"Rose!!!!"
Rose terbangun dari lamunannya dan berhadapan dengan manajer restoran.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau hanya berdiam diri disini dan tidak membersihkan apapun?!"
Rose melihat sekeliling dan sadar akan kesalahannya.
"Maafkan saya Pak. Maaf"
Dia segera bergerak untuk membersihkan area makan yang sudah ditinggalkan oleh pelanggan.
Saat pulang, Lidya yang berada di dekatnya bertanya.
"Apa yang terjadi padamu? Kenapa beberapa hari setelah pesta itu kau terlihat tidak bersemangat bekerja?"
Rose menggigit bibirnya. Memang dia merasa berbeda tapi ... dia terlalu malu untuk bercerita pada temannya.
"Tidak apa-apa"
"Penghasilan di pesta itu memang besar, tapi kita tidak boleh membuang penghasilan utama kita"
"Aku tahu"
"Jangan sampai manajer mengetahui alasan kita tidak masuk kerja hari itu. Atau kita akan mendapat masalah besar"
Kekhawatiran Lidya sangat beralasan. Memang beberapa hari ini keadaan Rose sangatlah berbeda.
"Baiklah. Aku akan berusaha untuk lebih baik besok"
"Ya sudah. Besok kita bertemu lagi. AKu pulang dulu"
Rose melihat Lidya naik bus dan dia berjalan pulang dengan malas. Lalu dia berpikir tentang apa yang selalu mengganggu pikirannya beberapa hari ini.
Malam setelah pesta itu, dia merasa yakin merasakan sesuatu yang aneh. Dan setelah mencari tahu, Rose merasa malu pada dirinya sendiri. Dia sepertinya telah merasakan sesuatu yang dinamakan berpuas diri. Atau merasakan kenikmatan seksual sendiri. Padahal Rose sama sekali tidak pernah memikirkan apapun yang berbau seksual. tapi kenapa dia bisa merasakan hal itu dalam tidurnya? Dan di pagi hari setelah mimpi itu, badan Rose seakan terlepas dari tulangnya. Dia merasa lemah tak bertenaga.
Tapi hal ini harus berubah. Dia mencari tahu di internet, bahwa apa yang dia alami adalah sesuatu yang normal. Bukanlah sesuatu yang sangat ... memalukan. Jadi dia harus bangun dari mimpi dan kembali kepada kenyataan yang harus dihadapi setiap harinya.
Keesokan harinya dia bekerja seperti biasa. Kali ini tidak ada lagi Rose yang sering melamun dan melalaikan pekerjaannya. Dia sangat berdedikasi pada pekerjaannya. Lalu dia membuka email dari editornya saat makan siang.
"Ceritamu tentang pesta itu sangat bagus. Kau menerima bonus dari tulisanmu. Sudah ku kirim"
Rose membuka rekeningnya dan meloncat dari duduknya karena terllau senang.
"Apa yang terjadi?" tanya Lidya terkejut.
"Oh, tidak apa-apa" jawab Rose segera. Dia tersenyum dan menyembunyikan kesenangannya yang begitu besar.
"Besok kau libur. Apa kau akan pulang?" tanya Lidya.
Oh, iya. Besok adalah jatahnya libur. Rose mengangguk dengan mantap.
"Iya, aku akan pulang"
Dia harus pulang dan merayakan hal ini dengan kedua orang tuanya.
"Istirahatlah terlebih dahulu untuk sekarang" kata ayahnya yang menjemput Rose di halte.
"Tapi aku ingin mengajak kalian makan di restoran"
"Ayah dan ibumu masih harus memangkas ranting anggur yang tersisa"
Rose begitu bersemangat saat pulang. Tanpa dia sadari kedua orang tuanya adalah pekerja di perkebunan anggur. Lagipula dia pulang tidak disaat akhir pekan, hal itu membuyarkan keinginannya yang begitu menggebu.
"Baiklah. Aku akan menunggu kalian pulang" katanya menyerah.
"Kalau tidak, kau ikut ayah saja memangkas ranting anggur. Agar pekerjaan kami lebih cepat selesai"
Rose berdiri di bawah pohon anggur dan menyesali kepulangannya hari ini. Dia libur dan pulang untuk mengajak kedua orang tuanya menikmati makan malam yang mewah tapi berakhir bekerja di perkebunan dengan beberapa pekerja lainnya.
"Selamat siang Tuan"
Rose terdiam, dia menoleh ke arah kiri dan melihat seorang pria yang ditemuinya beberapa waktu lalu di pesta walikota.
"Siang" balas pria itu lalu melihat sekeliling dan berakhir padanya.
Pria itu tampak lain daripada saat terakhir kali Rose melihatnya. Pria itu sepertinya lebih ... tampan daripada waktu itu. Wajahnya tidak lagi kurus dan pucat. Badannya juga lebih tegap dan berisi.
"Apa Anda masih ingat Rose? Dia putri saya. Dia bekerja di kota selama satu tahun terakhir ini. hari ini dia pulang karena libur dan membantu kami memangkas ranting" jelas ayah Rose pada pria itu.
Kelihatannya pria itu tidak peduli dengan kehadiran Rose. karena pria itu langsung berbalik dan sama sekali tidak menanggapi penjelasan ayahnya.
"Syukurlah sekarang Tuan Bruce tampak lebih baik daripada sebelumnya" komentar ayah Rose setelah pria itu pergi.
Rose mendekati ayahnya yang masih mengikuti punggung pemilik perkebunan semakin menjauh.
"Apa Tuan Bruce sering ke perkebunan?" tanyanya.
"Akhir-akhir ini lebih sering. Dan ayah sangat senang melihat perubahannya"
Rose mengangguk-angguk tanda setuju. Dia juga menyukai perubahan pemilik perkebunan anggur itu.
Sebelum petang, Rose dan kedua orang tuanya kembali ke rumah. Mereka menyelesaikan pekerjaan di perkebunan lebih cepat. Karena gagal makan malam di tempat yang mewah, Rose harus puas memakan masakan ibunya yang tak kalah istimewa.
"Kamu harus kembali ke kota pagi-pagi sekali besok. Cepat mandi dan tidurlah" ujar ibunya disetujui oleh Rose.
Dia segera naik ke kamarnya, mandi dan kemudian berbaring di ranjang yang hangat.
Meski badannya lelah, tapi Rose tetap terjaga sampai malam mencapai puncaknya. Penampilan baru pria yang berubah itu mengusik pikirannya. Dia teringat akan tulisannya yang dibuat setelah pesta walikota tentang pria itu. Rose bangun dari ranjang dan ingin mengambil laptop untuk memperbaiki tulisannya, ketika ...
"Gretekkkk Gretekkk ..."
Terdengar suara sesuatu bergerak dengan suara yang mengerikan. Dia penasaran, benda apa yang bisa membuat suara sekeras dan menakutkan seperti itu? Sepertinya dari arah perkebunan. Rose membuka tirai jendela kamar yang berbatasan dengan batas depan perkebunan.
Dia menajamkan telinga, tapi tidak mendengar apa-apa. Tak lama, suara itu kembali. Rose melihat perkebunan yang gelap dan menangkap sesuatu bergerak di kejauhan.
"Gerbang kastil" katanya melihat gerbang itu bergerak menutup dengan suara yang lebih mengerikan lagi. Tengah malam begini, siapa yang keluar dari kastil? Apa pria itu? Tapi ... bukankah pria itu tidak menyukai kegiatan malam hari? Berbeda dari mendiang kakeknya yang suka bermain kartu dan berkumpul dengan teman-teman miliuner nya.
"Kalau gerbang itu terbuka, maka pasti ada yang keluar dari kastil. Lalu ... Apakah sesuatu yang keluar itu kan kembali ke dalam kastil?" tanya Rose dalam hati.
Karena penasaran, Rose keluar dari rumah. Dia berjalan ke arah kastil dan melihat gerbang besar dari besi penuh yang sebagian besarnya telah berkarat itu. Rose melihat sekeliling dan tidak menemukan apapun. Lalu matanya menangkap sesuatu.
Ada bekas ban mobil yang ada diluar gerbang. Berarti benar ada mobil keluar dari kastil. Tapi ... Siapa yang keluar dari kastil tengah malam begini? Rose ingin sekali tahu. Demi rasa penasarannya, dia memilih untuk duduk di dekat semakin. Menunggu mobil yang kembali ke kastil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Agus Tina
Suka ceritanya ...
2025-02-16
0
Nophy Rose01
dasar rose kepo bgt sama urusan orang
2024-10-02
0
Selfi Azna
berani ya si rose,, kalau aku ogah mah
2024-07-19
0