Bab 4

"Tuan"

Pria dengan wajah pucat itu mendongak, melihat pengawalnya masuk ke dalam ruang baca.

"Siapa?" tanya pria itu dengan suara serak dan dalamnya.

"Seorang penulis lepas, tidak tercatat nama aslinya"

Pria itu menyandarkan kepalanya ke kursi dan melihat angin menggerakkan pohon besar diluar.

"Berhenti mencari!" katanya tidak ingin berusaha untuk memperbaiki apa yang terjadi. Karena dia tahu, berita seperti itu tidak akan bertahan lama. Setelah ada berita baru yang lebih menarik, penampakan mobil hitam misterius miliknya akan menghilang tak berbekas. Tapi dia masih ingin tahu siapa sebenarnya penulis yang melihat mobilnya melewati jalan. Padahal dia selalu berangkat saat menjelang tengah malam.

Satu Minggu berlalu dan muncul berita baru tentang seorang aktris pusat kota yang memiliki skandal dengan walikota baru. Seperti perkiraan pria itu, berita tentang mobil hitam misterius tidak lagi dibicarakan banyak orang.

Sebelum tengah malam, mobil hitam tanpa plat kembali keluar dari gerbang besar berderak. Mobil melaju kencang, membelah dinginnya malam menuju sebuah apartemen bertingkat tiga.

Seseorang datang menghampiri mobil hitam itu dan membicarakan sesuatu pada pengawal pria itu.

"Baik"

Pengawal keluar dari mobil membuka pintu dan mempersilahkan pria itu keluar. Aura mengerikan segera menyelimuti area apartemen yang sepi. Seseorang yang menghampiri mobil membawa keduanya ke sebuah pintu menuju ke salah satu apartemen.

"Silahkan Tuan" kata pengawal lalu meninggalkan apartemen dengan orang suruhannya.

Pria itu melihat-lihat apartemen dengan satu kamar yang tidak tertata dengan baik. Dia tidak menyentuh apapun dan memilih sebuah sudut tergelap di dalam apartemen. Berdiri disana menunggu sang pemilik apartemen datang dari acara makan malam yang terlambat.

Lima belas menit kemudian, kenop pintu diputar dan seorang wanita dengan laki-laki yang jelas lebih tua masuk ke apartemen. Suara kecupan yang tak berhenti mengikuti langkah terhuyung mereka ke arah sofa.

"Cepat, cepat. Aku harus segera pulang ke rumah" kata laki-laki yang memiliki perut buncit dan kaki pendek.

"Apapun yang Anda inginkan yang mulia" jawab wanita itu dengan nada merayu yang menjijikkan. Pria itu menekan tongkat ke lantai, merasa tidak suka dengan yang didengarnya.

"Masukkan, cepat masukkan!" perintah laki-laki itu tidak sabar.

Sang wanita membuka semua baju uang dipakainya. Lalu berlutut di depan laki-laki tua buncit yang duduk di sofa. Keduanya menimbulkan suara percintaan yang menjijikkan, membuat pria yang sedang melihatnya dari pojok tergelap ruangan memalingkan wajah.

Lima menit kemudian, keduanya berganti gaya, tapi laki-laki itu tidak bertahan lama.

"Sudah, sudah. Aku harus pulang" kata laki-laki itu melompati wanita yang sudah memuaskannya.

"Tapi Yang Mulia walikota. Anda berjanji untuk menghabiskan malam ini dengan saya" keluh wanita itu manja.

"Aku baru saja terpilih menjadi walikota. Kau ingin membuatku menjadi rakyat biasa lagi?"

"Tidak yang mulia, saya hanya terlalu rindu"

"Aku yang datang kepadamu. Jangan membuat masalah dan diam di tempatmu!" kata walikota lalu pergi meninggalkan wanita itu sendiri.

Sedetik setelah walikota pergi, wanita itu meludah ke samping.

"Laki-laki sialan. Kau pikir kau siapa? Kalau kau bukan walikota, aku tidak akan pernah mau kau sentuh" ucap wanita itu lalu menghabiskan banyak waktu di kamar mandi.

Pria itu bergerak dari tempatnya berdiri. Melihat pakaian berserakan di depannya pria itu memejamkan mata lalu membuka pintu dengan perlahan dan melangkah pergi dari apartemen.

Pengawal yang melihat pria itu ada di luar gedung apartemen segera keluar dan membuka pintu mobil untuk majikannya.

"Silahkan Tuan"

Mobil hitam tak memiliki plat itu bergerak kembali ke jalan pusat kota. Melaju kencang menuju jalan sepi kurang penerangan dan menghilang diantara kabut yang turun.

Pagi hari datang dan pria itu masih berbaring di atas ranjangnya. Dia hanya diam disana lalu pintu kamar terbuka. Suara troli makanan dibawa masuk, mengganggu ketenangannya. Dia memejamkan mata dan menunggu suara itu menghilang.

"Selamat pagi Tuan, saya membawa sarapan untuk Anda"

Terdengar suara piring yang diletakkan di atas meja, tapi pria itu tidak bergerak sedikitpun.

"Ada acara yang harus Anda hadiri malam akhir pekan ini. Pesta pelantikan walikota baru. Anda harus menghadiri acara itu. Saya telah memesan setelan baru untuk Anda" kata kepala pelayan tua itu lalu keluar dari kamar tanpa berusaha membuat majikannya bangkit dari ranjang.

Pria itu membuka mata, duduk lalu berjalan mengambil undangan pesta yang dimaksud kepala pelayan. Melihat nama walikota di undangan itu mengingatkannya pada kejadian yang disaksikannya semalam. Perutnya mual dan dia tidak berniat menyentuh makanan yang ada di atas meja.

Dua malam kemudian, mobil hitam tanpa plat nomor keluar lagi dari gerbang besar tua yang berderak.

Mobil melewati jalan lurus sepi yang gelap dan sampai di sebuah area perumahan kalangan atas. Mobil hitam berhenti di balik tembok gedung serbaguna, menyembunyikan bayangannya. Lalu seseorang mendekat ke mobil itu dan berbicara dengan pengawal yang membuka jendela mobil.

Pria berwajah pucat itu menunggu dan melihat-lihat lingkungan tempatnya berada sekarang. Tiba-tiba dia menangkap sebuah bayangan yang bergerak dari sebuah pohon besar. Sebuah tas berwarna putih terlihat jelas oleh matanya.

Saat pengawal keluar dari mobil dan berbicara dengan orang suruhannya. Pria itu membuka pintu mobil, berjalan tanpa suara ke arah pohon yang dicurigainya. Di balik pohon itu ternyata ada seorang gadis dengan jaket bertudung warna hitam sedang mengarahkan ponsel ke arah mobil.

Pria itu melangkah perlahan mendekati gadis itu. Menyebarkan obat yang selalu dia bawa untuk menjaga aksinya tetap tersembunyi ke udara di sekitar mereka. Dan dalam hitungan detik, tubuh gadis itu jatuh ke tanah.

Dia menatap wajah gadis yang berbaring di tanah. Memakai pakaian serba hitam, menutupi rambut dengan tudung jaket, mengarahkan kamera ponsel ke mobilnya. Semua itu menandakan bahwa penulis artikel yang dicarinya, secara tidak sengaja telah menunjukkan diri.

Pria itu memeriksa ponsel yang juga terjatuh tidak jauh dari gadis itu. Membersihkan foto-foto mobil yang diambil oleh gadis itu dan memanggil pengawalnya.

"Bereskan!" kata pria itu lalu kembali ke mobil setelah memerintahkan pengawalnya membereskan gadis itu.

Orang suruhan pengawal yang kemudian mengurus gadis itu. Pria itu tidak peduli karena tidak menganggap kejadian ini penting. Baik artikel maupun keingintahuan gadis itu tidak membuat pengaruh apapun dalam hidupnya. Dan itu memang benar.

Mobil hitam tanpa plat nomor kembali melaju di jalanan pusat kota. Masuk ke dalam pertigaan kota kemudian menghilang begitu saja. Meninggalkan gadis yang tidur di rumahnya, tidak mengingat apapun yang telah terjadi padanya semalam.

Terpopuler

Comments

Selfi Azna

Selfi Azna

keren...

2024-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!