Rose meninggalkan rumah kakeknya dan pergi ke arah restoran. Dia ingin menemui Lidya lalu meminta tolong untuk dapat menampungnya beberapa hari. Di tengah jalan, dia menghentikan langkah karena melihat sesuatu. Segera Rose bersembunyi di balik tiang listrik dan memeriksa apakah tebakannya benar.
"Itu"
Rose melihat mobil misterius yang sudah lama diincarnya. Mobil itu berhenti di dekat sebuah gudang tua yang tidak dipergunakan lagi. Karena bersembunyi di bayangan gedung, mobil itu tak terlihat bila tidak dari jarak yang dekat. Rose masih ada di tempatnya ketika seseorang keluar dari pintu depan.
"Orang itu"
Siapa yang tidak kenal dengan pria yang keluar dari mobil itu, pikir Rose. Sebagai putri pekerja perkebunan dia sangat tahu siapa yang memiliki cara berjalan dan gaya berpakaian seperti itu
"Pengawal tuan Bruce"
Pengawal itu berjalan ke pintu penumpang dan berhenti disana. Kelihatannya sedang bicara dengan seseorang. Karena ingin tahu, Rose mencoba untuk mendekat. Tapi kali ini dia berhati-hati, agar tidak ketahuan. Rose berpindah tempat dan tetap tidak bisa melihat siapa yang diajak bicara oleh sang pengawal.
Mata Rose terbuka lebar saat dia mengetahui siapa pria yang selama ini berada di dalam mobil hitam misterius itu.
"Tuan Bruce" katanya lalu menutup mulut dengan kedua tangannya.
Bagaimana bisa?
Kenapa?
Untuk apa?
Rose tidak mengerti. Tuan Bruce adalah pria yang terhormat. Pemilik perkebunan dan mereka anggur ternama di negeri ini. Dia mewarisi nama Cohn yang dihormati banyak kalangan atas. Tapi kenapa Tuan Bruce berada di dalam mobil hitam misterius itu? Untuk apa? Apa tujuan mereka berkeliling kota dengan mobil misterius itu?
Banyak sekali pertanyaan di dalam benak Rose. Bagaimana caranya dia menemukan semua jawabannya? Deram mobil halus terdengar, membuat Rose kembali melihat mobil hitam misterius itu.
Kelihatannya mereka akan segera pergi. Apa kembali ke kastil perkebunan? Mata Rose terus mengikuti kemana mobil itu pergi. Arahnya kembali ke jalan menuju perkebunan.
"Sebenarnya, apa yang dilakukan Tuan Bruce?" tanya Rose dalam hati.
"Badanmu sakit tadi pagi. Tapi sekarang kau mencari angin di pinggir jalan malam-malam begini?" tanya Lidya yang menemukan Rose sedang duduk di halte bus. Tempatnya bersembunyi untuk melihat mobil misterius tadi.
"Hehe, iya" jawabnya dengan memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Apa kamu bercanda? Kalau Manajer menemukanmu, dia akan berpikir kamu hanya ingin libur saja hari ini dan menghukum mu. Mungkin juga memotong gajimu" kata Lidya membuat Rose sadar kalau dia kini berada di tempat dan waktu yang salah.
"Aku akan pulang"
Rose segera berlari pulang. Dia sudah lupa dengan kejadian kenop pintu yang berputar sendiri. Dia juga sudah lupa semua ketakutannya terhadap bayangan hitam. Yang ada di dalam pikirannya adalah kebenaran tentang pemilik mobil misterius itu.
"Aku tidak mungkin bisa menuliskan semua ini dalam artikel" katanya saat berhadapan dengan laptopnya yang menyala.
"Meskipun begitu, dia adalah pemilik perkebunan tempat ayah dan ibuku bekerja. Dia juga seorang pria terhormat. Kenyataan bahwa pria itu memiliki sebuah mobil hitam yang digunakan untuk berkeliling kota setiap malam bukanlah sesuatu hal yang pantas ditulis dalam sebuah artikel. Dan lagi ... "
Rose memikirkan nasib ayah dan ibunya yang masih bekerja di perkebunan saat artikel itu keluar. Tidak, dia tidak mungkin menulis artikel semacam itu. Tidak.
Lalu dia teringat tentang ucapan ayahnya yang menyuruh Rose untuk tutup mulut saat melihat mobil itu keluar dari perkebunan.
"Jadi ayah sudah tahu" katanya lalu berbaring di ranjang.
Mungkin bukan hanya ayahnya. Semua pekerja perkebunan mungkin juga sudah tahu. Hanya dia, putri pekerja perkebunan yang membelot dari takdir yang tidak tahu kenyataan ini.
"Huhhhh" keluhnya lalu berbaring ke arah kanan dan menutup mata. Dia harus melupakan kesempatan untuk membuka tabir siapa pemilik mobil hitam misterius itu. Bagaimanapun keadaannya, dia tidak akan pernah membuat reputasi sang pewaris menjadi buruk karena tulisannya.
Hari-hari Rose kembali seperti biasanya. Dia bekerja selama dua belas jam di restoran ayam. Pulang ke rumah dalam keadaan lelah dan langsung tertidur. Dia juga pulang ke rumah ayah ibunya disaat mendapat libur. Dan menulis berita-berita kecil yang hanya mendapat upah sedikit dari editornya.
"Tidak lama lagi" katanya menatap tabungannya yang perlahan bertambah, meski membutuhkan waktu lama.
Tiba-tiba editornya menghubungi.
"Ada berita besar!!!! Aku ingin kau menulisnya sekarang juga"
"Berita besar?" tanyanya ingin tahu.
"Cepat kau ketik judulnya sekarang!"
Rose menghapus tulisannya tentang artikel pelebaran jalan di daerah pinggir kota dan memasang telinga baik-baik untuk judul berita yang akan menjadi besar besok pagi.
"Apa?" tanyanya.
"SANG PEWARIS AKHIRNYA AKAN MENIKAH!!"
Pewaris? Meski tidak tahu siapa uang dibicarakan oleh editornya, Rose tetap mengetik judul sesuai dengan permintaan.
"Atau SANG MODEL MENEMUKAN PANGERANNYA"
Model? Siapa model yang dimaksud oleh editornya? Pewaris dan model. Lalu Rose merasakan firasat yang tidak baik di dalam hatinya.
"Terserah saja, judul mana yang mau kau gunakan.Yang terpenting satu jam lagi aku ingin kau mengirim draft artikelnya untuk kurevisi. Agara segera terbit dan kita mendapatkan sambutan yang besar" kata editornya berapi-api.
Tapi Rose masih belum tahu objek tulisan yang harus ditulisnya.
"Siapa model dan pangeran yang Anda maksud?" tanyanya.
"Tentu saja sang pewaris perkebunan terbesar di kota ini. Tuan Bruce Cohn. Dan cucu dari teman kakeknya, Feyz Johnson. Mereka ternyata sudah bertemu secara diam-diam lalu sepakat untuk bertunangan. Sungguh berita besar!!!"
Rose terdiam. Jari-jarinya yang ada di atas keyboard juga menjadi kaku saat mendengar semuanya. Pria itu? Akan menikah? Dengan model itu?
"Hey Rose, kenapa kau diam? Apa kau pingsan karena berita besar ini?" tanya editornya membangunkan Rose dari lamunan.
"Iya, sedikit"
"Pastilah. Aku juga terkejut awalnya. Tapi Tuan Johnson sebagai pengusaha yang bangkrut berusaha keras untuk menjodohkan cucunya dengan Tuan Cohn. Dan keinginannya terkabul. Pasti Tuan Cohn terpesona dengan kecantikan model itu. Atau kemolekan tubuhnya? Ahhh terserah saja lah. Yang terpenting, cepat tulis artikelnya. Aku akan tunggu satu jam dari sekarang. Gunakan imajinasi mu untuk menambahkan bagian kosongnya!"
Rose masih terdiam bahkan saat editornya susah menutup telepon dari lima menit yang lalu. Dia menarik napas panjang dan mulai mengetik sesuatu di laptopnya.
Tentu saja, pikirnya.
Pria seperti Tuan Cohn hanya ditakdirkan untuk seseorang yang setara dengannya. Tidak akan mungkin seorang pemilik perkebunan tertarik pada putri pekerja rendahan sepertinya. Mereka terlalu berbeda. Rose tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya, tapi dia bertahan. Inilah dunia yang dihadapinya. Dia hanya perlu fokus pada usahanya untuk mengejar cita-cita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Selfi Azna
??????
2024-07-19
0