orangnya?”

“Gimana gua ngga kenal, tetangga!”

Lelaki Flamboyan langsung minta tolong agar Lelaki Bertato mengantarkan mereka ke rumah Reynal. Kembali, sambil mengisap rokok dan mengembuskan asap mengepul, Lelaki Bertato tersenyum.

“Gua dapat apa dulu nih. Klau ente merasa informasi dari ga ini penting, hargai juga gua dong”

Lelaki Flamboyan paham apa yang dimaksud Lelaki Bertato, bahwa dia meminta bayaran.Lelaki Flamboyan menoleh ke kiri dan kanan pada pengawalnya.

Sementara itu..

“Apa tu Joy” seorang lelaki lain tiba-tiba datang menanya. Rupanya lelaki bertato itu bernama Joy.

‘Ini, orang ini nyari Reynal” jawab Joy

“Reynal tetangga lu itu”

“Iya”

Lelaki Flamboyan kian yakin dengan pembicaraan singkat antara Lelaki Bertato dengan temannya itu. Kemudian dengan penuh harap, Lelaki Flamboyan menanyakan berapa dia harus menyerahkan uang atas jasa Lelaki Bertato itu.

“Ente pikir ajalah, seberapa penting informasi ini dan berapa pantasnya gua dapet uang dari ente”

Lelaki Flamboyan menawarkan uang dua juta rupiah sebagai imbalan jasa pada lelaki Bertato.

“Ah, pelit amat ente, tiga juta deh”

Lelaki Flamboyan setuju dan langsung mendesak lelaki Bertato mengantarkannya ke rumah Reynal. Lelaki bertato meminta Lelaki Flamboyan bersabar menunggu dua jam dari sekarang, karena Reynal selalu pulang sore hari.

"Sekarang jam kan jam 1 nih, dua jam lagi Reynal pulang. Mau ?”

Lelaki Flamboyan mengangguk tanda setuju, kemudian mengeruk uang dari tasnya sebanyak tiga juta rupiah dan menyerahkannya pada Lelaki Bertato.

***

Di lain pihak, Reynal dan Prasti yang tadi berada di mobil telah sampai di tempat tujuan. Setelah satu setengah jam berkendara, mobil berhenti di sebuah kafe di perbukitan daerah Bogor.

Reynal tidak berhenti di parkiran tapi langsung menuju saung paling jauh dan letaknya paling tinggi. Tempat ini tempat khusus, harus dipesan dulu sebelum dipakai. Sebab, tempat itu tidak diperuntukkan untuk umum. Hanya orang tertentu dan di tempat itu segala aktivitas tak terlihat dari saung lainnya. Bayarannya mahal.

“Oke Pras, di tempat ini kita bisa bersantai. silahkan mau makan dan minum apa yang suka”

Reynal mempersilahkan prasti memakan dan meminum banyak menu yang sudah tersedia. Cukup banyak dan beragam. Ada beberapa makanan maupun minuman, serta buah. Ya, semuanya telah tersedia sebelum mereka datang.

Apakah maksud Reynal mengajak Prasti ke tempat ini dan misi apakah yang sedang dia jalani?. Dan identitas Reynal telah diperoleh Lelaki Flamboyan, Reynal segera ditangkap?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!