Gerbang tinggi besar mengeluarkan suara derak kasar yang menakutkan. Sebuah mobil keluar dari gerbang dan berjalan lurus ke pusat kota. Hujan deras yang terus turun sejak matahari tenggelam, membuat mobil itu seperti melayang di atas air.
Sesampainya di pusat kota, mobil itu berhenti di sebuah pertigaan. Menunggu lampu merah berubah hijau. Sesaat kemudian mobil itu kembali meluncur ke sebuah gedung apartemen yang memiliki sepuluh lantai.
"Silahkan Tuan"
Seorang pria dengan pakaian serta mantel serba hitam kembali keluar dari mobil. Tanpa bicara berjalan di belakang pengawalnya menuju lift yang mengantar mereka ke lantai tujuh. Orang lain sudah menunggu di depan kamar apartemen dan mempersilahkan pria itu masuk.
Pria itu melihat kursi yang ada di depan ranjang dan duduk disana. Tanpa bicara, pria itu menatap tubuh seorang wanita yang berbaring di atas ranjang. Wanita itu sedang tidur, tidak menggunakan sehelai benangpun.
Satu jam kemudian, pria itu bangkit dari kursinya. Menuju pintu dan keluar dari kamar apartemen itu tanpa mengatakan apapun. Orang yang menunggu sebelum dia datang segera mengambil kursi yang dipakai pria itu dan menghapus jejak keberadaannya dalam kamar apartemen. Lalu orang itu menuju ke lantai bawah dan menerima amplop berisi uang yang dijanjikan oleh pengawal pria itu.
Setelah menyelesaikan semuanya, mobil hitam tanpa plat mobil itu kembali melaju di jalanan pusat kota. Melewati jalan lurus dengan penerangan minim dan menunggu gerbang besar untuk terbuka.
"Kreekkkk krekkkkk" suara gerbang terbuka. Mobil itu segera masuk ke dalam dan gerbang kembali menutup. Mobil hitam melaju di jalanan berbatu dan sampai di sebuah kastil besar yang gelap.
"Silahkan Tuan" kata pengawal yang membuka pintu mobil.
Pria dengan wajah pucat dan kurus itu berjalan masuk ke dalam kastil. Seorang kepala pelayan tua menyambutnya dengan segelas kopi panas.
"Tidurlah" kata pria itu pada pelayannya yang setia.
"Baik Tuan" jawab kepala pelayan yang sudah melewati masa pensiunnya itu.
Pria itu kembali berjalan di dalam kastil, menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Sebuah pintu dengan hiasan ornamen berwarna emas terbuka dengan sekali hentak. Pria itu masuk ke dalamnya dan berbaring di atas ranjang. Tanpa melepas mantel dan pakaiannya, bahkan sepatu dan kaos kakinya.
Keesokan harinya, seorang pelayan wanita masuk ke dalam kamar itu. Meletakkan segelas teh panas di meja dekat ranjang dan membuka tirai yang ada di dalam kamar. Kecuali tirai yang berada dekat dengan ranjang. Pelayan wanita itu tidak ingin tuan rumahnya terbangun karena sinar matahari. Setelah melakukan tugasnya, pelayan wanita keluar dan menutup pintu kembali.
Sebelum jam sepuluh pagi, pria itu membuka mata. Memaksa dirinya untuk duduk dan minum teh yang telah menjadi hangat. Dia melepas mantel beratnya dan berjalan ke arah kamar mandi. Membersihkan wajah, menyikat gigi lalu mengganti semua pakaiannya dengan yang sudah disiapkan oleh pelayannya.
Pria itu keluar dari kamar, menuju meja makan lalu duduk di kursinya. Makanan segera disiapkan di depannya oleh dua pelayan lainnya. Dia mulai makan lalu terdengar suara riuh pekerja di perkebunan anggur yang ada di dekat kastil.
"Para pekerja sedang menyiangi daun anggur" jelas kepala pelayan tua yang datang menghampiri majikannya.
"Iya" jawab pria itu lalu melanjutkan makan.
"Tuan akan pergi ke kilang anggur hari ini?" tanya kepala pelayan.
"Iya"
Setelah mendapatkan jawaban singkat dari majikannya, kepala pelayan tua itu pergi ke ruang kerja. Mengambil tas kerja dan menyerahkannya ke pengawal yang baru saja masuk ke dalam kastil.
"Pastikan Tuan muda makan siang di kilang anggur nanti" pesan kepala pelayan itu pada pengawal.
"Baik"
Sesudah makan, pria itu bangkit dari kursi, menerima mantel berwarna coklatnya dan keluar dari kastil. Kali ini dia melihat mobil putih yang telah disiapkan dan segera masuk ke dalamnya.
Mobil keluar dari kawasan perkebunan anggur, menuju area dengan rumah dan gudang besar yang merupakan kilang anggur dari perkebunannya. Dia keluar dari mobil dan berjalan menuju kilang dengan pengawalnya. Melihat-lihat untuk sementara dan menuju sebuah rumah yang dijadikan kantor untuk kilang itu.
Seseorang dengan plat nama manajer berlari kencang ke arah kantor dengan setumpuk berkas. Manajer menyerahkan semua berkas yang dibawanya ke pengawal yang kemudian dibawa masuk ke dalam ruangan gelap pemilik kilang anggur.
"Tuan" kata pengawal itu lalu meletakkan semua berkas di meja majikannya.
"Iya" jawab pria itu.
Setelah pengawalnya keluar ruangan, pria itu menyalakan lampu meja dan mulai bekerja. Memeriksa laporan kilang anggur yang dimiliki keluarganya selama lebih dari seratus tahun.
Dua, tiga jam berlalu dengan cepat dan pengawal meminta ijin agar dapat masuk ke dalam ruangan.
"Tuan, saatnya Anda makan siang. Manajer telah menyiapkan makan siang sesuai dengan permintaan kepala pelayan" lapornya lalu menyuruh pekerja kilang meletakkan troli makanan di dalam ruangan.
Pria itu hanya melihat sebentar dan kembali tenggelam dalam pekerjaannya.
"Tuan, kepala pelayan meminta saya memastikan Anda makan siang" kata pengawal masih tetap berdiri di dalam ruangan.
"Pergilah!" perintah pria itu dan pengawal tidak punya cara lain selain menurut.
Pria itu kembali bekerja dan tidak mempedulikan waktu. Sebelum tengah malam pria itu menyelesaikan semua pekerjaan, keluar dari ruangan dan melihat pengawalnya telah bersiap di sebelah mobil. Manajer menyapanya sebelum pergi, tapi dia tidak menanggapi. Dia hanya masuk ke dalam mobil dan kembali ke kastilnya yang gelap.
"Anda tidak makan siang hari ini, saya akan menyiapkan sesuatu dan meletakkannya di kamar" kata kepala pelayan yang menyambutnya di dalam kastil. Pria itu tidak bergeming dan terus melangkah ke arah kamarnya.
"Pikirkan tentang kesehatan Anda Tuan. Setelah saya meninggal, tidak akan ada lagi yang melayani Anda seperti saya" lanjut kepala pelayan berhasil menghentikan langkah pria itu.
"KAU JUGA INGIN CEPAT PERGI???" teriak pria itu menggema di seluruh kastil. Membuat beberapa gagak yang berdiam di atas kastil terbang tak tentu arah. Teriakan itu juga berhasil membangunkan semua penghuni kastil yang terlelap.
"Tuan"
Tanpa berkata lagi, pria itu meninggalkan ruang tengah dan masuk ke dalam kamarnya. Dia melempar mantel ke lantai dan menjatuhkan diri di atas ranjang. Kepalanya terasa sangat sakit saat dia mengingat kata-kata kepala pelayan.
"Semua orang pergi meninggalkanku" bisiknya lalu menutup mata dengan lengannya.
Malam di kastil kembali hening. Tapi pria itu bangun dari ranjang. Dia memakai pakaian serba hitamnya dan keluar dari kamar. Hanya pengawal yang menyambutnya karena semua pelayan sudah terlelap.
"Tuan harus melihat sesuatu" kata pengawalnya sebelum dia turun ke lantai 1. Pria itu melihat berita di tab yang diberikan oleh pengawalnya. Matanya berkilat menunjukkan emosi yang menakutkan.
"Cari dia!" perintahnya lalu masuk kembali ke kamar. Membatalkan kegiatan yang akan dilakukannya tengah malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nna_
Bagus bgt alur sm tulisannya mudah bgt di pahami, smngttt trs author!!
2024-02-20
3
Tara
wah.. smoga berakhir bahagia🤔🙏
2024-02-14
1